Berita Banjarmasin
Jembatan Sulawesi 1 Banjarmasin Dikeluhkan Pengendara, Pakar Intakindo Kalsel Ungkap Penyebabnya
Sejak ditutupnya Jembatan Sulawesi 2, yang akan segera dibangun, arus lalu lintas difokuskan ke Jembatan Sulawesi 1 ini.
Penulis: Frans Rumbon | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Keluhan dirasakan oleh para pengendara, khususnya ketika melintasi Jembatan Sulawesi 1 Banjarmasin.
Pasalnya oprit jembatan terlalu tinggi alias curam, dan di sisi lain kurang nyaman dilalui karena bagian ujung lantai jembatan tidak sejajar dengan ujung oprit.
Sehingga bagi kendaraan melintas akan merasakan hentakan, perjalanan pun terasa kurang nyaman.
Sejak ditutupnya Jembatan Sulawesi 2, yang akan segera dibangun, arus lalu lintas pun difokuskan ke Jembatan Sulawesi 1 ini.
Baca juga: Jembatan Sulawesi II Banjarmasin Bakal Ditutup, Begini Skema Arus Lalu Lintas Nantinya
Baca juga: Sempat Tertunda, Pembangunan Jembatan Sulawesi 2 di Banjarmasin Segera Digenjot
Terkait dengan kondisi ini, Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (Intakindo) Kalimantan Selatan (Kalsel) sempat melakukan pemantauan di Jembatan Sulawesi 1 dengan menurunkan Tenaga Ahli Utama Jembatan di Intakindo Kalsel pada Jumat (29/7/2022) siang.
Dari hasil pengamatan di lokasi, Ketua Dewan Pakar Nasional Intakindo Kalsel, Hasan Husaini menerangkan ketidaknyamanan saat melintasi Jembatan Sulawesi 1 ini dikarenakan terjadinya penurunan pada bagian plat injak
Plat injak sendiri adalah konstruksi beton pada jalan pendekat di ujung bibir jembatan atau oprit, yang menjadi sambungan dengan lantai jembatan.
"Plat injak yang menurun itulah yang membuat bagian sebelum kepala jembatan atau dinding abutment jadi meninggi sekitar tiga hingga empat sentimeter. Jadi seperti ada rasa hentakan ketika menaiki kepala jembatan dan membuat ketidaknyamanan pengendara. Kalau untuk struktur jembatan, itu tidak ada masalah," ujarnya.
Terkait kondisi, Hasan Husaini menyarankan agar segera diambil tindakan untuk memperbaikinya.
Baca juga: Digelar Sebulan Sekali di Balai Kota Banjarmasin, Gelar Senja Bertujuan Ini bagi Anak-anak
Baca juga: Memasuki Musim Pancaroba, ISPA Masih Mendominasi Gangguan Kesehatan di Banjarmasin
Pasalnya apabila terus menerus dilintasi, plat injaknya akan semakin menurun.
Dan secara otomatis, menurut Hasan, semakin menambah ketinggian dinding abutment.
"Kalau tidak didiamkan saja, maka ketinggiannya bisa saja semakin naik. Misalnya yang awalnya hanya sekitar tiga sampai empat sentimeter, bisa saja meningkat lebih dari itu," katanya.
Hasan menyarankan perbaikan bisa dilakukan dengan cara melakukan pembongkaran khususnya bagian plat injak, kemudian dinaikkan.
"Sebaiknya dikerjakan secepatnya saja, karena ini menimbulkan ketidaknyamanan untuk pengendara," pungkasnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Frans Rumbon)