Religi

Cara Sambut Maulid Nabi di Bulan Rabiul Awal, Begini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan cara menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di bulan Rabiul Awal. Ini kata pendakwah ini

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
kanal youtube Ceramah Pendek
Ustadz Adi Hidayat jelaskan cara menyambut maulid Nabi Muhammad SAW 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan cara menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di bulan Rabiul Awal.

Ustadz Adi Hidayat menuturkan tak perlu menyelisihkan soal perayaan Maulid Nabi i Muhammad SAW yang umum dilaksanakan di Indonesia setiap tahun.

Sebentar lagi bulan Safar akan berganti ke bulan Rabiul Awal 1444 Hijriyah, yang mana 1 Rabiul Awal dimulai pada Selasa (27/9/2022).

Poin penting bagi umat Islam dikatakan Ustadz Adi Hidayat adalah senang dan berbahagia menyambut hari lahirnya Nabi SAW.

Baca juga: Posisi dalam Shalat yang Jadi Sebab Doa Dikabulkan, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Ketentuannya

Baca juga: Kiat-kiat Muhasabah Diri, Buya Yahya Imbau Keluarga Saling Mengingatkan, Gunakan Kata Bijak di Rumah

Karena itu, kaum muslimin harusnya menyikapi mengambil jalan tengah terbaik untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Gembira atas lahirnya dan kehadiran Nabi Muhammad SAW sudah sepatutnya, sebab yang menolak kehadiran Nabi SAW adalah kufur.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan maulid artinya waktu Nabi SAW dilahirkan, maulud itu adalah bayinya.

"Jadi secara bahasa, mustahil kita menolak maulid dan maulud, kita mengakui adanya maulid dan maulud, bagaimana menyikapinya? Kita Berbahagia dengan itu semua dan menghadirkan tuntunan Nabi SAW dalam kehidupan sehari-hari sesuai syariat Islam," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Ceramah Pendek.

Budaya bisa jadi berbeda jika mengantarkan kepada washilah mendekatkan kita pada Alquran dan sunnah, maka budaya itu benar untuk digunakan.

Segala sesuatu yang mengantarkan kepada kebaikan maka menjadi perangkat yang benar untuk dilaksanakan.

"Microphone tidak ada di zaman Nabi SAW, apakah ini haram? Tidak. Karena mic ini mendekatkan kita untuk mendengar kalimat-kalimat adzan dan kebaikan," paparnya.

Baca juga: Cara Mengenal Karakter Pasangan, Ustadz Khalid Basalamah Jelaskan Kunci Rumah Tangga Bahagia

Baca juga: Waktu Pelaksanaan Shalat Sunnah Wudhu, Ustadz Abdul Somad Jabarkan Kemuliaannya

Namun perlu waspada dan menjaga diri agar tidak terlibat dalam budaya-budaya, yang kiranya yang disusupkan dalam kaidah-kaidah agama sehingga menyimpangkan kita dari ketentuan yang benar.

Karena itu, pendapat yang menyatakan acara maulid Nabi SAW adalah bid'ah adalah keliru. Menukil kitab karangan pendiri Nahdatul Ulama (NU), Ustadz Adi Hidayat mengatakan yang disebur bid'ah adalah hal-hal yang menjerumuskan ke dalam perilaku menyimpang hingga puncaknya mengaku bahwa diri adalah Allah.

Bid'ah selanjutnya adalah ahli dzikir yang merasa dekat dengan Allah, punya hubungan dekat denga Allah maka tidak berlaku perintah dan larangan-Nya.

"Maka jika ditemukan ahli dzikir tapi tidak shalat, itu adalah orang yang sesat, jangan diiikuti," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Kalau ada budaya yang mengajarkan kebaikan, misalnya nasyid dan maulid Nabi Muhammad SAW.

"Hati-hati dengan kata bid'ah yang benar-benar tertolak, kita tolak, yang benar kita ambil dan acuan kita tetap Alquran dan sunnah Nabi Muhammad SAW," pungkas Ustadz Adi Hidayat.

Simak Videonya, KLIK

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved