Berita HST
SD Papagaran Lapuk, Lazismu HST Rehab Bangunan Sekolah dan Bantu 16 Set Meja Kursi
Kondisi sekolah dasar filial Haruyan Dayak 2 di Papagaran, Desa Patikalain, Kecamatan Hantakan, Kabupaten HST memprihatinkan
Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Kondisi sekolah dasar filial Haruyan Dayak 2 di Papagaran, Desa Patikalain, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) memprihatinkan.
Sekolah di lereng pegunungan Meratus yang terdiri tiga kelas tersebut tak tersentuh bantuan pemerintah.
Lazizmu Kabupaten HST berkunjung langsung ke sekolah itupun, memberikan bantuan.
Wakil Ketua Bidang Foundrising Lazizmu HST, Fuad Rahman, kepada banjarmasinpost.co.id, Selasa (21/3/2022) mengatakan, bantuan berupa 16 set meja dan kursi telah diserahkan Lazizmu HST.
Baca juga: Gelar Pengajian Umum, Lazismu Kabupaten HST Hadirkan Ustaz Zainul Muslimin dari Jatim
Baca juga: Sambangi Korban Banjir Paser Kaltim, Lazismu dan Aliansi Tabalong Salurkan Bantuan Sembako
Baca juga: Komunitas Xpander X-MOC Serahkan 260 Paket Sembako ke Lazismu Al Jihad Banjarmasin
“Penyerahan dilaksanakan 21 Maret 2022, oleh amil-amil Lazismu HST didampingi oleh Ustadz Zainul Muslimin dari Lazismu Jawa Timur,”kata Fuad.
Sebelunya bekerjasama dengan ULM, pihaknya melakukan rehab tiga ruang kelas. Sebagian besar dinding dan lantainya sudah mengalami lapuk. Sedangkan atapnya banyak yang bocor. Adapun dana rehabnya di-support Lazismu HST.
“Untuk dinding lapuk kami lapis dengan plywood, sebagian diganti papan. Sedangkan kursi dan meja yang juga lapuk dibelikan baru. Harapannya, anak-anak kembali semangat bersekolah,”katanya.
Dijelaskan, di sekolah tersebut hanya ada tiga kelas, yaitu 1,2, dan 3. Untuk melanjutkan ke kelas 4,5 dan 6, anak-anak harus ke sekolah induknya, yaitu di SDN 2 Haruyan Dayak di Desa Patikalain.
Waktu tempuh sekitar 15 sampai 20 menit ke sekolah induk melewati jalan berbatu dengan turunan curam dan tanjakan cukup ekstrem saat pulang ke Papagaran.
Untuk tiga kelas di Papagaran itu, hanya ada satu guru honor, yang sekaligus kepala sekolah, yaitu Sikur.
“Kepseknya sangat mengidamkan sarana dan prasarana yang layak, tapi tak kunjung terealisasi. Untuk itu Lazizmu mengambil peran memenuhi kebutuhan tersebut,”kata Fuad.
Baca juga: KalselPedia - Program Save Our School dari Lazismu
Meski di tengah keterbatasan, wanak-anak setempat sampai sekarang tetap sekolah, meski dengan jumlah siswa minim.
“Sebelumnya,MDMC dan Pemuda Muhammdiyah Kalsel sudah dua kali melakukan rehab kecil bangunan SD yang hanya satu ruangan bisa difungsikan dari dua ruangan tersedia. Selain rusak berat dan tak layak, ketersediaan gurunya pun jadi persoalan,”kata Fuad Rahman. (banjarmasinpost.co.id/hanani)
