Tradisi Aruh Ambatur di Balangan
Ada Prosesi Tombak Kerbau, Tradisi Aruh Adat Ambatur di Balangan untuk Orang Meninggal
Tradisi Aruh Adat Ambatur di Balangan untuk Orang Meninggal. Tradisi ini, diwarnai dengan prosesi tombak kerbau
Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN - Satu ekor kerbau dijadikan hewan kurban untuk orang yang telah meninggal. Kerbau ini dianggap menjadi kendaraan bagi pihak keluarga yang sudah wafat.
Begitulah kepercayaan yang dianut oleh warga adat dayak di Kabupaten Balangan, utamanya di Desa Kapul, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan.
Dikemas dalam pelaksanaan aruh adat mambatur atau ambatur atau nimbuk, menombak kerbau menjadi satu agenda yang dijalankan.
Namun ini hanya berlaku bagi yang mampu. Apabila tidak bisa, maka cukup menyebelih ayam saja.
Baca juga: Aruh Ambatur Suku Dayak Digelar, Begini Suasana Kebersamaan di Desa Kapul Balangan
Baca juga: KalselPedia - Balai Adat Ulin Limpak Pusat Ritual Aruh Ada di Desa Kindingan Kabupaten HST
Kerbau yang ditombak, disiapkan untuk kemudian dipotong dan disajikan kepada masyarakat saat sudah dimasak.
Para warga desa pun bergotong royong untuk pelaksanaan aruh tersebut, mulai dari memotong sayur mayur hingga memotong daging kemudian memasaknya. Tak pandang bulu, semua kalangan masyarakat turut membantu.
Penyelenggara aruh adat ambatur, Lelu Dinata menyiapkan satu ekor kerbau untuk hadiah bagi keluarganya yang telah tiada.
Baca juga: Panen Selesai, Warga Dayak di Labuhan HST Lalukan Aruh Adat Tanda Syukur dan Tolak Bala
Lelu mengatakan, menurut kepercayaan masyarakat setempat, prosesi tersebut dimaksudkan untuk membuat rumah bagi mereka yang telah tiada. Kemudian persembahan kerbau sebagai kendaraannya.
Lelu memperingati kematian orangtua dan anaknya. Dimana kerbau jantan dikorbankan dan bisa ditujukan untuk 14 orang yang dimakamkan pada satu kawasan pemakaman.
(banjarmasinpost.co.id/isti rohayanti)