Religi
Niat Puasa Arafah Menjelang Idul Adha 2022, Ustadz Abdul Somad Ingatkan Keutamaan Puasa Sunnah
Puasa Arafah jelang Idul Adha 2022 dilakukan sehari menjelang Idul Adha 1443 H.Ustadz Abdul Somad jelaskan keutamaan puasa Arafah.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Puasa Arafah jelang Idul Adha 2022 dilakukan sehari menjelang Idul Adha 1443 H.
PP Muhammadiyah memutuskan Idul Adha 1443 H jatuh pada tanggal 9 Juli 2022.
Keutamaan puasa Arafah bisa disimak dari ceramah Ustadz Abdul Somad tentang anjuran puasa sehari jelang Idul Adha 1443 Hijriah ini.
Berarti puasa Arafah bisa dilakukan pada tanggal 8 Juli 2022.
Selain itu juga ada puasa Tarwiyah yang juga dilakukan jelang Idul Adha.
Baca juga: Idul Adha 2022 Berpotensi Beda Hari, Penjelasan LAPAN Tentang Perbedaan Kemungkinan Terjadi
Baca juga: Kembang Sepatu Mampu Sembuhkan Sariawan, dr Zaidul Akbar Beberkan Rahasia Racikan Dibikin Teh
Jangan lupa pula Niat Puasa Arafah jelang Idul Adha 2020. Puasa di bulan Dzulhijjah ini punya keisimewaan tersendiri seperti yang pernah disampaikan Ustadz Abdul Somad dalam salah satu ceramahnya.
Dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal Youtube Afterlife Fighters (tayang 8 Agustus 2019), UAS menjelaskan tentang keutamaan puasa ini.
"Kita yang punya umur panjang, badan sehat, puasaa..." jelas UAS.
Karena, melakukan dengan melaksanakan puasa sunah umat muslim lebih sedikit 'riya' dibandingkan melakukan ibadah lainnya.
Berpuasa juga membuat umat muslim lebih dekat dengan Allah SWT.
Hal ini lantaran di dalam puasa, orang sedang berakhlak dengan akhlak Allah.
"Allah tidak makan, Allah tidak minum, Allah tidak berhubungan, maka dengan demikian orang yang berpuasa sedang berakhlak dengan akhlak Allah SWT," lanjutnya.
Semisal ada orang yang bepekerjaan berat, tidak sanggup melaksanakan puasa di awal-awal bulan Dzulhijjah, maka tidak apa-apa hanya berpuasa di tanggal 9 saja yakni puasa Arafah.
"Yang untuk tanggal 9 jangan sampai ditinggal, karena ada pahala khusus. Karena ada hadist Muslim, Puasa tanggal 9 mengampunkan dosa yang lalu dan setahun yang akan datang," tambah Ustadz Abdul Somad.
Jika umat muslim bisa melaksanakan puasa di awal bulan Dzulhijjah, maka lebih baik lagi.
Menurut Ustadz Abdul Somad dalam merujuk pada sebuah hadis Nabi Muhammad SAW tentang keutamaan beramal saleh di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Dari hadits tersebut, tak ada hari yang kita boleh beramal saleh pada hari itu lebih dicintai Allah melebihi 10 hari ini.
“Artinya, jika kita rajin beramal saleh selama 10 hari awal bulan Dzulhijjah, maka Allah akan lebih mencintai kita,” jelasnya.
Dan niat puasa Arafah adalah sebagai berikut:
نويتُ صومَ عرفة سُنّةً لله تعالى
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: Saya niat puasa Arafah, karena Allah ta’ala.
Niat puasa Dzulhijjah sebagai berikut:
"Nawaitu shauma syahri dhilhijjati sunnatan lillahi ta’ala."
Artinya, "Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala."
Baca juga: MUI Keluarkan Fatwa Hewan Kurban Alami Wabah PMK, Simak Persyaratan Dibolehkan Disembelih
Larangan Berpuasa di Bulan Dzulhijjah
Seperti bulan-bulan hijriyah lainnya, di bulan Dzulhijjah ada beberapa amalan puasa sunnah yang dianjurkan dilaksanakan umat muslim.
Namun selain puasa sunnah, ada juga puasa yang justru diharamkan di bulan Dzulhijjah.
Mengutip dari artikel Tribun Jogja, (tayang 10 agustus 2018) ternyata ulama sepakat berdasarkan hadits Nabi Muhammad Saw, 3 hari setelah merayakan Idul Adha umat muslim tidak boleh berpuasa.
Setelah Idul Adha dirayakan pada tanggal 10 Dzulhijjah, maka tiga hari setelahnya, yakni 11, 12 dan 13 adalah hari tasyrik.
Pada hari tasyrik umat Islam dilarang untuk berpuasa, karena itu merupakan hari makan dan minum.
Dalam hadits disebutkan,
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari-hari tasyriq adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141).
Lalu bagaimana dengan orang yang terbiasa melaksanakan puasa sunah Senin Kamis, ayyamul bidh (puasa putih), serta puasa sunah lainnya?
Untuk diketahui, puasa putih dilaksanakan setiap bulan pada tanggal 13, 14 dan 15 Hijriyah.
Padahal, tanggal 13 Dzulhijjah masih terhitung sebagai hari tasyrik.
Bolehkah berpuasa pada hari itu?
Baca juga: 5 Manfaat Donor Darah Bagi Kesehatan Tubuh, Dari Turunkan Resiko Penyakit Jantung Hingga Kanker
Menurut Syaikh Abdul Karim Khudair seperti TribunJogja.com kutip dari Rumaysho.com, puasa pada hari tasyrik tetap tak diperbolehkan, meskipun sudah terbiasa melaksanakan puasa sunah.
Menurut ulama tersebut, ada sejumlah golongan yang diperbolehkan berpuasa di hari tasyrik.
“Puasa pada hari tasyrik diharamkan kecuali bagi jamaah haji yang tidak mendapati hadyu (hewan kurban yang disembelih di tanah haram), maka ia boleh berpuasa tiga hari pada masa haji. Jika mampu, jamaah haji tersebut berpuasa sebelum hari Idul Adha. Jika tidak bisa saat itu, maka tidak mengapa berpuasa pada hari tasyriq," jelas Syaikh Abdul.
Hadits riwayat HR Bukhari nomor 1998 dijelaskan:
لَمْ يُرَخَّصْ فِى أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ ، إِلاَّ لِمَنْ لَمْ يَجِدِ الْهَدْىَ
“Tidak diberi keringanan di hari tasyriq untuk berpuasa kecuali jika tidak didapati hewan hadyu.”
Itu tadi bahasan Ustadz Abdul Somad tentang puasa Arafah sehari jelang idul adha dan larangan puasa di bulan Dzulhijjah.
Banjarmasinpost.co.id/Noor Masrida/Editor : Murhan
