Religi
Ada Jadwal Niat Puasa Tasua dan Asyura 9-10 Muharram, Ustadz Abdul Somad Ingatkan Soal Ini
Simak jadwal dan Niat puasa Tasua juga Niat Puasa Asyura yang segara datang. Simak juga ceramah Ustadz Abdul Somad tentang bulan Muharram.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Simak jadwal dan Niat puasa Tasua juga Niat Puasa Asyura yang segara datang. Simak juga ceramah Ustadz Abdul Somad tentang bulan Muharram.
Diketahui, telah terjadi pergantian tahun Baru Islam 1444 Hijriyah, dan telah masuk bulan Muharram.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan asal mula perintah puasa sunnah yang ditunaikan di bulan Muharram.
Bulan Muharram sendiri adalah bulan pertama di antara 12 bulan dalam sistem kalender Islam, yang mana berarti masuk tahun baru di kalender hijriyah.
Baca juga: Amalan Pengganti Puasa Asyura bagi Wanita Haid, Buya Yahya Imbau Manfaatkan Waktu Berdzikir
Baca juga: Kemuliaan Puasa Asyura Diungkap Ustadz Adi Hidayat, Sikap Nyata Meneladani Nabi Muhammad SAW
Ada sejumlah amalan sunnah yang dianjurkan di bulan Muharram, amalan paling afdhol dilaksanakan ialah puasa sunnah.
Terdapat banyak puasa sunnah yang dianjurkan bagi kaum muslim.
Bahkan ada puasa khusus yang hanya ada di bulan Muharram, tidak dijumpai di bulan-bulan lainnya.
Amalan tersebut sunnah dilaksanakan pada 10 Muharram, ada juga puasa yang dilaksanakan sehari sebelumnya yaitu 9 Muharram.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan di bulan Muharram satu satu puasa sunnah khusus yang tidak dijumpai di bulan-bulan lain, yaitu puasa Asyura.
"Puasa Asyura adalah tanggal 10, namun yang paling bagus puasa itu adalah 9, 10, 11 tiga hari, kalau tidak sanggup tiga hari pilih dua hari 9 dan10 Muharram," jelas Ustadz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube TAMAN SURGA. NET.
Hal tersebut diperintahkan atau dianjurkan Nabi Muhammad SAW kepada umat Islam, puasa selama tiga hari bertujuan untuk menyelisihi atau membedakan dengan kaum Yahudi di Madinah yang juga melaksanakan puasa di tanggal 10 Muharram.
Pendakwah yang karib disapa UAS menceritakan, di Madinah ada tiga suku kaum Yahudi, yakni Yahudi Bani Nadhir, Yahudi Bani Quraidhah, dan Yahudi Qainuqa.
"Suku Yahudi tersebut tidak makan dan minum pada tanggal 10 Muharram, Nabi bertanya, 'Ma hadza?' mereka menjawab 'Ha dza yaumun sholihun' Ini adalah hari yang baik, Allah menyelamatkan Nabi Musa dan menenggelamkan Fir'aun laknatullah. Mereka bersyukur kepada Allah dengan berpuasa di tanggal 10 karena Allah telah menyelamatkan Nabi Musa," paparnya.
Nabi Muhammad SAW merasa lebih berhak atas Nabi Musa As, maka Rasulullah SAW memerintahkan untuk puasa tersebut.
Sehingga tentang puasa Asyura, tidak ada ikhtilaf antara ulama, diriwayatkan berdasarkan hadist shahih sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.