Religi
Ini Cara Dapat Pertolongan Allah Cegah Perbuatan Buruk, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Soal Rasa Takut
Penceramah Ustadz Adi Hidayat menjabarakan cara Allah menolong hamba-Nya yang ingin berbuat buruk atau maksiat.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Penceramah Ustadz Adi Hidayat menjabarakan cara Allah menolong hamba-Nya yang ingin berbuat buruk atau maksiat.
Pendakwah yang disapa UAH mengatakan ada ya rasak cemas dan takut adalah bentuk pertolongan Allah SWT.
Ustadz Adi Hidayat pun mengimbau senangtiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dengan cara mengindari perbuatan tercela yag dimurkai Allah.
Manusia tak luput dari kesalahan dan kekhilafan, bahkan tak sedikit yang terjerumus ke lembah kemaksiatan.
Baca juga: Kemuliaan Bulan Safar Diuraikan Ustadz Adi Hidayat, Lanjutan Momentum Hijrah Umat Islam
Baca juga: Waktu Terbaik Shalat Dhuha, Ustadz Adi Hidayat Beberkan Kemuliaan Mengamalkannya
Tak hanya mengerjakan perbuatan baik dan mulia, meninggalkan maksiat termasuk amal shaleh dan bentuk taqwa seorang hamba.
Posisi seseorang yang tengah dihadapkan dengan kemaksiatan, terbilang sulit untuk menghindar kecuali ada pertolongan dari Allah SWT.
Allah memberikan pertolongannya melalui sebuah pertanda.
Ustadz Adi Hidayat mengatakan, pertolongan Allah diberikan kepada hamba-Nya melalui rasa takut dan kecemasan saat hendak berbuat maksiat.
"Apabila Anda sedang bermaksiat dan muncul ketakutan dalam diri Anda, maka ada dua pertanda, pertama Allah sedang mencintai Anda maka ambil cinta-Nya. Yang kedua Allah sedang melipatgandakan pahala Anda untuk mengentaskan keburukan dan kesulitan hidup yang mungkin dialami di satu masa," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip dari kanal youtube Adi Hidayat Official.
Perasaan takut ketika berbuat maksiat adalah pertanda dari Allah, maka hendaknya seoarng hamba yang merasakan hal ini cepat meninggalkan maksiat itu karena Allah.
UAH menambahkan perilaku meninggalkan maksiat merupakan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Sebagaimana perintah Allah dalam ayat Alquran Q.S. Ali 'Imran : 104
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Artinya: Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Q.S. Ali 'Imran : 104)
Berbuat makruf atau baik dikatakan UAH semua orang bisa melakukannya dan terbilang mudah, dibandingkan mencegah kemungkaran atau menghindari maksiat.
"Mencegah kemungkaran itu yang susah karena berhadapan langsung dengan pelaku maksiat, misalnya ceramahin orang yang suka mabuk, datang ke tempat maksiat ajak taubat itu tidak mudah," jelasnya.
Salah satu perbuatan mungkar adalah berbuat riba. Pelaku riba yang hartanya sebagian besar dari riba.
Ustadz Adi Hidayat menceritakan salah seorang pelaku riba yang memberikan pinjaman kepada saudaranya dengan skema riba.
Suatu hari si rentenir menagih uang yang dihutang saudaranya itu, karena sudah menumpuk disertai bunga pinjaman akhirnya saudaranya itu tak mampu membayar utang-utangnya.
"Datanglah anak dari yang berhutang itu tak lain adalah keponakan si rentenir. Sudah lama pamannya ini naksir dengan keponakan anak gadis kembang desa tersebut, kesempatan bagi si rentenir yang ingin mendekati si anak gadis," ujar UAH.
Si pelaku riba itu lantas mengutarakan keinginannya untuk menggauli anak gadis itu.
Tanpa pikir panjang, anak gadis itu mengiyakan keinginan bejat sang paman untuk tidur dengannya.
"Tibalah malam hari, anak gadis itu menemui si rentenir. Namun sebelum ia ditiduri sang paman, anak itu berkata "Paman Ittaqillah, yang artinya bertaqwalah kepada Allah, setelah kalimat itu diucapkan, seperti sambaran petir kepada diri si Paman ada getaran dalam jiwanya," lanjut UAH.
Seketika si rentenir itu langsung takut kepada Allah dan meninggalkan si gadis yang ingin ia gauli namun tidak jadi.
Si pelaku maksiat itu pun sadar dan bertaubat kepada Allah. Utang-utang saudaranya dihapuskan.
"Suatu ketika ia mendapat kesulitan terhalang oleh batu besar dan ia masuk ke gua, maka atas perbuatannya nahi mungkar itu, ia pun terbebas dari jebakan batu itu," tukas UAH.
Hikmah dari cerita tersebut adalah pertolongan Allah di masa yang akan datang bagi seseorang yang berhasil mencegah dirinya dari perbuatan maksiat.
Simak video selengkapnya: KLIK
Syarat-syarat Taubat Nasuha dan Tata Cara Salat Taubat
Taubat merupakan suatu sikap menerima dengan setulus hati apa kesalahan yang diperbuat dan menyesalinya, serta berjanji untuk tidak mengulanginya kembali.
Taubat dapat dilakukan dengan cara mendirikan salat taubat dengan niat tulus ikhlas mengharap keridhoan Allah swt.
Salat Taubat merupakan wujud peribadahan tertinggi di hadapan Allah SWT
Ibadah Salat Taubat adalah wujud penghambaan manusia terhadap Tuhannya, dengan mengakui bahwa dirinya tidak lain dan tidak bukan hanyalah seorang pendosa.
Pada dasarnya salat ini dilakukan dengan bentuk penyadaran manusia di tingkat iklasnya untuk memperbaiki dirinya menuju sikap yang lebih baik.
Berikut rangkuman Salat Taubat dan Taubat Nasuha dirangkum dari Terjemahan kitab fikih dan bab salat :
Anjuran untuk bertaubat, terdapat dalam firman Allah SWT
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ يَوْمَ لَا يُخْزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَٱغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Yā ayyuhallażīna āmanụ tụbū ilallāhi taubatan naṣụḥā, 'asā rabbukum ay yukaffira 'angkum sayyi`ātikum wa yudkhilakum jannātin tajrī min taḥtihal-an-hāru yauma lā yukhzillāhun-nabiyya wallażīna āmanụ ma'ah, nụruhum yas'ā baina aidīhim wa bi`aimānihim yaqụlụna rabbanā atmim lanā nụranā wagfir lanā, innaka 'alā kulli syai`ing qadīr
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. At Tahrim : 8)
Ayat diatas menunjukan betapa diperuntukannya untuk kita suatu taubatan nasuha.
Dimana kita dapat merasakan nikmat keislaman yang lebih baik dengan meninggalkan masa sulit kita senantiasa lalai akan apa yang Allah SWT perintahkan dan mendekati apa yang di larang.
Syarat-syarat Taubat Nasuha
1. Menyesali segala perbuatan dosanya.
2. Berazam (bertujuan) untuk tidak akan pernah mengulanginya kembali.
3. Berjuang dengan sepenuh tenaga untuk istiqomah di jalan hidup yang baru.
4. Meminta maaf kepada sesama manusia, jika kesalahan itu terkait hubungan kita dengan sesama.
Sholat taubat sendiri hukumnya sunnah, berdasarkan hadist dari Abu Bakar ra., Rasulullah SAW bersabda,
“Tidaklah seorang hamba melakukan shalat dua rakaat kemudian meminta ampun kepada Allah, kecuali Allah akan mengampuninya.”Kemudian beliau membaca ayat ini.
وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا۟ ٱللَّهَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلُوا۟ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Wallażīna iżā fa'alụ fāḥisyatan au ẓalamū anfusahum żakarullāha fastagfarụ liżunụbihim, wa may yagfiruż-żunụba illallāh, wa lam yuṣirrụ 'alā mā fa'alụ wa hum ya'lamụn
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imron : 135) (HR. Tirmidzi)
Waktu Pelaksanaan Salat Taubat
Salat Taubat termasuk Salat sunnah yang dikerjakan hanya apabila ada kejadian-kejadian tertentu yang menjadi penyebabnya.
Niat
Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat shalat, berikut niat Salat Taubat yakni dengan menghadirkan keinginan untuk taubat dari berbagai kesalahan terlebih dahulu
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّوْبَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli Sunnatat Taubati Rak’ataini Lillahi Ta’ala
Saya niat salat sunnah taubat dua rakaat karena Allah.
Tata cara salat taubat dilakukan seperti salat pada umumnya.
Beberapa hal yang membedakan hanyalah pada niat penyebab ingin bertaubat.
Bersuci secara benar dan bagi yang sedang dalam keadaan kafir dianjurkan mandi besar.
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)