Religi
Amalan yang Bisa Dikerjakan di Bulan Safar Dijelaskan Buya Yahya, Shalat Malam Hingga Sedekah
Penceramah Buya Yahya menjelaskan amalan yang bisa dikerjakan di bulan Safar. Simak Amalan Bulan Safar mulai shalat malam hingga sedekah.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Penceramah Buya Yahya menjelaskan amalan yang bisa dikerjakan di bulan Safar.
Buya Yahya yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah menekankan sejumlah amalan itu juga bisa dilakukan kapan saja di bulan-bulan lainnya dalam kalender Hijriyah.
Pendakwah Buya Yahya pun mengklarifikasi adanya amalan yang berkembang di kalangan masyarakat di daerah tertentu yang tidak dinisbatkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan kata lain bukan anjuran Rasulullah SAW.
Diketahui, saat ini telah berada di awal bulan Safar 1444 Hijriyah. Pada tahun ini, jadwal 1 Safar bertepatan pada hari Senin (29/8/2022) kemarin.
Baca juga: Menikah di Bulan Safar Dianggap Bikin Sengsara, Buya Yahya Tegaskan Hal Ini
Baca juga: Perbedaan Hadiah Undian dan Judi di Sayembara Online Shop, Begini Penjelasan Buya Yahya
Buya Yahya menuturkan ada sejumlah amalan yang bisa dilaksanakan di bulan Safar sebagaimana di bulan-bulan lainnya, misalnya membaca Alquran.
"Kalau ada amalan lainnya misal baca Yassin, baca doa, sedekah di bulan Safar agar ditolak dari bencana, itu amalan yang sah atau boleh-boleh saja dilakukan, tak hanya dibaca saat rebo wekasan, tapi setiap saat boleh dilakukan," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Selain itu, saat membaca surah Yassin boleh mengulang-ulang beberapa ayat, misalnya "Salaamun qoulam mirrobbirrohim" sebanyak tiga kali.
Amalan lainnya yakni shalat malam, sebanyak-banyaknya jumlah rakaat yang dilakukan adalah sah.
Namun afdholnya melakukan shalat malam dua rakaat sekali salam, namun bagi yang melakukan empat dan enam rakaat tetap sah.
"Apakah ada shalat tolak bala, yang benar adalah shalat hajat untuk menolak bala, berapapun rakaatnya setelah shalat membaca doa dijauhkan dari marabahaya, atau saat sedekah diniatkan untuk menolak bala, sah," ucap Buya Yahya.
Karena itu, tidak perlu menghujat amalan-amalan itu. Yang terpenting adalah tidak melakukan kebohongan misalnya mimpi bertemu Nabi SAW.
Selagi tidak bertentangan dalam Islam dan tidak dinisbatkan kepada Nabi Muhammad SAW maka boleh-boleh saja.
Terkait amalan rebo wekasan, Buya Yahya menegaskan amalan yang seringkali tersebar di bulan Safar itu bukan bersumber dari hadist Nabi SAW.
"Tidak boleh mengatakan itu dari Nabi sama artinya dengan dusta, kalau memang ada seorang yang shaleh, alim, tidak tampak pada dirinya kemaksiatan kemudian mengucapkan amalan itu, mungkin bisa benar, tapi itu berupa ilham," ujar Buya Yahya.
Ia menambahkan Allah memberikan ilham kepada seseorang yang kemudian diketahui dan diamalkan oleh orang tersebut.
