Berita Tanahlaut

Lubang Tambang di Bukitmulya Tala Sudah Darurat, Longsoran Tebing Ada yang Sejajar Dinding Rumah

kondisi lubang-lubang tambang di Bukitmulya, darurat, kondisinya acak-acakan dengan kedalaman hingga 40-an meter dan luas.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/roy
Inilah kondisi salah satu rumah warga di RT 13 Desa Bukitmulya yang dindingnya telah menggantung di tebing lubang tambang... 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Lubang-lubang tambang batu bara di Desa Bukitmulya, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), masih cukup labil.

Karena itu longsoran masih terus terjadi hingga sekarang.

Pantauan di lokasi, tebing lubang-lubang tambang tersebut rapuh dan umumnya tegak lurus.

Penuturan warga setempat, Jumat (29/7/2022), sejak sekitar sepekan terakhir longsor cukup sering terjadi menyusul curah hujan yang cenderung meninggi intensitasnya.

Baca juga: Turun ke Bukitmulya, Dinas LH Tanahlaut Bersama Camat Kintap Petakan Seluruh Lubang Tambang

Baca juga: Pelajar Dusun 5 Bukitmulya Tanahlaut Tak Bisa Sekolah Lagi, Jalan yang Tenggelam Kian Dalam

Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup pada Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Tala H Rahmani bahkan menyebut kondisi lubang-lubang tambang di Bukitmulya, darurat.

Itu setelah ia melihat langsung kondisi faktual di lapangan.

Pejabat eselon III itu sedih ketika melihat banyaknya lubang-lubang tambang di Bukitmulya yang kondisinya acak-acakan.

Umumnya lubang tersebut cukup dalam hingga 40-an meter dan luas.

Hal yang membuatnya kian sedih ketika melihat sejumlah rumah warga yang terancam lantaran berada di dekat bibir tambang.

"Bahkan ada yang posisi lubangnya telah sejajar dengan dinding rumah warga," sebut Adi.

Catatan banjarmasinpost.co.id, rumah tersebut merupakan rumah di dekat lubang tambang di Bukitmulya yang paling ekstrem kondisinya.

Rumah itu milik Abdul Syukur warga RT 13 setempat.

Lebih dua tahun silam rumah tersebut ditinggalkan pemiliknya lantaran takut menghuninya.

Pasalnya tiap saat rumah tersebut bisa roboh jika tebing tambang terus longsor.

Tahun lalu saat banjarmasinpost.co.id ke rumah tersebut, jarak tebing lubang tambang masih berjarak satu meter dari dinding rumah.

Namun saat ini telah nol meter, dinding rumah permanen (betok) tersebut telah menggantung persis di bibir lubang.

Baca juga: KPK Resmi Tahan Mardani, Mantan Bupati Tanahbumbu Kalsel Masuk Rutan Pomdam Jaya Guntur

Baca juga: Memasuki Musim Pancaroba, ISPA Masih Mendominasi Gangguan Kesehatan di Banjarmasin

"Setelah kita lihat di lapangan, kegiatan tambang di Bukitmulya sudah ada yang langsung berbatasan dengan batas permukiman. Ada juga yang langsung di perkebunan dan sebagainya. Malah ada rumah yang sudah berada di sisi tebing tambang," kata Adi.

Keadaan itu dikatakannya, menyebabkan warga mereka sangat khawatir.

Pasalnya dampak lanjutan terhadap permukiman mereka terus mengintai tiap saat, apalagi belakangan ini hujan kerap mengguyur.

"Itu perlu dicermati oleh semua pihak karena keadaannya sudah emergency sekali. Harus ada upaya-upaya untuk mengatasi atau setidaknya mengurangi dampak lingkungan," tandasnya.

Dalam kaitan itu, sebut Adi, diperlukan koordinasi-koordinasi yang lebih intens.
"Bagaimana agar kondisi tersebut dapat dihentikan dampaknya supaya tidak berlanjut," sebutnya.

Selain itu dikatakannya juga perlu upaya-upaya pemulihan sehingga kondisi lingkungan yang terdapat tambang di sekitarnya, tidak berkembang atau kian mengancam warga Bukitmulya.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved