Liga Champions

Nasib Pochettino Setelah PSG Tersingkir dari Liga Champions, Pelatih Lionel Messi Tetap Pede

Nasib Mauricio Pochettino Setelah PSG Tersingkir dari Liga Champions, Pelatih Lionel Messi Tetap Pede

Penulis: Aprianto | Editor: Rendy Nicko
BolaSport.com
Nasib Mauricio Pochettino Setelah PSG Tersingkir dari Liga Champions, Pelatih Lionel Messi Tetap Pede 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Masa depan pelatih Paris Saint-Germain (PSG) Mauricio Pochettino di Paris sepertinya semakin nyata untuk berhenti melatih Lionel Messi cs.

PSG telah tersingkir dari Liga Champions usai dikalahkan Real Madrid dengan agregat 2-3 di Barnebeu. Nasib Mauricio Pochettino keluar dari PSG makin nyata.

Membanggakan keunggulan 1-0 dari leg pertama, PSG akan melaju ke perempat final setelah Kylian Mbappe membuat raksasa Prancis unggul agregat 2-0.

Namun, PSG menyerah di Bernabeu ketika hat-trick Karim Benzema, memaksa PSG menunggu setidaknya satu tahun lagi untuk mahkota Liga Champions pertama kali.

Baca juga: Karim Benzema Pecahkan Rekor Terbaru di Liga Champions, Kalahkan Striker AC Milan

Baca juga: TAK Live SCTV! Line Up & Link Streaming Norwich vs Chelsea di TV Online Liga Inggris Malam Ini

Baca juga: LIVE Indosiar! Line Up & Live Streaming Persebaya vs Persik di Liga 1 Jam 16.00 WIB, Taisei Main

Masa depan Pochettino di kursi panas sekarang diragukan lagi setelah patah hati di Eropa dini hari tadi, tetapi pelatih Argentina itu menjawab pertanyaan tentang permainan setelah pertandingan.

Dilansir dari RMC Sport, Kamis, (10/3/2022), Pochettino mengatakan tidak mungkin untuk membahasnya sekarang, ini bukan saat yang tepat. 

"Kami sangat kecewa malam ini. Kami semua harus bangkit karena ini adalah waktu yang sulit bagi kami," kata Pochettino.

PSG dikatakannya mengejar Liga Champions selama beberapa tahun.

"Saya benar-benar kecewa, kesal, tetapi hal-hal ini bisa terjadi. Beberapa minggu ke depan tidak akan mudah," lanjutnya.

Terlepas dari permintaan manajer, simpati untuk PSG tidak mencukupi.

Hasilnya menggemakan kekalahan agregat 6-5 dari Barcelona di Liga Champions pada 2017 ketika mereka unggul 4-0 dari leg pertama.

Sementara pemain bintang musim panas Lionel Messi juga mengalami kekalahan serupa saat bermain untuk Barcelona melawan Roma pada 2018 dan Liverpool pada 2019.

PSG kini tersingkir di babak 16 besar Liga Champions dalam empat dari enam edisi terakhir turnamen dan sekarang hanya memiliki gelar Ligue 1 yang tersisa untuk diperjuangkan musim ini.

Mauricio Pochettino menegaskan dia tahu siapa yang harus disalahkan atas runtuhnya Liga Champions PSG.

Mantan bos Tottenham melihat jatuh dari keunggulan agregat 2-0 menjadi kekalahan 3-2 ketika Karim Benzema mencetak hat-trick yang menakjubkan untuk mengirim tuan rumah lolos ke delapan besar

Mauricio Pochettino menyalahkan dan bahwa gol pertama Karim Benzema seharusnya tidak berlaku.

Benzema mencetak hat-trick babak kedua yang menakjubkan saat Real bangkit dari ketertinggalan 2-0 secara agregat untuk mengalahkan PSG 3-2 dalam dua leg , dengan serangan Kylian Mbappe di kedua pertandingan akhirnya terbukti sia-sia.

Gol pertama Real terjadi setelah Benzema menutup gawang PSG, Gianluigi Donnarumma, memaksa pemain Italia itu melakukan kesalahan yang akhirnya berakhir dengan tembakan Benzema.

Pochettino merasa Donnarumma dilanggar oleh penyerang, dan marah karena VAR tidak campur tangan.

"Gol pertama Real mengubah pertandingan," kata bos Argentina itu kepada Canal+.

Dia ingin tahu apa yang dilakukan VAR karena baginya ada sesuatu yang lain. Sayang sekali, ketika Anda melihat aksinya. Itu pelanggaran.

“Setelah itu, pertandingan berubah. Selama 60 menit kami mendominasi, gol itu mengubah segalanya.

Tidak mungkin untuk tidak membicarakan kesalahan besar yang dibuat oleh wasit ini. Sulit untuk tidak menerimanya.

"Sungguh luar biasa bahwa ini terjadi pada tahun 2022," katanya menyindir.

Komentator BT Sport, Rio Ferdinand , membidik karakter para pemain PSG.

"Ini bukan sesuatu yang mengejutkan karena kita telah melihat berkali-kali di fase gugur Liga Champions saat PSG menekan tombol penghancuran diri," katanya.

Ini adalah mentalitas, mungkin budaya klub. Ini bukan sesuatu yang baru di klub.

Mereka memiliki bakat fantastis dalam skuat, tetapi ketika mentalitas tidak tepat pada hari itu, Anda harus tetap dalam permainan. 

Mereka tidak melakukan itu. Itu adalah bagian dari budaya yang mendarah daging di PSG.

Rekan cendekiawan dan mantan pemain Real Madrid Steve McManaman menambahkan Itu adalah malam yang brilian untuk Karim Benzema dan khususnya Real Madrid.

"Kami mengharapkan PSG untuk terurai. Mereka melakukan apa yang selalu mereka lakukan, ketika mereka berada di bawah tekanan, mereka mencair. Tidak ada organisasi dan tidak ada kepemimpinan. Malam bersejarah lainnya untuk Real," bebernya.

(banjarmasinpost.co.id/aprianto)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved