Idul Adha 2022

Penentuan Waktu Puasa Arafah Dijelaskan Buya Yahya, Tergantung Hilal Masing-masing

Buya Yahya menjelaskan tentang amalan di bulan Zulhijah termasuk Puasa Arafah, simak penjelasan tentang waktu Puasa Arafah

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
Sriwijaya Post
Puasa Arafah, Simak Waktu penjelasan Buya Yahya mengenai Puasa Arafah ini 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Di 10 awal bulan Zulhijah umat muslim dianjurkan mengerjakan amalan-amalan sunnah, termasuk Puasa Arafah. Buya Yahya menjelaskan penentuan waktu Puasa Arafah.

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dikerjakan sehari sebelum Hari Raya Idul Adha tiba.

Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban disebut pula Hari Raya Haji dirayakan setiap tanggal 10 Zulhijah dalam kalender hijriyah.

Berdasarkan penetapan pemerintah melalui sidang isbat, Hari Raya Idul Adha 2022 jatuh pada Minggu (10/7/2022).

Bagaimana menentukan waktu Puasa Arafah?

Baca juga: Niat dan Tata Cara Puasa Arafah Dijelaskan Ustadz Adi Hidayat, Isi Dengan Perbanyak Taubat

Baca juga: Hari Raya Idul Adha Jatuh 10 Juli 2022, Berikut Waktu Pengerjaan Puasa Tarwiyah dan Arafah

Buya Yahya menjelaskan waktu Puasa Arafah adalah pada 9 Zulhijah, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu kapan 1 Zulhijah sudah terlihat hilalnya.

"Puasa Arafah adalah tanggal 9 dan wukuf di Arafah adalah tanggal 9, bukan tanggal 9 adalah wukuf di Arafah, artinya mungkin berbeda, orang wukuf disana mungkin kita mundur atau maju, mengikuti tanggal hilal masing-masing," terang Buya Yahya dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Ia menambahkan, bukan langsung menjadi kaidah atau standar jika orang-orang wukuf di Arafah adalah penentuan Puasa Arafah.

Semua punya hilal masing-masing, apabila sudah punya atau terlihat hilal lebih dulu maka puasa di tanggal 9 Zulhijah atau Puasa Arafah lebih dulu daripada orang yang wukuf di Arafah.

"Jadi Puasa Arafah dan Wukuf di Arafah adalah tanggal 9 Zulhijah, namun disesuaikan dengan hilal masing-masing," imbuhnya.

Meski demikian ada sebagian pendapat yang bersikukuh menyamakan waktu Puasa Arafah dengan wukuf di Arafah.

Sesuai dengan penentuan awal hilal 1 Zulhijah terbit, baru diikuti setelah itu.

Baca juga: Syarat Hewan Kurban yang Sah, Ustadz Khalid Basalamah Jelaskan Hal yang Diperhatikan saat Berkurban

Baca juga: Amalan-amalan Awal 10 Zulhijah Dijabarkan Buya Yahya, Amal Baik yang disenangi Allah SWT

Amalan 1-10 Zulhijah

Buya Yahya menjelaskan umat Islam hendaknya mempersiapkan diri menyambut datangnya bulan Zulhijah.

"Nabi pernah menyebutkan tidak ada hari-hari untuk berbuat kebaikan yang Allah senangi melebihi dari 10 awal Zulhijah. Jadi, kalau ingin beramal baik yang sangat disenangi Allah ya 10 awal Zulhijah," terang Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Begitu agungnya 10 Zulhijah meliputi tanggal 1-10, Buya Yahya mengungkapkan terjadi perdebatan antar ulama mengenai mana yang terbaik dari 10 awal Zulhijah atau 10 akhir Ramadhan.

Pada 10 akhir Ramadhan, umumnya umat Islam melakukan I'tikaf dan terus beribadah.

Sementara, sebagian lupa Nabi telah menyebutkan tidak ada yang lebih bagus beribadah di 10 awal Zulhijah.

"Sehingga 10 awal Zulhijah lebih bagus dari 10 akhir Ramadhan. Cuman ada ulama yang membedakan, bicara tentang hari dan malam, kalau malam, malam terbaik adalah malam 10 akhir Ramadhan, sedangkan hari, hari terbaik adalah 10 awal Zulhijah, artinya dua-duanya hebat," jelas Buya Yahya.

Buya Yahya
Buya Yahya (Capture kanal youtube Al-Bahjah TV)

Bahkan, jihad tidak bisa mengalahkan amalan di 10 awal bulan Zulhijah, kecuali orang yang punya kekayaan dicurahkan untuk jihad dan dia juga ikut berperang habis hartanya, kemudian meninggal di medan laga baru bisa menyamai kebaikan-kebaikan di 10 awal bulan Zulhijah.

Semua amalan yang ada sepanjang tahun tersimpulkan di 10 awal bulan Zulhijah. Sedangkan di Ramadhan bulan yang mulia, tidak ada haji dan kurban.

"Sedangkan di 10 awal Zulhijah, ada haji dan kurban, lalu ada puasa, shalat juga ada, itulah kelebihan 10 awal bulan Zulhijah, ibadah yang bertebaran sepanjang tahun disimpulkan atau terkumpul di bulan Zulhijah," tuturnya.

Bahkan lebih dari itu, ada sejumlah amalan yang hanya ada di 10 Zulhijah, yakni ibadah haji dan menyembelih kurban bagi yang mampu.

Amalan lainnya yang bisa dilakukan di awal bulan Zulhijah adalah memperbanyak dzikir, mengucap tasbih, tahmid, dan takbir dalam keseharian.

Amalan yang paling istimewa adalah ibadah haji, jika ternyata kita tergolong bukan orang yang punya dana untuk naik haji yang penting rindu untuk mendapatkan pahala haji, di antaranya Shalat Jumat dan Shalat Dhuha.

"Apabila kita shalat shubuh berjamaah, setelah itu duduk dan berdzikir atau membaca Alquran sampai terbit matahari dan mengerjakan dua rakaat shalat dhuha, maka mendapatkan pahala haji dan umrah, artinya bagi yang fakir tidak usah berkecil hati," ucap Buya Yahya.

Amalan selanjutnya yang dianjurkan setiap tahun di bulan Zulhijah adalah menyembelih hewan kurban.

Perihal kurban, perlu direncanakan sejak awal tahun agar dapat terealisasi, misalnya dengan menabung.

"Salah paham di masyarakat jadi kacau urusan kurban, orang-orang mengira kurban satu kali seumur hidup, padahal setahun sekali," kata Buya Yahya.

Karena itu, tidak ada keinginan untuk menyembelih kurban, niscaya bagi yang berkurban tidak akan mengurangi rezeki sehari-hari yang telah Allah takdirkan.

Buya Yahya pun mnegimbau di Hari Raya Idul Adha buatlah menjadi hari bersenang-senang mesk tidak ada dana untuk menyembelih hewan kurban, bisa diganti dengan menghidangkan jenis makanan lain meski tidak termasuk ibadah kurban.

Simak Videonya, KLIK

Niat Puasa Sunnah Zulhijah

1. Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Zulhijah

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى  

Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta‘âlâ.  

Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ.”  

2. Niat pada pada tanggal 8 Zulhijah (hari Tarwiyyah)

 نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى  

Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta‘âlâ.  

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’âlâ.”

3. Niat puasa Arafah

 نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta'âlâ.

Artinya, "Aku berniat puasa sunah Arafah esok hari karena Allah SWT."

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved