Ekonomi dan Bisnis
Bawang Merah Hingga Ikan Asin Mempengaruhi Inflasi di Kalimantan Selatan
Pada Juli 2022 terjadi inflasi di Kalsel sebesar 0,36 persen atau dari 114,04 pada Juni 2022 menjadi 114,45 pada Juli 2022.
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Perkembangan harga berbagai komoditas pada Juli 2022 secara umum menunjukkan adanya kenaikan.
Berdasarkan hasil pemantauan di Kalimantan Selatan (Kalsel), pada Juli 2022 terjadi inflasi sebesar 0,36 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,04 pada Juni 2022 menjadi 114,45 pada Juli 2022.
Tingkat inflasi tahun kalender 2022 sebesar 4,53 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2022 terhadap Juni 2021) sebesar 6,15 persen.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, Yos Rusdiansyah, Senin (1/8/2022), menjelaskan inflasi di Kalsel pada Juli 2022 terjadi karena adanya kenaikan harga secara signifikan oleh sembilan indeks kelompok pengeluaran.
Rinciannya, kelompok pendidikan sebesar 2,32 persen, kelompok transportasi 2,12 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,34 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,33 persen, kelompok rekreasi.
Baca juga: Penggemar Produk SiSeSa Tak Perlu ke Jakarta, Kini Sudah Hadir di Banjarmasin
Baca juga: Booster Kedua Vaksinasi Covid-19 di Banjarmasin Dimulai Hari Ini
Baca juga: Indomaret Cabang Kalselteng Bantu Dua Unit Gerobak untuk UMKM Banjar
Kemudian, kelompok olahraga dan budaya sebesar 0,30 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,18 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,11.
Selanjutnya, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,09 persen, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,02 persen.
"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Juli 2022, antara lain, bawang merah, cabai merah kering, tomat, ikan asin peda, angkutan laut, biaya taman kanak-kanak, wortel, biaya kelompok bermain, ikan sepat siam, dan angkutan udara," kata Kepala BPS Kalsel.
Sementara itu, komoditas yang mengalami penurunan harga atau deflasi di Kalsel, antara lain, kacang panjang, pepaya, ikan asin tenggiri, kemeja pendek anak, ikan gabus, ikan saluang, buncis, minyak goreng, sawi hijau dan ikan kakap merah.
Masih dijelaskan Yos Rusdiansyah, Pada Juli 2022 dari 11 kelompok pengeluaran, 7 kelompok memberikan andil/sumbangan inflasi satu kelompok mengalami deflasi dan 3 kelompok tidak mengalami perubahan.
Baca juga: Aplikasi Dagangan Tapin Dilaunching, Pasarkan Produk UMKM
Baca juga: Ramai Cek Saldo di ATM Bank Kalsel, Nasabah Menyatakan Dana Aman
Baca juga: Sebut Terjadi Dugaan Kejahatan Skimming, Dirut Bank Kalsel Siap Ganti Uang Nasabah
Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi terbesar, yaitu transportasi 0,24 persen, pendidikan 0,08 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,02 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya 0.02 persen.
Masih berdasar keterangan Kepala BPS Kalsel Yos Rusdiansyah, dari 90 Kota inflasi di Indonesia, tercatat seluruh kota mengalami inflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 2,72 persen dan inflasi terendah terjadi di Pematang Siantar dan Tanjung sebesar 0,04 persen," jelasnya.
Adapun di wilayah Pulau Kalimantan, sebelas kota mengalami inflasi dan satu kota mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Kotabaru sebesar 1,07 persen dan terendah terjadi di Pontianak dan Tanjung sebesar 0,04 persen. Sementara, pedagang bawang merah keriting, Rusmati, mengakui bahwa bawang merahkering masih tinggi." Harganya seratus ribu lebih, ini yang sering dipakai," 'pungkasnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Nurholis Huda)