Matinya Ludruk di Tambanlupak Kapuas
Ludruk Tambanlupak Kapuas Berjaya Era 80-an, Manggung hingga Jelang Subuh
warga sekunder 7 RT 7 Tambanlupak Kapuas ini menuturkan pada masa itu seni Ludruk menjadi hiburan favorit warga di kampungnya.
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, KAPUAS - Negeri ini, Indonesia, memang dikenal sangat kaya khazanah kebudayaan termasuk seni drama tradisional.
Salah satunya yang cukup populer pada masa lalu yakni Ludruk.
Kesenian ini berasal dari Jawa Timur, khususnya di Kota Surabaya.
Namun ada pula yang menyebut cikal bakal Ludruk berasal dari Jombang.
Ludruk dipahami sebagai pertunjukan seni drama yang dimainkan oleh sekelompok orang, dengan iringan musik tertentu.
Baca juga: Gamelan Ludruk Mangkrak di Gudang Desa Tambanlupak Kapuas, Kerap Terdengar Suara Aneh Tengah Malam
Seperangkat alat musiknya familiar disebut gamelan.
Tema atau judul cerita yang diangkat dalam pertunjukan Ludruk umumnya berkaitan dengan persoalan sosial masyarakat.
Seperti kisah-kisah inspiratif yang dikemas dengan lawakan para pemainnya.
Dalam perkembangannya, Ludruk tidak hanya berfungsi sebagai hiburan rakyat, tapi juga berfungsi sebagai media perjuangan.
Seni drama tradisional ini juga pernah begitu booming di Desa Tambanlupak, Kecamatan Kapuaskuala, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng).
"Dulu pada era 1980-an sangat ramai seni Ludruk. Tampilnya setelah waktu isya sekitar pukul 21.00 Wita dan selesainya hingga menjelang waktu subuh sekitar pukul 03.00 Wita," tutur Karnu, pegiat seni Ludruk dari Tambanlupak.
Kepada banjarmasinpost.co.id beberapa hari lalu warga sekunder 7 RT 7 Tambanlupak ini menuturkan pada masa itu seni Ludruk menjadi hiburan favorit warga di kampungnya.
Baca juga: Kerap Muncul Suara Aneh di Gudang Gamelan Desa Tambanlupak Kapuas, Ini yang Ditemui Pemilik
Tiap warga menggelar hajatan seperti pesta perkawinan dan khitanan, seni Ludruk selalu tampil menghibur.
Ketika pemilik hajatan orang mampu, biasanya hiburannya ditambah kuda lumping atau reog pada sesi siangnya.
"Saat itu seni Ludruk kami tak pernah sepi job manggung. Bahkan juga tampil hingga di kampung tetangga," papar Karnu.
Saat itu Karnu memimpin seni ludruk di kampungnya yang bernama Ludruk Trans Jaya.
Ia sekaligus pendiri dan juga pemain penting pada seni drama tradisional tersebut.
(banjarmasinpost.co.id/roy)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/Karnu-mengecek-perlengkapan-gamelan-di-kediamannya.jpg)