Berita Tanahlaut

Kalah Bersaing dengan Ponpes, SMPN 5 Jorong Tala Hanya Menjaring Sepuluh Murid Baru

Hingga berakhirnya masa PPDB, berdasar data Disdikbud Tala, SMPN 5 Jorong hanya mendapatkan sekitar sepuluh orang murid baru.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
MACHSADA untuk BPost
INILAH SMPN 5 Jorong di Desa Sabuhur. Pada PPDB 2022/2023 saat ini, sekolah ini minim pendaftar. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Pada tahun pelajaran 2022/2023 pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Tanahlaut (Tala), tercatat satu sekolah yang minim murid yakni di SMPN 5 Jorong yang berada di Desa Sabuhur.

Hingga berakhirnya masa pendaftaran peserta didik baru (PPDB) beberapa pekan lalu, berdasar data pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tala, sekolah tersebut hanya mendapatkan sekitar sepuluh orang murid baru.

Kepala Disdikbud Tala H Zainal Abidin mengatakan pihaknya sebenarnya telah melakukan pendekatan secara persuasif dengan kalangan wali murid di Desa Sabuhur.

Memberi pandangan tentang sistem zonasi yang artinya melanjutkan sekolah di wilayah terdekat.

Pertemuan dengan pihak kecamatan maupun pemerintah desa setempat juga telah dilakukan.

Baca juga: Orangtua Banyak Abaikan Sistem Zonasi, SMPN 5 Jorong Minim Pendaftar, Ini Imbauan Disdikbud Tala

Semuanya secara bersama-sama telah membujuk wali murid kelas 6 SD di wilayah setempat agar melanjutkan pendidikan ke SMPN 5 Jorong yang berada di desa setempat.

"Namun umumnya tetap pada pendiriannya, melanjutkan pendidikan sang anak ke sekolah lain. Mereka mengatakan lebih baik tidak melanjutkan sang anak kalau dipaksa harus ke SMPN 5 Jorong," papar Zainal.

Hal itu yang membuat pihaknya akhirnya tidak bisa berbuat banyak.

Pasalnya jika akhirnya justru tidak melanjutkan pendidikan, tentu kian tidak baik keadaan yang terjadi.

Dikatakannya, di Desa Sabuhur ada tiga sekolah dasar negeri.

Jumlah total lulusan tahun ini sekitar 70 orang.

Semula pihaknya berharap 50 persen masuk atau melanjutkan pendidikan ke SMPN 5 Jorong.

Tapi wali murid setempat banyak yang melanjutkan pendidikan sang anak ke lembaga pendidikan lainnya.

Terutama ke pondok pesantren yang ada di Kota Pelaihari, di Martapura Kabupaten Banjar, dan ke SMP negeri lain.

"Lulusan SD dari Sabuhur yang masuk ke salah satu pondok pesantren di Matah, Pelaihari, saja sebanyak 15 orang. Infonya pondok setempat dapat murid baru jenjang SMP hingga 250 orang," papar Zainal.

Diakuinya kian bertumbuhnya ponpes di Tala khususnya di Kota Pelaihari berpengaruh nyata terhadap minat masyarakat menyekolahkan anak ke sekolah umum.

Apalagi sejumlah ponpes juga membuka pendidikan umum jenjang SMP dan SMA sehingga alumninya mendapatkan dua jenis ijazah.

Pihaknya tidak bisa intervensi karena ponpes tidak masuk dalam ketentuan penerapan zonasi.

Status juga telah disamakan dengan sekolah formal sehingga pihak ponpes kini juga dapat menerbitkan ijazah seperti halnya sekolah formal lainnya.

"Sejauh ini yang saya ketahui di Tala ada sekitar tujuh ponpes yang membuka pendidikan SMP dan SMA umum. Ini menjadi daya tarik luar biasa bagi kalangan masyarakat," sebut Abidin.

Baca juga: PPDB 2022, SLB Negeri Marabahan Alami Peningkatan Pendaftar Siswa Baru

Lebih lanjut ia menyebutkan juga tercatat sebanyak sepuluh orang lulusan SD di Sabuhur yang melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri di Kecamatan Panyipatan.

Alasan wali murid karena jarak sekolahan lebih dekat dibanding SMPN 5 Jorong.

Pihaknya juga telah melakukan pendekatan terhadap wali murid tersebut agar mengalihkan pendaftaran sang anak ke SMPN 5 Jorong.

Namun wali murid setempat tetap pada pendiriannya dan menyatakan tidak akan melanjutkan pendidikan sang anak jika diharuskan ke SMPN 5 Jorong.

Apakah guru di SMPN 5 Jorong kurang? Abidin mengatakan cukup yakni sembilan orang.
Bahkan enam orang di antaranya berstatus pegawai negeri sipil.

Meski SMPN 5 Jorong minim murid, namun Abidin menegakan tetap mempertahankan keberadaan lembaga pendidikan tersebut.

"Soalnya kalau misalnya ditutup, kasihan lagi nanti warga di Sabuhur jika ingin melanjutkan pendidikan anak mereka karena jauh dari SMP lainnya," pungkasnya.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved