Serambi Ummah

Buya Yahya Peringatkan Untuk Tinggalkan Hal-hal Ini di Bulan Syawal, Tangkal Dengan Perbanyak Shalat

Buya Yahya memberikan nasehat untuk menghidaari hal-hal ini di bulan Syawal dan terus meningkatkan ibadah kepala Allah SWT

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
Canva
Ilustrasi - Di bulan Syawal kita hendaknya terus meningkatkan ibadah seperti shalat dan zikir 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Bulan Ramadhan 2022 telah usai kini telah berganti bulan Syawal 1443 H. Buya Yahya ingatkan tak tinggalkan ibadah dan hindari maksiat di bulan Syawal.

Selama di bulan Ramadhan, umat Islam senantiasan membiasakan diri mengerjakan amal ibadah, selain ibadah puasa wajib.

Kini memasuki bulan Syawal, hendaknya amalan-amalan yang telah terbiasa di bulan Ramadhan tetap dikerjakan.

Buya Yahya menjelaskan kebiasaan ibadah dan amal baik yang telah dilakukan di Bulan Ramadhan sebaiknya tak ditinggalkan memasuki bulan Syawal.

"Belajar di bulan Ramadhan untuk beribadah, maka setelah memasuki bulan Syawal tetap meneruskan atau bahkan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT," tutur Buya Yahya dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Baca juga: Hukum Puasa di Bulan Syawal Lebih dari 6 Hari, UAS Sebut Lebih Afdhol Ditambah dengan Qadha Ramadhan

Baca juga: Daftar Amalan Bulan Syawal Selain Puasa 6 Hari, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat 

Dijelaskannya, memasuki bulan Syawal, para syaithon berkeliaran sibuk membuat kerusakan agar ibadah umat Islam di bulan Ramadhan tidak ada artinya.

Sehingga membuat umat Islam banyak yang bermaksiat, jika sudah maksiat maka akan membuat hati menjadi keras dan balik lagi seperti sebelum bulan Ramadhan.

"Hindari hiburan-hiburan, perbanyak shalat, dzikir, baca Alquran. Banyak yang meninggalkan shalat sibuk ziarah kesana-kemari. Pintu zina dibuka, hati-hati waspada," imbaunya.

Ia pun mengingatkan jangan hancurkan bulan Ramadhan dengan maksiat-maksiat di bulan Syawal. Bersenang-senang dianjurkan namun tidak boleh dengan cara yang haram.

Tunaikan Puasa Syawal 6 Hari Boleh Dikerjakan Tak Berurutan

Buya Yahya menjelaskan setelah tanggal 1 Syawal, yakni 2 dan seterusnya boleh puasa Syawal. Sedangkan tanggal 1 haram karena Hari Raya Idul Fitri.

"Tidak harus langsung, yang penting enam hari di bulan Syawal," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Baca juga: Utamakan Qadha Ramadhan 2022, Ustadz Abdul Somad Yakinkan Pahala Syawal Juga Didapat

Baca juga: Rahasia Halal Bihalal Hari Raya Idul Fitri Dibeberkan Ustadz Adi Hidayat, Sebut Tak Termasuk Bidah

Meski demikian, cara pelaksanaannya lebih utama adalah menunaikannya langsung beriringan sesuai sabda Nabi Muhammad SAW dimulai tanggal 2 dan seterusnya hingga enam hari.

Di satu daerah di Indonesia bahkan menjadi tradisi melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal selepas Hari Raya Idul Fitri.

Berbanding terbalik, Mazhab Maliki justru menyatakan pendapat menghindari langsung puasa Syawal setelah Hari Raya Idul Fitri.

"Mazhab Maliki mereka tidak berpuasa, dengan sengaja agar menghindari dianggap sebagai beban kewajiban," paparnya.

Buya Yahya menganjurkan untuk tetap meningkatkan ibadah di bulan Syawal
Buya Yahya menganjurkan untuk tetap meningkatkan ibadah di bulan Syawal

Puasa Syawal hukumnya sunnah, apabila suatu ketika orangtua atau kerabat mengajak makan bersama maka boleh saja memilih untuk bersilaturahmi dulu sebab puasa Syawal waktunya cukup panjang hingga akhir bulan Syawal.

Ini dikatakan Buya Yahya, menyenangkan orang lain urusan hidangan yang dihidangkan adalah amal baik bahkan bisa jadi kewajiban.

Keutamaan puasa Syawal adalah tetap mendapat kebaikan dan pahala meski digabungkan dengan qadha puasa Ramadhan.

"Bagi yang punya utang puasa, memang harus dilunasi dulu baru bisa kerjakan puasa sunnah. Akan tetapi, bisa diniatkan puasa qadha di bulan Syawal, maka dapat bonus pahala sunnah, begitu mudahnya dengan Allah," terang Buya Yahya.

Ia mengingatkan puasa sunnah tidak bisa digabung dengan puasa fardhu dalam niat. Namun antara sesama puasa sunnah boleh digabung.

Simak Videonya, KLIK 

Niat Qadha Puasa Ramadhan

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.

Niat Puasa Sunnah

1. Niat Puasa Syawal

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”

2. Puasa Senin Kamis

Niat Puasa Hari Senin:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi taa'ala

Artinya:

Saya niat puasa pada hari Senin, sunat karena Allah Ta’aalaa.

Niat Puasa Hari Kamis:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta'ala

Artinya:

Saya niat puasa pada hari Kamis, sunat karena Allah Ta’aalaa.

3. Puasa Ayyamul Bidh

Adapun niat melaksanakan Puasa Ayyamul Bidh adalah sebagai berikut:

َوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Lafal latin:

NAWAITU SAUMA AYYAMI BIDH SUNNATAN LILLAHI TA’ALA

Artinya:

“Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunnah karena Allah ta’ala.”

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved