Berita Batola
Jembatan Ambruk di Kabupaten Barito Kuala, Warga Terpaksa Gunakan Batang Pohon Kelapa
Warga gotong royong perbaiki jembatan ambruk pakai pohon kelapa di Desa Kolam Kiri Dalam, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala Batola (Batola).
Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Baru saja terjadi jembatan ambruk di Desa Kolam Kiri Dalam, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Setelah kejadian saat Sabtu (8/10/2022) sekitar pukul 20.00 Wita, kemudian dilakukan perbaikan.
Sedangkan yang melakukan perbaikannya adalah warga setempat.
Mereka gotong royong untuk bisa menyambung bagian tengah yang ambruk supaya bisa dilintasi lagi.
Baca juga: Jembatan Ambruk di Barambai Batola, Pikap Bermuatan Jeruk Nyebur ke Sungai
Baca juga: Jalan Longsor di Tanahbumbu, Polsek Satui Bikin Jalan Cadangan Urai Antrean Panjang
Sedangkan meterial utamanya adalah batang pohon kelapa dan galam. Bagian tengah jembatan yang awalnya selebar 3 meter, kini hanya sekitar 2 meter.
Disampaikan Mbah, warga setempat, terpaksa dilakukan perbaikan secara darurat sebisa warga saja pada saat Minggu (9/10) siang.
"Hari ini bisa dilewati, meskipun harus hati-hati karena sempit dan harus bergantian," ucap Mbah yang berjalan kaki menuju pasar, Senin (10/10).
Pantauan Banjarmasinpost.co.id di lokasi, jembatan tersebut ramai dilewati. Terutama anak-anak yang menuju sekolah yang ada di seberang sungai.
Baca juga: Camat Juai Bakal Usulkan Pemasangan Bronjong pada Lokasi Tanah Ambles di Desa Galumbang Balangan
Baca juga: Tertibkan Tambang Emas Ilegal di Kotabaru Kalsel, Polisi Amankan 2 Ons Sabu
Warga yang membawa muatan berat, harus rela menurunkan muatannya sebelum menaiki jembatan yang baru diperbaiki dengan material batang kelapa tersebut.
Sementara itu, diungkapkan Nur Wahyudi, Camat Barambai, kejadian jembatan ambruk telah dilaporkan ke Dinas PUPR Batola.
"Info yang kita dapat akan sesegera mungkin dilakukan perbaikan secara permanen. Mengingat vitalnya peran jembatan tersebut," terang Camat yang biasa dipanggil Yudi ini.
Ia menambahkan, saat ini sopir yang mengemudikan pikap bermuatan jeruk penyebab jembatan ambruk, masih dalam proses pemeriksaan di polsek setempat.

Diketahui sebelumnya, jembatan yang terakhir direhab sekitar 10 tahun terakhir itu ambruk setelah dilewati pikap bermuatan jeruk 2,5 ton.
Sopir yang merupakan warga Samarinda tidak jeli memperhatikan kekuatan jembatan yang tidak mampu menopang tonase besar.
Selain itu, sopir hanya mengandalkan google maps sehingga direkomendasikan lewat jalur tersebut pada malam itu, Sabtu (8/10/2022) sekitar pukul 20.00.