Liga Prancis
Bukan Mourinho atau Zidane, Inilah Pengganti Pochettino dan Latih Messi & Neymar di PSG
Bukan Jose Mourinho atau Zinedine Zidane, sosok pengganti Mauricio Pochettino menjadi pelatih PSG dikabarkan adalah Christophe Galtier
BANJARMASINPOST.CO.ID - Bukan Jose Mourinho atau Zinedine Zidane, sosok pengganti Mauricio Pochettino menjadi pelatih PSG dikabarkan adalah Christophe Galtier yang kini masih terikat kontrak bersama OGC Nice.
Paris Saint-Germain (PSG) semakin dekat untuk menunjuk pengganti Mauricio Pochettino di kursi kepelatihan klub.
Kabar bahwa Christophe Galtier akan menggantikan Mauricio Pochettino tersebut dilaporkan oleh pakar transfer Eropa, Fabrizio Romano, pada Selasa (21/6/202).
Romano melaporkan ketertarikan PSG kepada Galtier tak terlepas dari peran sang penasihat sepak bola, Luis Campos.
Baca juga: Respons Simone Inzaghi Mengenai kans Lukaku Kembali ke Inter Milan Seusai Hijrah ke Chelsea
Baca juga: Hasil Persis vs PSIS Semarang di Piala Presiden, Strategi Jacksen Tahan Ketajaman Fortes & Taisei
Sejak resmi menduduki jabatan sebagai penasihat PSG pada 10 Juni lalu, Campos disebut sudah memfavoritkan Galtier untuk menjadi pelatih baru PSG.
Sebagai penasihat PSG, Campos bertanggung jawab terhadap performa, perekrutan, dan sisi organisasi tim pria Les Parisiens.
Saat ini, proses pembicaraan PSG untuk merekrut Galtier dikabarkan masih berlangsung.
Adapun Galtier masih terikat kontra bersama OGC Nice hingga 30 Juni 2024.
Kondisi tersebut membuat Les Parisiens harus membayar biaya kompensasi senilai 10 juta euro (sekitar Rp 155 miliar) untuk menebus Galtier.
Karier Galtier
Dalam karier kepelatihannya, Galtier sudah malang-melintang di Ligue 1.
Juru taktik asal Perancis itu baru aktif menjadi pelatih kepala bersama AS Saint-Etienne pada kurun 2009-2017.
Saat membesut, Saint-Etienne dia mampu mempersembahkan gelar Piala Liga Perancis pada musim 2013 dengan mengandalkan anak muda bernama Pierre-Emerick Aubameyang.
Kemudian, Galtier melanjutkan karier di LOSC Lille (2017-2021) dan OGC Nice (2021-sekarang).
Galtier merupakan pelatih kedua setelah Leonardo Jardim (AS Monaco, 2016-2017) yang mampu memutus dominasi PSG di Ligue 1.
Gelar juara yang dimenangkan Galtier hadir pada musim 2020-2021 bersama LOSC Lille seperti dikutip dari Kompas di artikel berjudul Pengganti Pochettino Kian Mendekat ke PSG, Bukan Mourinho atau Zidane
Nasib Jose Mourinho dan Zinedine Zidane

PSG memang belum resmi berpisah dengan Pochettino. Namun, Les Parisiens kencang dilaporkan akan segera mendepak pelatih asal Argentina itu.
Jose Mourinho dan Zinedine Zidane sempat dikaitkan menjadi kandidat pelatih anyar PSG.
Akan tetapi, Mourinho sudah menegaskan setia bersama AS Roma setelah menjuarai UEFA Conference League 2021-2022.
Rumor The Special One ke kubu Paris sendiri muncul menyusul kehadiran Campos di PSG. Sebelumnya, kedua nama tersebut pernah bekerja sama di Real Madrid.
Sementara, kabar Zidane yang didekati Les Parisiens sejatinya sudah berembus lama.
Dilansir dari Marca, pihak PSG beberapa pekan terakhir ini telah menggelar pembicaraan untuk merekrut Zidane, yang masih tanpa klub usai berpisah dengan Real Madrid.
Akan tetapi, Zidane disebut tidak berkeinginan melatih jawara bertahan Liga Perancis itu.
Di sisi lain, pria berkepala plontos itu sempat mengakui ingin menjadi pelatih timnas Perancis pada masa depan.
Kursi kepelatihan timnas Perancis sendiri masih diduduki oleh Didier Deschamps. Dia akan bertugas setidaknya hingga Piala Dunia Qatar atau akhir Desember 2022.
Lionel Messi dan Neymar Terdampak
Kedatangan Luis Campos disebut akan menghadirkan “revolusi” besar di tubuh PSG. Lionel Messi dan Neymar bisa terkena dampak.
Pada 10 Juni silam, Paris Saint-Germain (PSG) mengumumkan pengangkatan Luis Campos sebagai penasihat sepak bola.
Eks pemandu bakat Real Madrid di era kepelatihan Jose Mourinho itu bakal bertanggung jawab terhadap organisasi dan transfer PSG.
Luis Campos yang secara fungsi menjadi pengganti langsung Direktur Olahraga, Leonardo, disebut bakal menghadirkan revolusi di tubuh PSG.
Bersama Luis Campos, PSG ditengarai akan mengubah arah kebijakan, salah satunya di bursa transfer.
Klub beralias Les Parisiens itu tak lagi mengutamakan profil bintang dalam perekrutan seorang pemain dan lebih memburu kualitas yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Preferensi itu terlihat dalam upaya pendekatan PSG kepada Vitinha (Porto/22 tahun) dan Renato Sanches (Lille/24).
Jangan heran pula jika pelatih OGC Nice yang pernah juara Liga Perancis bersama Lille pada 2020-2021, Christophe Galtier, jadi favorit Luis Campos untuk menggantikan Mauricio Pochettino.
Luis Campos selama ini membangun reputasi sebagai pakar transfer yang jeli, mengolah permata mentah menjadi pemain kelas dunia. Ia melakukannya sebagai Direktur Olahraga di AS Monaco dan Lille.
Sejak PSG diakusisi penuh oleh Qatar Sports Investments pada 2012, hanya tiga kali mereka gagal juara, yakni pada 2011-2012, 2016-2017, dan 2020-2021.
Luis Campos bisa disebut turut andil dalam dua dari tiga kegagalan PSG itu.
Sebab, Luis Campos adalah figur yang berjasa membangun tim juara Liga Perancis 2016-2017 AS Monaco yang bermaterikan talenta jempolan semodel Kylian Mbappe, Bernardo Silva, Fabinho, dan Thomas Lemar.
Pada 2020-2021, ketika mengabdi untuk Lille, juga sebagai Direktur Olahraga, Luis Campos lagi-lagi membentuk tim juara Liga Perancis yang mengandalkan figur macam Mike Maignan, Sven Botman, dan Renato Sanches.
Patut pula dicatat bahwa arsitek tim penuh talenta Lille yang menjuarai Liga Perancis 2020-2021 itu adalah Christophe Galtier, kandidat kuat suksesor Pochettino di PSG.
Kedatangan Luis Campos di PSG, yang kemungkinan akan segera disusul oleh Christophe Galtier, juga disebut akan membawa perubahan dalam sistem bermain klub Ibu Kota Paris.
Pada era kepelatihan Pochettino, PSG lebih akrab dengan skema 4-3-3 atau dalam beberapa kesempatan 4-2-3-1.
Mengutip dari media Perancis Foot Mercato, Galtier akan datang dengan ide berupa pakem 3-5-2.
Manuver Luis Campos di bursa transfer disebut akan diprioritaskan untuk mendukung penuh formula 3-5-2 garapan Galtier.
Itulah kenapa PSG getol memburu bek Inter Milan asal Slovakia yang fasih bermain dalam skema tiga bek, Milan Skriniar.
Baca juga: Messi dan Sebuah Anomali: Selama 18 Tahun Karier Baru Kali Ini Terjadi
Pendekatan terhadap Vitinha dan Renato Sanches adalah upaya PSG menemukan tandem ideal bagi Marco Verratti, yang diproyeksikan sebagai nyawa dari pakem lima gelandang ala Galtier.
Untuk lini ofensif, PSG memburu Robert Lewandowski (Bayern Muenchen) dan Gianluca Scamacca (Sassuolo). Mereka bisa diplot sebagai deputi atau rekan duet Kylian Mbappe.
Penerapan format 3–5-2 jelas akan membawa dampak buat megabintang Les Parisiens, Lionel Messi.
Foot Mercato menilai tempat Messi ada di posisi sebagai “pemain nomor 10” yang menyokong dua penyerang.
Selama membela PSG musim lalu, Messi lebih sering diturunkan di posisi favoritnya, sebagai penyerang sayap kanan, atau seorang false 9 dalam skema 4-3-3.
Namun, mentas dalam skema 3-5-2 bukanlah hal baru bagi Messi. Pada musim terakhirnya bersama Barcelona, pelatih Ronald Koeman juga sangat sering menerapkan skema tiga bek, terutama pada paruh kedua LaLiga 2020-2021.
Lalu, di mana tempat Neymar? Foot Mercato tak yakin apakah sistem 3-5-2 menyisakan ruang buat Neymar, sehingga pintu keluar sang pemain asa Brasil disebut telah dibuka oleh manajemen PSG.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post
(banjarmasinpost.co.id)