Berita HSS
Aneka Mebel Perajin HSU Dipasarkan di Pinggir Jalan Pasar Keramat HST
Tiap Sabtu, yang merupakan hari besar Pasar Barabai diramaikan pedagang tak hanya dari HST, tapi juga HSU dan Nagara, HSS.
Penulis: Hanani | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Aneka produk mebel berbahan kayu hutan buatan perajin dari Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, menghiasi jalan di kawasan Taman Keramat, Pasar Keramat Barabai.
Tiap Sabtu, yang merupakan hari besar Pasar Barabai tersebut diramaikan pedagang tak hanya dari HST, tapi juga HSU dan Nagara, HSS.
Para pedagang tersebut menjual produk kerajinan masing-masing daerah.
Pantauan banjarmasinpost.co.id, Sabtu (9/4/2022), salah satu yang menarik perhatian pengunjung pasar adalah digelarnya aneka hasil kerajinan kayu di pinggir jalan kawasan tersebut.
Baca juga: Akhiri Hidup Pada Seutas Tali, Pemuda HST Kalsel Ini Disebut-Sebut Kecanduan Judi Online
Baca juga: Ditemukan Akhiri Hidup Dengan Cara Ini, Pemuda HST Kalsel Dikenal Anak Berbakti
Seperti meja dan kursi café, lemari laci, rak TV, kursi rotan serta aneka lampit berbahan rotan serta bidai dan partisi.
Pedagang yang juga perajin mebel asal HSU, Agung Ma'rubin, mengatakan sebagian produk yang dijualnya diproduksi sendiri.
Sebagian lagi produk perajin lain yang dia pasarkan ke wilayah HST.
“Alhamdulillah, pembelinya lumayan. Pascabanjir bandang banyak warga Barabai yang beralih ke perabotan kayu buatan kami. Dulu pakai mebel berbahan partikel,” katanya.
Menurut Agung, produk kerajinan kayu ini dipasarkan ke HST hanya pada Sabtu, dengan harga yang masih bisa nego.
Mulai Rp 20 ribuan sampai Rp 500 ribuan per item.
“Kami juga menerima pesanan, dan pembeli bisa request ukuran dengan harga menyesuaikan,” katanya.
Dijelaskan, selama ini produk yang laku seperti meja dan kursi lipat yang bisa dimasukkan ke dalam mobil, untuk piknik keluarga.
“Kalau untuk lampit rotan, ada yang dibuat menggunakan mesin dengan kualitas eksport, ada juga yang buatan tangan,cetusnya.
Baca juga: Disnaker Tapin Buka Pos Pengaduan THR 2022, Operasional H-10 Sebelum Lebaran
Harganya dikisaran Rp 120 ribu sampai Rp 400 ribu per lembar lampit, tergantung ukuran.
Mengenai bahan baku kayu hutan, Agung mengatakan tak tahu persis dari mana pemasoknya.
“Alhamdulillah bahan kayu selalu tersedia. Perajin mebel sendiri masih eksis, dan sudah banyak melakukan inovasi dan meningkatkan produk agar bisa bersaing dengan produk mebel buatan pabrik berbahan partikel,” katanya.
Sebagai perajin lokal Agung berharap masyarakat lebih memilih membeli karya “orang Banua” sendiri.
Selain membangkitkan perekonomian di daerah, perajin makin semangat berkreasi.
“Bisa dilihat sendiri, hasil karya perajin di HST ini kualitasnya tak kalah dengan buatan Pulau Jawa, walaupun dipasarkan di pinggir jalan,” kata Agung.
(banjarmasinpost.co.id/hanani)