Religi

Doa Buka Puasa Sesuai Ajaran Nabi Muhammad SAW Diungkap UAH, Ingatkan Tak Perlu Diperdebatkan

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, doa berbuka puasa lebih tepat dibaca saat waktu adzan berkumandang atau waktu berbuka tiba.

Penulis: Mariana | Editor: M.Risman Noor
HUMPRO SETDAKO BANJARBARU
Wali Kota HM Aditya Mufti Ariffin SH MH, didampingi Wakil Wali Kota Wartono SE (ujung kanan), beri sambutan pada acara buka puasa bersama Camat, Lurah, tokoh dan perwakilan warga se Kecamatan Banjarbaru Utara, di Aula Gawi Sabarataan Pemerintah Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (28/4/2021). 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Amalan yang diperintahkan Allah dan kerap dilaksanakan dan dianjurkan Rasulullah SAW yakni puasa.

Tata cara berpuasa yakni diawali niat, disunnahkan sahur sebelum terbit fajar, dan diakhir dengan berbuka bertepatan adzan maghrib.

Sebelum menyantap makanan berbuka, biasanya dianjurkan membaca doa terlebih dahulu.

Doa yang seperti apa sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW?

Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan, doa berbuka puasa lebih tepat dibaca saat waktu adzan berkumandang atau waktu berbuka tiba.

"Kita ambil salah satu yang jarang diperdebatkan hadist riwayat At-Tirmidzi nomor hadist 2357 riwayat sahabat Ibnu Omar," terang Ustadz Adi Hidayat dikutp Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.

Baca juga: Shalat Tahajud saat Sahur Dijelaskan Ustadz Adi Hidayat, Perbanyak Istighfar kepada Allah

Baca juga: Amalan di Malam Nisfu Syaban, Buya Yahya Jelaskan Mengenai Shalat Tasbih

Hadist tersebut adalah sebagai berikut:

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

'Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah'

Artinya: "Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah (jika Allah menghendaki)."

Dari hadist tersebut terdapat dua pendapat tentang cara makan dan berdoa bagi umat muslim.

Ustadz Adi Hidayat menguraikan, pendapat pertama mengacu pada arti dari hadist tersebut telah hilang dahaga, maka dapat diartikan minum terlebih dahulu kemudian membaca doa.

"Pada hal ini ada yang mengamalkan baca bismillah dulu, minum, baru membaca doa tersebut, kemudian dilanjutkan dengan mencicipi kurma dan makan makanan lainnya," ujarnya.

Pendapat kedua doa itu dibaca ketika berbuka sebelum minum dan makan, sebagaimana hal ini sebagai jaminan ketenangan yang diberikan Allah SWT.

Meski ada dua pendapat, Ustadz Adi Hidayat mengatakan tak ada yang perlu dipertentangkan. Dibaca sebelum dan sesudah bukan suatu masalah, asalkan membaca doa.

Doa tersebut dikatakan Ustadz Adi Hidayat adalah doa pengantar, sebab bagi umat Islam yang berpuasa hendaknya memperbanyak doa.

Masyarakat yang akan berbuka puasa di Masjid Agung Riyadus Shalihin, Kota Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, Senin (10/5/2021) petang.
Masyarakat yang akan berbuka puasa di Masjid Agung Riyadus Shalihin, Kota Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, Senin (10/5/2021) petang. (BANJARMASINPOST.CO.ID/HANANI)

"Berdasarkan hadis shahih, ada tiga golongan yang sulit ditolak doanya, di antaranya pemimpin yang adil, dan orang yang berpuasa, saat berbuka adalah saat mustajab untuk berdoa," ujarnya.

Ada dua pahala yang didapat orang berpuasa yakni mengabulkan doa yang dimohonkan dan diberikan pahala puasa saat tiba di akhirat.

Saat berbuka, senantiasa memanjatkan permohonan keberkahan, kesehatan, dan keselamatan bagi diri sendiri dan keluarga.

"Kalau dibahasa-arabkan kurang lebih Allaahummalakasumtu wabika amantu wa'aa rizkika aftortu birohmatika yaa arhamarra himiin begitu maknanya," tukas Ustadz Adi Hidayat.

Baca juga: Hukum Utang Puasa Ramadhan Orangtua Meninggal Dijabarkan UAS, Ahli Waris Wajib Mengqadha

Niat Puasa Wajib dan Sunnah

1. Niat Puasa Ramadhan

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghodin 'an adaa'i fardhi syahri romadhoona hadihis-sanati lillahi ta'aalaa."

Artinya: Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di Bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta'aala.

2. Niat Puasa Hari Senin

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu Sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi taa'ala

Artinya: "Saya niat puasa hari Senin, sunah karena Allah ta'ala."

3. Niat Puasa Hari Kamis

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: "Saya niat puasa hari Kamis, sunah karena Allah ta'ala."

4. Puasa Ayyamul Bidh

Adapun niat melaksanakan Puasa Ayyamul Bidh adalah sebagai berikut:

َوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

NAWAITU SAUMA AYYAMI BIDH SUNNATAN LILLAHI TA’ALA

Artinya: “Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunnah karena Allah ta’ala.”

Baca juga: Jadwal dan Niat Puasa Nisfu, Berikut Pandangan Ustadz Abdul Somad Mengenai Puasa Pertengahan Syaban

5. Puasa Daud

Berikut bacaan Niat Puasa Daud:

نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

NAWAITU SHAUMA DAAWUDA SUNNATAL LILLAHI TA’ALA

Artinya : "Saya niat puasa Daud, sunah karena Allah Ta'ala"

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved