Sri Lanka Bangkrut

Kala Pengunjuk Rasa Kuasai Istana Presiden Sri Lanka, Ramai di Kolam Renang dan Temukan Uang Tunai

Pengunjuk rasa menguasai istana presiden Sri Lanka. Krisis ekonomi membuat Sri Lanka bangkrut dan kini presiden Sri Lanka dituntut mundur.

Editor: M.Risman Noor
AFP
Gelombang demonstrasi menuntut Presiden Sri Lanka mengundurkan diri. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pengunjuk rasa menguasai istana presiden Sri Lanka. Krisis ekonomi membuat Sri Lanka bangkrut dan kini presiden Sri Lanka dituntut mundur.

Tingkah laku para demonstran saat menguasai istana negara cukup ramai diperbincangkan.

Mulai merasakan kolam renang istana hingga demonstran mengklaim menemukan uang tunai dalam jumlah besar.

Sementara itu, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa belum diketahui pasti dimana keberadaannya.

Baca juga: Mr.X Tenggelam di Sungai Martapura Banjarmasin Setelah Kuras Kelotok yang Diduga Bocor

Baca juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelomgang 36 Dibuka, Simak Syarat dan Tips Lolos Seleksi

Para pengunjuk rasa yang menyerbu Istana Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa pada Sabtu (9/7/2022) mengeklaim menemukan uang dalam jumlah yang besar.

Klaim tersebut mengejutkan banyak pihak di tengah krisis ekonomi yang parah yang membuat Sri Lanka bangkrut.

Menurut surat kabar harian Sri Lanka, Daily Mirror, dilaporkan bahwa uang yang diperoleh pengunjuk rasa diserahkan ke unit keamanan, sebagaimana dilansir ANI.

Beberapa video yang beredar di media sosial menunjukkan ribuan pengunjuk rasa menyerbu Istana Rajapaksa di Kolombo, memaksanya melarikan diri ke lokasi yang tidak diketahui.

Para pengunjuk rasa masuk ke istana, merobohkan barikade yang dipasang polisi, berenang di kolam renang, dan mengobrak-abrik dapur serta rumahnya.

Dalam salah satu video di media sosial, pengunjuk rasa terlihat menghitung uang kertas yang mereka klaim ditemukan di istana presiden.

Pihak berwenang Sri Lanka mengatakan bahwa situasinya hanya dapat dipahami setelah mereka menyelidikinya dan menemukan fakta yang relevan.

Kepala Staf Pertahanan (CDS) Jenderal Shavendra Silva mendesak semua warga untuk memberikan dukungan mereka kepada angkatan bersenjata dan polisi untuk menjaga perdamaian di Sri Lanka.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Pertanahan Sri Lanka Harin Fernando dan Menteri Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja Asing Sri Lanka Manusha Nanayakkara mengatakan, mereka telah memutuskan untuk mundur sesegera mungkin.

Para pengunjuk rasa juga masuk ke rumah pribadi Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe dan membakarnya.

Gelombang demonstrasi menuntut Presiden Sri Lanka mengundurkan diri.
Gelombang demonstrasi menuntut Presiden Sri Lanka mengundurkan diri. (AFP)

Beberapa wartawan juga diserang oleh pasukan keamanan setelah lebih banyak pengunjuk rasa berkumpul di daerah itu, Daily Mirror melaporkan.

Polisi menggunakan meriam air dan gas air mata untuk menghentikan para pengunjuk rasa yang marah.

Sementara itu, Pemadam Kebakaran Dewan Kota Kolombo (CMC) mengatakan, mereka diberitahu bahwa kediaman pribadi Wickremesinghe di Kolombo dibakar dan timnya tidak dapat mencapai lokasi karena kerusuhan.

Wickremesinghe, yang diangkat sebagai Perdana Menteri pada Mei, telah mengumumkan akan mengundurkan diri untuk memastikan kelangsungan pemerintahan dan keselamatan semua warga negara.

Baca juga: Sempat Mangkir, Dewas KPK Kembali Tak Bisa Pastikan Lili Pintauli Bisa Hadir Sidang Etik

Di sisi lain Gotabaya Rajapaksa juga setuju untuk mundur dari jabatannya.

Pengunjuk Rasa Tetap Duduki Istana

Para pemimpin aksi protes di Sri Lanka mengatakan pada Minggu (10/7/2022) bahwa mereka akan menduduki istana kepresidenan dan kediaman perdana menteri sampai keduanya benar-benar mundur dari jabatannya.

Pernyataan tersebut dikeluarkan selang sehari setelah Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dan Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengumumkan akan mengundurkan diri.

Pada Sabtu (9/7/2022), ribuan pengunjuk rasa menyerbu istana dan kantor Rajapaksa serta kediaman Wickremesinghe.

Penumpang memakai dan tak bermasker memadati kereta hingga melebihi kapasitas untuk menuju ibukota, ditengah kekhawatiran atas penyebaran virus corona (COVID-19), di Kolombo, Sri Lanka, Rabu (8/7/2020).
Penumpang memakai dan tak bermasker memadati kereta hingga melebihi kapasitas untuk menuju ibukota, ditengah kekhawatiran atas penyebaran virus corona (COVID-19), di Kolombo, Sri Lanka, Rabu (8/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/DINUKA LIYANAWATTE)

Rajapaksa akan mundur pada 13 Juli sedangkan Wickremesinghe juga akan mundur untuk mengizinkan pemerintah sementara dari semua partai mengambil alih, menurut ketua parlemen.

“Presiden harus mengundurkan diri, perdana menteri harus mengundurkan diri, dan pemerintah harus pergi,” kata penulis drama Ruwanthie de Chickera dalam konferensi pers di lokasi protes utama di Kolombo.

Diapit oleh para pemimpin aksi protes lain, de Chickera menuturkan bahwa massa tidak akan keluar dari kediaman presiden dan perdana menteri sampai keduanya benar-benar mundur.

Meski ketenangan telah kembali ke jalanan Kolombo pada Minggu, orang-orang Sri Lanka yang penasaran berkeliaran di istana presiden yang telah diduduki massa.

Baca juga: Hari Ini Petinggi ACT Diperiksa Mabes Polri, Mantan Presiden ACT Ahyudin dan Presiden Ibnu Khajar

Anggota pasukan keamanan, beberapa dengan senapan serbu, berdiri di luar kompleks istana tetapi tidak menghentikan orang untuk masuk.

“Saya belum pernah melihat tempat seperti ini dalam hidup saya,” kata BM Chandrawathi kepada Reuters.

Chandrawathi bekerja sepagai penjual saputangan, ditemani oleh putri dan cucunya, dan dia mencoba sofa mewah di kamar tidur lantai pertama.

“Mereka menikmati kemewahan ini sementara kami menderita. Kami ditipu. Saya ingin anak-anak dan cucu-cucu saya melihat gaya hidup mewah yang mereka nikmati,” sambung Chandrawathi.

Di dekatnya, sekelompok pemuda bersantai di tempat dengan empat tiang dan yang lainnya berdesakan di atas treadmill di depan jendela besar yang menghadap ke halaman dengan rumput yang terawat.

Krisis ekonomi

Kekacauan politik dapat mempersulit upaya untuk menarik Sri Lanka keluar dari krisis ekonomi terburuknya dalam tujuh dekade.

Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terparah yang dipicu oleh habisnya devisa, membuat impor kebutuhan pokok seperti bahan bakar, makanan, dan obat-obatan terhenti.

Krisis keuangan mulai berkembang saat pandemi Covid-19, menghantam Sri Lanka yang bergantung pada pariwisata dan memangkas pengiriman uang dari pekerja di luar negeri.

Kondisi tersebut telah diperparah oleh utang pemerintah yang besar dan terus bertambah, kenaikan harga minyak, dan larangan mengimpor pupuk kimia yang menghancurkan pertanian.

Bahan bakar minyak (BBM) sangat dijatah di sana dan antrean panjang mengular di depan toko-toko yang menjual gas untuk memasak.

Pemerintah telah meminta masyarakat untuk bekerja dari rumah dan menutup sekolah dalam upaya menghemat bahan bakar.

Inflasi di negara berpenduduk 22 juta itu mencapai 54,6 persen bulan lalu, dan bank sentral telah memperingatkan bahwa inflasi bisa naik menjadi 70 persen dalam beberapa bulan mendatang.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, pemerintah mana pun yang berkuasa harus bekerja cepat.

“Untuk mencoba mengidentifikasi dan menerapkan solusi yang akan mengembalikan prospek stabilitas ekonomi jangka panjang, mengatasi ketidakpuasan rakyat Sri Lanka, yang begitu kuat dan gamblang,” ujar Blinken.

"Kami akan mendesak parlemen Sri Lanka untuk melakukan pendekatan ini dengan komitmen untuk kemajuan negara, bukan salah satu partai politik," sambung Blinken dalam konferensi pers di Bangkok.

India, tetangga Sri Lanka yang telah memberikan dukungan sekitar 3,8 miliar dollar AS selama krisis, mengatakan sedang mengamati peristiwa dengan cermat.

Dana Moneter Internasional (IMF), yang telah melakukan pembicaraan dengan pemerintah untuk kemungkinan bailout senilai 3 miliar dollar AS, juga tengah memantau peristiwa dengan cermat.

“Kami berharap resolusi situasi saat ini yang akan memungkinkan dimulainya kembali dialog kami tentang program yang didukung IMF,” kata IMF dalam sebuah pernyataan.

Sumber Kompas.com: Negara Bangkrut, Pengunjuk Rasa Temukan Banyak Uang di Istana Presiden Sri Lanka

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved