Bumi Saijaan

22 Sekolah Penggerak di Kotabaru Ikuti Bimbingan Melalui Kegiatan Lokakarya

Lokakarya angkatan kedua bertempat di bangsal SMPN 1 Kotabaru diikuti 22 sekolah penggerak.

Penulis: Herliansyah | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/herliansyah
Kegiatan lokakarya pengelolaan dan pelaporan hasil asesmen 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Balai Guru Penggerak Provinsi Kalimantan Selatan menggelar lokakarya pengelolaan dan pelaporan hasil asesmen.

Lokakarya angkatan kedua ini bertempat di bangsal SMPN 1 Kotabaru, Senin (17/10/2022).

Kegiatan lokakarya sekolah penggerak angkatan kedua tahun pertama membahas tentang kurikulum dan asesmen ini dihadiri langsung Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Kalimantan Selatan Dr Abdul Kamil Marisi, M.Pd.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kotabaru H Selamat Riyadi.

Selain itu dihadiri peserta dari guru penggerak.

Kamil mengatakan, lokakarya angkatan kedua mengenai kurikulum dan asesmen ini, merancang pembelajaran agar pembelajaran itu memerdekakan siswa dalam proses belajar.

Menurut dia, seluruh sekolah penggerak wajib melaksanakan kurikulum merdeka.

Kegiatan lokakarya pengelolaan dan pelaporan hasil asesmen
Kegiatan lokakarya pengelolaan dan pelaporan hasil asesmen
(banjarmasinpost.co.id/herliansyah)

Untuk itu, pihaknya akan benar-benar melakukan pendampingan terkait pelaksanaan kurikulum tersebut.

Selain memerdekakan siswa dalam belajar, sekaligus memerdekakan siswa dalam aktivitas belajar.

Namun tetap mengacu dalam aturan-aturan yang telah dibuat oleh pemerintah.

"Pendampingan kita pada hari ini, memastikan sudahkah kurikulum dan pelaksanaan asesmen tersusun di satuan-satuan penggerak," ujar Kamil.

Selama ini pendampingan sudah dilakukan, namun melalui online atau secara daring.

"Pertemuan-pertemuan sudah didampingi fasilitator melalui itu," sambung Kamil.

Melalui lokakarya ini dilakukan langsung bertatap muka, pun sekaligus memantau sejauh mana materi-materi sudah disampaikan terimplementasi di sekolah masing-masing.

Untuk itu, sistem ini menggunakan pola berdeferensiasi, artinya yakni pembelajaran yang tidak sesuai kondisi siswa tidaklah memerdekakan.

Karena memaksa siswa memahami sesuatu di luar kemampuannya.

"Tidak memerdekakan, karena tuntutannya di luar kemampuan dia (siswa). Makanya sekarang pembelajaran itu harus berdeferensiasi. Sehingga siswa merasa merdeka dalam belajar," terang Kamil.

Ia menyontohkan, kalau siswa mampunya mengangkat barang 10 kilogram, disuruh mengangkat 20 kilogram, maka 20 kilogram itu sifatnya membebani.

"Membebani kan berarti tidak memerdekakan," bebernya kepada banjarmasinpost.co.id.

Maka dari itu dicarikan cara agar siswa dapat melaksanakan pembelajaran.

"Itu namanya berdeferensiasi. Dimaksimalkan sesuai potensi anaknya. Makanya dilakukan asesmen sebelum melakukan pembelajaran," ucapnya.

Sebab adanya hubungan antara kurikulum dengan asesmen.

Karena kurikulum berdasarkan hasil asesmen.

"Oh kemapuan siswanya seperti ini, berarti kurikukum disusun seperti ini. Makanya kurikulumnya disebut kurikulum operasional satuan pendidikan," tambahnya.

Setiap satuan pendidikan dibuat kurikulum yang berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya.

Jika disamakan tidak berdeferensiasi.

Kegiatan lokakarya pengelolaan dan pelaporan hasil asesmen
Kegiatan lokakarya pengelolaan dan pelaporan hasil asesmen
(banjarmasinpost.co.id/herliansyah)

Terpenting capaian sama.

"Misal capaian 100 kilogram, mampunya 10 kilogram berarti 10 kali angkat. Kalau kemampuannya 20 kilogram berarti 5 kali angkat," imbuh Kamil memberikan penyontohan.

"Jadi masing-masing sekolah beda. Makanya di asesmen dulu, setelah asesmen baru buat kurikulum," pungkas Kamil.

Sementara itu, Kepala Disdikbud Kotabaru H Selamat Riyadi mengatakan, sangat mendukung program ini.

Namun tetap memantau dan memonitor perkembangannya.

Terlebih pada kegiatan itu, guru penggerak sudah mendapatkan bimbingan melalui lokakarya.

Selamat menegaskan, setelah kembali ke sekolah masing-masing, pihaknya akan memperhatikan kondisi di sana.

Disamping meminta laporan dan memantau langsung benar atau tidak mereka melakukan ada perubahan transforma pembelajaran oleh sekolah-sekolah penggerak.

"Pada prinsipnya kami Disdikbud secara menyeluruh sesuai bidang masing-masing mendukung dan akan memonitor kemajuan yang dicapai masing-masing sekolah," katanya.

Sekolah penggerak yang mendapatkan bimbingan ada 22 sekolah, mulai dari jenjang PAUD sampai dengan SMA se-Kabupaten Kotabaru. (AOL/*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved