Selebrita

Nasib El Rumi Imbas Berstatus Anak Ahmad Dhani dan Maia Estianty, Terasa Saat Masuk Sekolah

Meski bercerai, nama Maia Estianty dan Ahmad Dhani membawa nasib baik bagi El Rumi. Kakak Dul Jaelani ungkap itu pada Deddy Corbuzier.

Editor: Murhan
Instagram @elelrumi
KEl Rumi anak Ahmad Dhani dan Maia Estianty. Terungkap keuntungan jadi anak artis pada Deddy Corbuzier. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Meski bercerai, nama Maia Estianty dan Ahmad Dhani membawa nasib baik bagi El Rumi.

Hal ini dirasakan El Rumi ketika masuk sekolah. Kakak Dul Jaelani itu mendapat keistimewaan.

Hal ini diungkap El Rumi kala menjadi bintang tamu podcast Deddy Corbuzier.

Terlahir sebagai anak Ahmad Dhani dan Maia Estianty membuat hidup El Rumi otomatis jadi sorotan sejak kecil.

Baca juga: Lihat Celine Evangelista Pakai Gaun Pengantin Kala Bareng Marshel, Denny Cagur Sentil Pernikahan

Baca juga: Sentil Soal Utang, Raffi Ahmad Buat Pengakuan Hingga Uya Kuya Syok, Suami Nagita: Kelihatannya Kaya

Tak sekadar jadi sorotan, hidup El Rumi pun bak terasa lebih mudah dijalani dari kebanyakan orang.

Hal itu lantaran adanya hak istimewa alias privilege yang dimiliki El Rumi sebagai anak artis.

Diakui adik Al Ghazali ini bahwa ia banyak mendapat privilege selama duduk di bangku sekolah.

Namun, alih-alih privilege, El Rumi justru merasa hak istimewa itu lebih seperti simbiosi mutualisme.

Melansir dari Grid.ID, hal itu terungkap dalam tayangan YouTube Deddy Corbuzier pada Sabtu (25/6/2022).

"Kadang-kadang ada privilege, tapi sebenarnya lebih ke kayak simbiosis mutualisme aku ngeliatnya," kata El Rumi.

Baca juga: Tolak Nassar Secara Halus, Desy Ratnasari Akhirnya Ungkap Satu Keraguan Besar pada si Pedangdut

Baca juga: Isi Curhat Rizky Febian Usai Heboh Nathalie dan Putri Delina, Putra Sule Ingat Lina: Ujian Buat Kita

Ia bisa berkata demikian sebab sekolah tak memberikan privilege itu secara cuma-cuma.

Melainkan juga meminta imbalan dalam bentuk lain.

Salah satu hal yang paling sering diminta oleh pihak sekolah adalah promosi.

Memiliki popularitas besar, El Rumi rupanya kerap diminta untuk mempromosikan kegiatan sekolah lewat media sosialnya.

Mantan pacar Marsha Aruan ini juga didapuk sebagai model promosi yang dikirim pihak sekolah ke sekolah lainnya.

"Kayak contohnya sekolah butuh promosi, misalnya SMA-ku butuh promosi ke SMP mana gitu, yang dikirim aku," katanya.

Baca juga: Komentari Potret Wajah Baby Leslar, Inul Daratista Soroti Mata Anak Lesti Kejora dan Rizky Billar

Baca juga: Baim Wong Datangi Kakek Viral Bawa Papan, Ayah Kiano Dapati Fakta Ini Kala Sampai Rumahnya

Dengan melakukan itu, El Rumi mendapat keringanan absensi kehadiran.

"Tapi dengan karena itu ya kayak dikasih kadang-kadang boleh izin apa, misal izin sakit, izin perform itu lebih gampang karena kan udah sering membantulah, itu sih privilege-nya." jelas El Rumi.

Selain El Rumi, rupanya di sekolah itu juga ada anak artis lain.

Termasuk kakak dan adiknya, Al Ghazali dan El Rumi.

Dua anak Anang Hermansyah, yakni Aurel dan Azriel Hermansyah juga bersekolah di sana.

"Pas aku di sana banyak anak artis juga, bukan hanya aku doang," beber El Rumi.

"Kayak pas aku kelas 2 SMA itu, kelas 1 SMA itu ada Azriel, kelas 3 SMA itu ada Aurel, jadi kita sebenernya bareng,"

"Aurel kelas 2 SMA, aku kelas 1 SMA, kelas 3 itu ada kakak Al (Al Ghazali)." pungkas El Rumi.

Baca juga: Mirip Victor MCI dan Jordi Onsu, Calon Suami Baru Ayu Ting Ting Ternyata Mesti Punya Ciri Fisik Ini

Baca juga: Jatah Harta Gono Gini Angga Wijaya dari Dewi Perssik Usai Cerai Disentil, Depe: Nanti Saya Kasih

Dampak Perceraian terhadap Anak Berdasarkan Usianya

Setiap pernikahan pasti selalu menginginkan hubungan yang langgeng hingga ajal menjemput.

Namun, terkadang ada berbagai kondisi yang menyebabkan sepasang suami istri harus bercerai.

Perceraian bagaimana pun bukanlah sesuatu hal yang mudah diterima oleh kedua belah pihak.

Biasanya, keputusan ini diambil ketika sudah tidak ada lagi jalan keluar yang bisa menyelesaikan permasalahan kedua.

Meski demikian, ternyata perceraian dapat berdampak pada kesehatan mental anak.

Melansir dari Healthline dan Parent, dampak perceraian terhadap kesehatan mental anak pun berbeda-beda, tergantung usia anak ketika menghadapi perceraian orang tuanya.

Di bawah usia 3 tahun

Ada kesalahpahaman populer bahwa memori dimulai pada usia 3 tahun.

Namun, para peneliti telah menemukan bahwa memori kemungkinan dimulai lebih awal dari itu.

Dalam sebuah studi tahun 2011 berjudul "Infantile Amnesia Across the Years: A 2-Year Follow-up of Children’s Earliest Memories", anak-anak berusia 4 tahun diminta untuk mengingat tiga ingatan paling awal mereka.

Baca juga: Pemintaan Tolong Mulan Jameela Imbas Sosok Kesayangan Safeea Hilang, Istri Ahmad Dhani Panik

Mereka kemudian diminta 2 tahun kemudian untuk melakukan hal yang sama dan juga ditanya tentang kenangan awal yang mereka kemukakan dalam wawancara pertama.

Para peneliti menemukan bahwa anak-anak dapat mengingat banyak hal sejak awal kehidupan mereka, tetapi ingatan ini tidak disimpan pada yang termuda.

Sebaliknya, dalam wawancara kedua, mereka akan mengingat kenangan dari beberapa bulan kemudian dan bahkan mungkin menyangkal mengalami apa yang mereka kemukakan dalam wawancara awal.

Dengan kata lain, anak yang berusia 3 tahun mungkin ingat pertengkaran Ibu dan Ayah saat mereka berusia 2 tahun.

Mungkin akan membuat mereka kesal mengingat kejadian seperti itu.

Namun, pada saat mereka sedikit lebih tua, mereka mungkin tidak ingat pertengkaran ini.

Meski demikian, sang anak tetap saja mengalami dampaknya.

Trauma yang terjadi sebelum kita mencapai usia prasekolah pasti bisa meninggalkan bekas.

Bayi atau balita yang telah hidup selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun dengan dua orang tua yang penuh kasih dan perhatian dapat bereaksi terhadap perceraian dengan beberapa cara berikut:

- menjadi lebih rewel atau tidak dapat dihibur ketika salah satu orang tua tiba-tiba tidak ada lagi
- menjadi lebih melekat atau tidak aman di sekitar orang tua yang mereka tinggali atau di sekitar orang baru
- tonggak perkembangan yang hilang atau mundur ke yang sebelumnya

Selain ingatan, karena tahun-tahun awal ini sangat formatif, trauma ini dapat menyebabkan masalah di kemudian hari.

Prasekolah (3–5)

Antara usia 3 dan 5 tahun, anak-anak mengembangkan lebih banyak pemahaman tentang hal-hal yang abstrak.

Mereka mengajukan banyak pertanyaan dan mencari tahu bagaimana mereka cocok dengan dunia di sekitar mereka.

Itu tidak berarti mereka memahami konsep perceraian.

Faktanya, mereka cenderung sangat bergantung pada keamanan dan stabilitas kehadiran orang tua mereka saat mereka berkembang mencar pengalaman dan perasaan baru.

Namun, jika orang tua bertengkar, anak-anak seusia ini mungkin merasa sangat kuat bahwa dunia mereka sedang diguncang dengan cara yang menakutkan.

Perasaan bahwa semua tidak baik-baik saja dengan orang tua mereka dapat membuat anak bereaksi dengan tangisan, ketakutan, dan desakan polos untuk berhenti berkelahi.

Anak-anak prasekolah mungkin juga merasa bahwa segala sesuatunya adalah kesalahan mereka.

Mereka mungkin mengalami kesulitan tidur atau ingin kontrol lebih.

Mereka cenderung berurusan dengan begitu banyak emosi sehingga mereka benar-benar tidak tahu bagaimana menyortirnya.

Hal ini sebenarnya dapat membaik setelah perceraian, ketika stabilitas kembali dirasakannya.

Trauma peristiwa sebelum perceraian dapat meninggalkan kenangan abadi dan emosi yang membingungkan.

Namun, begitu rutinitas terbentuk, si kecil dapat mulai merasa memegang kendali lagi.

Usia sekolah dasar (6-12)

Ini bisa dibilang usia terberat bagi anak-anak untuk menghadapi perpisahan atau perceraian orang tuanya.

Hal ini karena mereka cukup paham untuk mengingat saat-saat indah (atau perasaan baik) sejak Anda menjadi keluarga yang bersatu.

Mereka juga cukup paham untuk memahami perasaan yang lebih kompleks seputar konflik dan kesalahan, meskipun tidak sepenuhnya.

Mereka biasanya akan bertanya-tanya tentang peran mereka dalam perceraian dan cenderung menyalahkan diri mereka.

Perasaan ini dapat menyebabkan depresi pada anak dan dapat memengaruhi kesejahteraan emosional di masa depan.

Anak mungkin menjadi menarik diri, tidak komunikatif, dan cemas.

Mereka mungkin juga marah pada salah satu dari orang tuanya.

Pada usia ini pun anak akan cenderung mulai memihak.

Remaja

Pada saat anak-anak remaja, mereka lebih mungkin untuk memahami perasaan mendasar yang mengarah pada perceraian atau perpisahan.

Jika kehidupan rumah tangga sedang kacau, mereka bahkan mungkin melihat perpisahan terakhir sebagai kelegaan dan melihatnya sebagai resolusi.

Mereka juga cenderung tidak merasa bersalah atas perceraian atau bahwa kebersamaan dengan cara apa pun adalah yang terbaik.

Remaja sering egois, tetapi tidak seperti anak-anak usia sekolah dasar, dunia mereka lebih sering berputar di sekitar kehidupan mereka di luar rumah.

Jadi mereka tidak mempertanyakan cinta orang tua mereka untuk mereka.

Mereka akan lebih mudah dalam melanjutkan hidup.

Mereka mungkin khawatir tentang bagaimana perceraian akan mempengaruhi situasi sosial mereka dan mungkin mengidealkan masa lalu.

Namun, mereka dapat mengenali perceraian sebagai potensi untuk membuat segalanya lebih baik.

Secara umum, penerimaan datang lebih mudah, tetapi ingatlah bahwa anak remaja masihlah seorang anak yang belum sepenuhnya matang dalam berpikir.

Baca juga: Pemain Baru yang Diisukan Gantikan Arya Saloka Dampingi Amanda Manopo, Efek Promo Ikatan Cinta

Baca juga: Hasil Pemindaian Otak Ruben Onsu Terkuak, Betrand Peto Sempat Tangisi Suami Sarwendah

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Artikel ini telah tayang di sosok.id dengan judul: Berkat Embel-embel Anak Artis, El Rumi Akui Dapat Hak Istimewa Saat Sekolah, Nama Ahmad Dhani dan Maia Estianty Bawa Keuntungan

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved