Religi

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW, Ustadz Abdul Somad Ceritakan Awal Pelaksanaan

Rabiul Awal 1444 Hijriyah sudah terhitung sejak 27 September 2022. Ustadz Abdul Somad menceritakan awal mulai dilaksanakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Editor: M.Risman Noor
kanal youtube TAMAN SURGA. NET
Ustadz Abdul Somad beberkan cerita awal dilaksanakan Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Imam an-Nasa’i, Abdullah bin Ahmad dalam Zawâ’id al-Musnad, al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Îmân dari Ubai bin Ka’ab meriwayatkan dari Rasulullah Saw bahwa Rasulullah Saw menafsirkan kalimat Ayyâmillah sebagai nikmat-nikmat dan karunia Allah Swt.

Hari pertama Pekan Maulid Nabi Muhammad SAW di Mahligai Pancasila pada Selasa (27/9/2022) Pemprov Kalsel menghadirkan KH Fikri Haikal Zainuddin MZ sebagai penceramah. Ustadz Abdul Somad menceritakan sejarah dilaksanakan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Hari pertama Pekan Maulid Nabi Muhammad SAW di Mahligai Pancasila pada Selasa (27/9/2022) Pemprov Kalsel menghadirkan KH Fikri Haikal Zainuddin MZ sebagai penceramah. Ustadz Abdul Somad menceritakan sejarah dilaksanakan Maulid Nabi Muhammad SAW. (Biro Adpim Setdaprov Kalsel)

Dengan demikian maka makna ayat ini: “Dan ingatkanlah mereka kepada nikmat-nikmat dan karunia Allah”.

Dan kelahiran nabi Muhammad Saw adalah nikmat dan karunia terbesar yang mesti diingat dan disyukuri.

Rasulullah Saw memperingati hari kelahirannya dengan melaksanakan puasa pada hari itu.

Ini terlihat dari jawaban beliau ketika beliau ditanya mengapa beliau melaksanakan puasa pada hari Senin.

"Rasulullah Saw ditanya tentang puasa hari senin. Beliau menjawab, “Pada hari itu aku dilahirkan dan hari aku dibangkitkan (atau hari itu diturunkan [al-Qur’an] kepadaku)”. (HR. Muslim).

Baca juga: Tak Perlu Kemoterapi, dr Zaidul Akbar Ungkap Rahasia Kopi Kunyit Sembuhkan Kanker

Masih dalam bukunya, Ustadz Abdul Somad menulis, para ulama menyampaikan pandangan soal Maulid.

Pendapat Ibnu Taimiah:

“Mengagungkan hari kelahiran nabi Muhammad Saw dan menjadikannya sebagai perayaan terkadang dilakukan sebagian orang, maka ia mendapat balasan pahala yang besar karena kebaikan niatnya dan pengagungannya kepada Rasulullah Saw,”

Pendapat Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani.

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani pernah ditanya tentang peringatan maulid nabi, beliau menjawab:

Hukum asal melaksanakan maulid adalah bid’ah, tidak terdapat riwayat dari seorang pun dari kalangan Salafushshalih dari tiga abad (pertama). Akan tetapi maulid itu juga mengandung banyak kebaikan dan sebaliknya.

Siapa yang dalam melaksanakannya mencari kebaikan kebaikan dan menghindari hal-hal yang tidak baik, maka maulid itu adalah bid’ah hasanah. Dan siapa yang tidak menghindari hal-hal yang tidak baik, berarti bukan bid’ah hasanah.

Syekh ‘Athiyyah Shaqar mantan ketua Komisi Fatwa Al-Azhar Mesir:

Menurut pendapat saya, boleh memperingati maulid nabi pada saat ini ketika para pemuda nyaris melupakan agama dan keagungannya, pada saat ramainya perayaan-perayaan lain yang hampir mengalahkan hari-hari besar agama Islam.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved