Idul Adha 2022
Alasan Hewan Kurban Tak Boleh Buta Diungkap Ustadz Abdul Somad, Simak Keutamaan Orang yang Berkurban
Ustadz Abdul Somad jelaskan kenapa hewan kurban tidak boleh buta. Diketahui dalam waktu dekat kita akan rayakan Hari Raya Idul Adha 2022
Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
BANJARMASINPOST.CO.ID - Hitungan hari menuju Hari Raya Idul Adha 2022, kegiatan yang disunnahkan di antaranya menyembelih hewan kurban. Ustadz Abdul Somad menjelaskan alasan hewan tak boleh cacat khususnya buta.
Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Haji disebut pula Hari Raya Kurban, itulah sebabnya umat islam dianjurkan berkurban.
Hari Raya Idul Adha dirayakan pada 10 Zulhijah setiap tahunnya dalam sistem kalender Islam.
Baca juga: Lafaz Niat Mandi Hari Raya Idul Adha, Sunnah Sebelum & Selepas Shalat Ied Diurai Ustadz Adi Hidayat
Baca juga: Amalan Paling Afdhol di Awal Bulan Zulhijah, UAS : Nabi Muhammad SAW Selalu Kerjakan Ibadah Ini
Berdasarkan penetapan pemerintah melalui sidang isbat, Hari Raya Idul Adha 2022 jatuh pada Minggu (10/7/2022).
Dalam memilih hewan kurban, salah satu syaratnya adalah tidak cacat termasuk buta, mengapa demikian?
Ustadz Abdul Somad menjelaskan hewan kurban nanti akan datang pada hari kiamat dengan tanduknya, bulunya, dan kukunya.
"Kenapa tidak disebut daging dan tulang, justru disebut tanduk, kuku, dan bulu? Karena tanduk, kuku, dan bulu adalah sampah yang dibuang, yang dibuang saja nanti akan datang bersaksi bahwa kau sudah beribadah apalgi dagingnya, tulangnya lemaknya, kulitnya maka semuanya kan bersaksi bahwa engkau sudah beribadah, patuh, tunduk kepada Allah," jelas Ustadz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube semuthitamTV.
Maka keutamaan orang yang berkurban adalah hewan kurban meliputi seluruh anggota tubuh dan organnya akan bersaksi atas ibadah yang dilakukan di akhirat kelak.
Nabi Muhammad SAW menuntun umatnya agar memilih hewan kurban yang cukup umur, jenis kambing kampung berumur tiga tahun, kambing domba berumur dua tahun, sedangkan unta masuk tahun kelima.
"Jangan berikan binatang cacat, matanya buta, hubungannya adalah jika mata buta tidak dapat melihat rumput yang bagus maka dagingnya tidak gemuk, tidak enak, dan tidak berkualitas," terangnya.
Baca juga: Penentuan Waktu Puasa Arafah Dijelaskan Buya Yahya, Tergantung Hilal Masing-masing
Baca juga: Hari Raya Idul Adha Jatuh 10 Juli 2022, Berikut Waktu Pengerjaan Puasa Tarwiyah dan Arafah
Kemudian dianjurkan bagi yang berkurban memakan sebagian daging kurbannya, yang paling afdhol dimakan adalah hatinya.
Ia menambahkan, itulah yang makanan pertama yang afdhol dimakan di tanggal 10 Zulhijah.
Namun, makan tersebut dilakukan setelah selesai shalat Idul Adha. Inilah perbedaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, dimana ketika ingin shalat Idul Fitri disunnahkan makan terlebih dahulu.
Sedangkan Hari Raya Idul Adha, selepas subuh disunnahkan tak makan, pergi ke mesjid shalat ied, selepas shalat pulang dan menyembelih hewan kurban, makanan pertama yang dimakan adalah hati hewan kurban tersebut.
Setelah mengambil bagian hati dan menyantapnya, sisa daging lainnya dibagikan ke penduduk sekitar terutama yang fakir miskin dan kaum dhuafa.
