Berita Tanahlaut

Tangkarkan Anggrek Langka, Warga Tanahlaut ini Terus 'Berburu' ke Sejumlah Daerah

Anggun Angkasa Bela Persada. Warga Karangjawa hingga sekarang tetap konsisten sebagai penangkar anggrek langka

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/roy
Anggun Angkasa Bela Persada telaten merawat tanaman anggreknya di tempat penangkarannya di Karangjawa, Pelaihari. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Jika umumnya orang lain membudidayakan anggrek untuk dijual, tak demikian dengan Anggun Angkasa Bela Persada. Warga Karangjawa, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), ini hingga sekarang tetap konsisten sebagai penangkar.

Koleksi anggreknya telah cukup banyak.

Namun begitu, bapak dua anak ini tetap terus 'berburu' anggrek ke sejumlah daerah.

Tak cuma di Kalimantan, tapi juga hingga ke luar pulau.

Terkini yang baru datang yakni jenis panda yang ia beli dari Jawa Timur.

Baca juga: Setelah Dikalungi Melati, Tiga Bintara Baru Polres Tanahlaut Basah Kuyup Dimandikan Bupati

Baca juga: Produk IKM Tanahlaut di Gerai Drekanasda Kian Laris, Sehari Bisa Laku hingga Puluhan Juta

Jumlahnya pun lumayan banyak dan sekarang sedang ia tanam di media tumbuh serabut kelapa berupa tali yang dililitkan ke batang kayu.

Selanjutnya ia gantung di tempat penangkarannya di atas lahan seluas 12x18 meter.

Jaraknya hanya sekitar 100 meter dari kediamannya.

Tempat penangkarannya itu penuh dengan aneka jenis anggrek, kantung semar, dan sejumlah tanaman lainnya.

Beberapa warga Tanahlaut mengetahui aktivitas penangkaran anggrek yang dilakukan Angkasa tersebut, mengaku sangat tertarik dan ingin membeli.

Contohnya Parhani, warga Saranghalang, Pelaihari.

"Saya lihat video angrek-anggrek Pak Angkasa yang beredar di sosmed. Bagus-bagus banget, saya ingin banget membelinya," ucapnya, Senin (10/1/2022).

Ia mengaku dalam waktu dekat ingin berkunjung ke tempat penangkaran anggrek tersebut.

"Siapa tahu kan bisa membelinya meski kabarnya hanya ditangkarkan saja. Paling tidak bisa melihat langsung dari dekat," tandasnya.

Kepada banjarmasinpost.co.id, Angkasa menuturkan sementara ini dirinya memang fokus pada penangkaran dan bukan untuk orientasi ekonomi atau jual beli.

"Niat saya untuk melestarikan tanaman yang langka terutama anggrek dan kantung semar," ucapnya.

Namun suatu saat ini, lanjut Angkasa, mungkin bisa saja sebagiannya dapat dimiliki masyarakat umum jika sangat menginginkan.

Tapi, jika ia telah berhasil membiakkan dalam jumlah banyak dan tumbuh subur.

Lelaki ramah yang berprofesi sebagai dosen ini menerangkan hingga sekarang pun dirinya juga masih terus mencari anggrek dari luar Tala.

Baca juga: Putra Korban Tenggelam di Irigasi Kelurahan Mentaos Banjarbaru Menangis Melihat Ibunya Terbujur Kaku

Baca juga: Harga Minyak Goreng Masih Mahal, Pemilik Kedai Gorengan Pelaihari ini Pasrah Pendapatan Susut

Hampir tiap bulan ia memesan anggrek langka dari sejumlah daerah.

Bahkan adakalanya dalam sebulan hingga beberapa kali pesanannya datang.

Salah satu anggrek langka yang ada di tempat penangkarannya yakni anggrek hitam khas Tala.

Juga ada anggrek hitam khas Kalimantan Tengah dan dari Kalimantan Timur.

Masing-masing memiliki ciri khas tersendiri.

Anggrek hitam Tanahlaut misalnya ciri khasnya yakni batang bagian bawah membesar seperti sendok jumbo dan agak tebal, sedangkan anggrek hitam khas Kalteng batang bawahnya mirip cuma tipis.

"Nah, kalau anggrek hitam khas Kaltim juga sama, tapi bedanya daunnya panjang. Kalau bagi saya yang paling eksotis anggrek hitam khas Tala," papar Angkasa.

Ia menyebutkan jumlah anggrek hitam khas Tala yang ia tangkarkan sekitar 1.000 batang pada sekitar 100 pot.

Sekitar tiga tahun lalu ia mendapatkannya di pegunungan Bajuin di Kecamatan Bajuin, Tala.

"Dulu saja sudah susah nyarinya. Sekarang sudah tidak ada lagi di alam liar," sebut Angkasa.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved