Religi
Kiat-kiat Berhasil Hijrah, Buya Yahya Jelaskan Perbanyak Renungan Diri
Buya Yahya berikan kiat agar sukses berhijrah, menurut Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah ini salah satunya adalah memperbanyak renungan diri
Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Buya Yahya menjelaskan kiat-kiat berhasil dalam berhijrah.
Bukan perkara mudah namun bukan berarti tak bisa untuk berhijrah, Buya Yahya mengungkapkan salah satu cara yang bisa dilakukan.
Salah satu kiat-kiat hijrah dikatakan Buya Yahya yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah adalah memperbanyak renungan diri.
Hijrah adalah berpindah dari suatu kondisi, keadaan, tempat dan lainnya yang krang baik atau buruk ke suatu hal yang baik dan disukai Allah SWT.
Baca juga: Berwudhu dalam Keadaan Tak Berpakaian Dijabarkan Buya Yahya, Tetap Sah Namun Sebaiknya Dihindari
Baca juga: Sendal Hilang di Masjid dan Pakai Milik Orang Lain Sebagai Gantinya, Buya Yahya : Haram Hukumnya
Buya Yahya menerangkan cara-cara dalam berhijrah dapat dimulai dengan memperbanyak renungan diri.
"Merenunglah dengan diri sendiri semampunya, hanya saja kerap manusia lemah dan tidak gampang menyadari, maka belajar itu penting," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Buya Yahya mengimbau agar di suatu majelis harus ada kurikulumnya, tidak melulu satu bahasan atau materi saja.
Salah satu yang harus masuk kurikulum adalah renungan diri, sehingga bagi yang mengaji dapat dibantu untuk hijrah.
"Misalnya mengerti sesuatu itu dosa namun diri tidak sadar bahwa hal itu tidak boleh dilakukan, jenis dosa atau kesalahan yang kerap dianggap sepele, misalnya berani dengan orangtua sebatas memukul, padahal maknanya luas," papar Buya Yahya.
Kasus sehari-hari misalnya, seorang anak segera berangkat sekolah namun sebelumnya sarapan terlebih dahulu.
Tiba-tiba teman sekolahnya menghampiri dan mengajak buru-buru ke sekolah takut terlambat.
Karena dibilang kesiangan dan takut terlambat, maka anak itu bergegas ke sekolah setelah cuci tangan, salaman dengan Ibu dan ngebut naik sepeda.
"Sampai di sekolah, anak itu balik lagi ke rumah sedangkan temannya masuk kelas. teman anak itu pun menunggu di kelas dan merasa bingung mengapa anak itu balik ke rumah lagi, ternyata anak itu merasa bersalah karena tak mencuci piring sehabis sarapan, dan tidak rela jika yang mencuci piring adalah Ibunya," jelasnya.
Baca juga: Cepat Hafal Alquran dan Tak Mudah Lupa, Ustadz Adi Hidayat Beberkan Caranya
Baca juga: Waktu Menunaikan Shalat Dhuha, Simak Juga Keistimewaan Shalat Sunnah Ini
Alangkah seringnya seorang anak sengaja membiarkan piring setelah makan agar dicuci oleh Ibunya.
Hal itu adalah masalah yang sederhana namun tidak disadari, maka dalam merenung perlu guru yang mengingatkan.
"Sudah capek Ibu melahirkan dan merawat kita, sudah besar nyuci baju dan piring masih ibu juga. Ini contoh yang perlu direnungi," ucap Buya Yahya.
Bahkan kadang-kadang, Orangtua sibuk kita sebagai anak malah sibuk main handphone.
Maka dari itu, dalam berhijrah ada tahapan-tahapan ilmu yang harus dipelajari dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pentingnya merenungi kesalahan yang berbuah kesadaran dimulai hal sepele maka niscaya hijrah yang dilakukan sukses.
Simak Videonya, KLIK
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post