Hepatitis Akut
Di Jawa Timur 114 Suspek Hepatitis Akut, Masyarakat Diminta Terapkan PHBS Ketat
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Erwin Astha Triyono memberikan tips cehag hepatitis akut melalui Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kasus Hepatitis Akut saat ini menjadi perhatian semua pihak termasuk Kementerian Kesehatan RI. Bahkan hepatitis akut disyialir telah menyebar ke daerah-daerah.
Terbaru kabarnya suspek hepatitis akut ada di Jawa Timur. Puluhan anak diduga suspect jaundice (kuning) akut yang bisa jadi berkorelasi dengan hepatitis akut.
Massyarakat khususnya anak-anak diharapkan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Erwin Astha Triyono.
Diketahui saat ini tercatat ada 114 kasus suspect jaundice akut yang ditemukan di 18 kota/kabupaten di Jawa Timur.
Baca juga: Waspada, Hepatitis Akut Misterius Diduga Menyebar ke Daerah, Ada Gejala Ini Segera Periksa
Baca juga: Waspada, Ini Gejala Hepatitis Akut Misterius, Kerap Lakukan Ini Guna Pencegahan
Apa yang harus dilakukan?
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Erwin Astha Triyono mengatakan masyarakat harus menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), terutama anak-anak.
Selain itu, ada beberapa tempat yang sebaiknya dihindari untuk mencegah penularan.
"Untuk sementara agar tidak berenang dulu di kolam renang umum, tidak bermain di playground, serta hindari menyentuh hand railing, knop pintu, dinding yang sering dipegang orang," ucap Erwin di Surabaya, Kamis (5/5/2022).
Waspadai makanan
Dia juga mengimbau agar masyarakat memastikan makanan dalam keadaan bersih dan matang penuh saat dikonsumsi.
Selain itu, masyarakat diminta selalu menggunakan alat makan sendiri.
Kemudian memakai masker, menjaga jarak, serta menghindari kontak dengan orang sakit.
"Untuk mencegah dan mengendalikan penularan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya di Jawa Timur, kami mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati namun tetap tenang," kata Erwin.
Baca juga: Geger Bule Wanita Berpose Tanpa Pakaian di Pohon Tua, Mengaku Menyesal dan Minta Maaf
Baca juga: Kapal Sabuk Nusantara 91 Tabrak Karang di Pulau Setabok Madura, Puluhan Penumpang Dievakuasi
Ketahui gejalanya
Sebagai bentuk pencegahan, Erwin juga meminta masyarakat mewaspadai gejala dari penyakit ini.
Gejala klinisnya antara lain peningkatan enzim hati, sindrom hepatitis akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah).
"Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam," kata dia.
Jika merasakan gejala tersebut, maka dapat memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat agar segera bisa dilakukan observasi dan tindakan.
Untuk mengendalikan penyebaran hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini, Dinkes Jatim telah melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota dan jejaring Dinas Kesehatan, rumah sakit dan puskesmas serta membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor (info IDAI dan PPHI, Patelki/Lab, dll).
"Dinkes Jatim juga terus memantau dan melaporkan kasus suspect hepatitis akut di SKDR, dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak," tutur dia.
Surabaya bersiap
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, sampai saat ini di Kota Surabaya belum ada laporan terkait penemuan kasus hepatitis akut.
Meski begitu, sejak tanggal 28 April 2022, melalui surat edaran, pihaknya telah meminta setiap fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) meningkatkan upaya dan kesiapsiagaan mewaspadai potensi kasus tersebut.
"Surat Edaran itu menindaklanjuti SE Kemenkes RI No HK 02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya pada tanggal 27 April 2022," kata Nanik saat dihubungi, Kamis (5/5/2022).
Dinkes Surabaya meminta setiap rumah sakit melakukan pengamatan semua kasus sindrom jaundice (kuning) akut yang bisa jadi berkorelasi dengan hepatitis akut, dan menangani sesuai SOP serta pemeriksaan laboratorium.
"Kemudian, melakukan Hospital Record Review (HRR) terhadap hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya sejak tanggal 1 Januari 2022 dan melaporkan segera jika ada penemuan kasus potensial sesuai indikasi kasus tersebut," jelas Nanik. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "114 Orang Suspek Hepatitis Akut di Jatim, Apa yang Harus Dilakukan?",
Dinkes Banjarmasin Imbau Warga Terapkan Ini
Ancaman penyakit hepatitis akut misterius mulai muncul di Indonesia, seiring dengan adanya tiga pasien anak di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta yang meninggal.
WHO pun sejak pertengahan April 2022 menyebutkan jumlah laporan hepatitis akut ini terus bertambah hingga menjadi Kejadian Luar Biasa.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin pun mulai waspada dengan ancaman penyakit hepatitis akut misterius ini, seiring dengan terbitnya Surat Edaran (SE) dari Kementerian Kesehatan khususnya Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) terkait kewaspadaan ancaman penyakit hepatitis akut ini.
Kepala Dinkes Banjarmasin, M Ramadhan mengatakan, meskipun waspada dengan ancaman ini, namun masyarakat diimbau untuk tidak panik.
"Kita mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan berhati-hati," ujar M Ramadhan.
Ramadhan pun juga mengimbau masyarakat di Kota Seribu Sungai untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, guna mengantisipasi ancaman penyakit hepatitis akut misterius ini.
"Selalu terapkan pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah infeksi, dengan mencuci tangan dan minun air bersih yang matang. Memakan makanan yang bersih dan matang," katanya.
Tak kalah penting, Ramadhan mengingatkan masyarakat agar membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya.
"Kemudian menggunakan alat makan pribadi, memakai masker serta menjaga jarak," pungkasnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post
