Berita Kotabaru
Perang-perangan dengan Senjata Mainan Berpeluru Gotri Masih Terjadi di Kotabaru, Polisi Lakukan Ini
Perang-perangan antar kelompok anak dengan menggunakan senjata mainan berpeluru gotri di Kotabaru masih terjadi di Kotabaru
Penulis: Herliansyah | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Perang-perangan antar kelompok anak dengan menggunakan senjata mainan berpeluru gotri di Kotabaru masih terjadi.
Padahal aksi ini sangat membahayakan, bahkan bisa mengakibatkan kebutaan apabila peluru mengenai mata.
Lagi-lagi aksi perang-perangan ini terjadi di jalan Sukmaraga (Kuin), sementara pelakunya bukan anak-anak berdomisili di tempat. Tapi anak-anak dari luar kampung tersebut.
Terkait aksi perang-perang sangat yang membahayakan ini, Kapolres Kotabaru AKBP M Gafur Aditya Harisada Siregar SIK jauh hari sebelumnya telah mewanti-wanti. Tidak kecuali larangan kepada pedagang menjual main tersebut.
Baca juga: Arus Balik Idulfitri 1443 H di Pelabuhan Feri Stagen-Tarjun Kotabaru Mulai Ramai Namun Tetap Lancar
Baca juga: Momen Libur Lebaran 2022, Goa Lowo Kabupaten Kotabaru Dikunjungi Ribuan Orang
Bahkan dalam imbauan telah disampaikamnya, Gafur Siregar akan menindak tegas baik kepada pedagang mainan, tidak terkecuali anak yang terlibat dalam aksi membahayakan tersebut.
Pantauan banjarmasinpost.co.id, mengantisipasi tidak terjadi aksi perang-perangan. Beberapa petugas dari kepolisian berjaga di lokasi, sembari membubarkan kerumunan anak.
"Ayo bubar-bubar. Pulang sudah," seru salah seorang anggota berpakaian dinas dilengkapi senjata, Jumat (6/5/2022) menjelang magrib,
Informasi berhasil dihimpun di lapangan, warga jalan Sukmaraga, Rama menegaskan yang melakukan perang-perangan bukanlan anak-anak dari warga setempat,
Baca juga: Nikmati Libur Lebaran, Pengunjung Tempat Wisata di Kotabaru Membludak
"Bukan anak-anak sini (Kuin), tapi anak dari kampung lain. Hanya lokasinya selalu di sini setiap tahun," ujar Rama.
Berharap kepada aparat penegak hukum menindak tegas terhadap mereka terlibat aksi itu, sebelum terjadi hal tidak diinginkan yang berpotensi masalah berkepanjangan. (banjarmasinpost.co.id/helriansyah)
