Selebrita

Kekesalan Nagita pada Raffi Ahmad Gegara Yuni Shara, Efek Sentil KDRT

Nagita Slavina mendadak kesal para presenter Raffi Ahmad yang kembali menyentil soal penyanyi Yuni Shara. Ibu Rafathar bahas soal KDRT yang viral.

Editor: Murhan
(Instagram @RaffiNagita1717)
Kolase foto Raffi Ahmad, Yuni Shara, Nagita Slavina. Kini Nagita kesal pada Ayah Rafathar yang sering menyentil soal Yuni Shara. Termasuk kala bahas KDRT. 

"Jadi emang harus dilihat dari kedua belah pihak," sambungnya.

Baca juga: Alasan Kuat TV Tak Boikot Lesti Kejora Dikuak Kakak Rizky Billar, Dewi Perssik Beber Fakta DA 5

Baca juga: Datangi Baim Wong, Melanie Subono Dapati Fakta: Saringan Adalah Kunci

Psikolog: KDRT dalam Keluarga Bisa Hancurkan Psikis Anak

Psikolog Klinis UGM, Anggiastri Hanantyasari Utami mengatakan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan pasangan suami istri akan memberi dampak buruk bagi psikis anak.

Bahkan dampaknya bisa mengganggu kesehatan mental mereka.

"Anak cenderung memiliki kecenderungan mengalami gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), depresi bahkan pikiran atau perilaku yang mengarah pada upaya bunuh diri," ucap dia melansir laman Antara, Selasa (11/10/2022).

Dia mengaku, ketika menyaksikan KDRT juga bisa memicu kecemasan dan ketakutan akan pengabaian orang dewasa.

Biasanya, kata, dia orang dewasa atau orangtua dalam kondisi tidak sehat secara mental, maka akan mempengaruhi mereka dalam merawat dan mengasuh anak.

Ada penelitian yang menyebut jika sering menyaksikan atau berada pada situasi tertekan terus-menerus dapat membuat anak mengalami gangguan perkembangan pada otaknya, sehingga mempengaruhi kemampuan berpikir, berbahasa, emosi dan perilaku, lanjut dia.

Bukan hanya itu, perilaku yang tidak baik dalam KDRT bisa ditiru oleh anaknya.

Hal itu membuat kekerasan akan terulang kembali pada masa depan.

"Ketika anak sudah mencapai usia 5 tahun ke atas, perilaku agresif yang ditunjukkan orangtua dapat membuat anak meniru perilaku agresif tersebut dan diterapkan sebagai cara dia menyelesaikan masalahnya di kemudian hari," ucap perempuan yang juga jadi Anggota Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia.

Psikolog Klinis Dewasa dari UI, Annisa Prasetyo Ningrum mengatakan, KDRT dalam keluarga bisa menjadikan pengalaman yang buruk bagi anak, sehingga membuat mereka trauma.

Karena, keluarga seharusnya bisa memberikan rasa aman, justru memberikan atau menunjukkan kekerasan.

Pada akhirnya memunculkan rasa takut dan marah pada anak.

"Pengalaman menyaksikan atau mengalami KDRT saat masa anak-anak sering menjadi salah satu faktor prediktor berkembangnya masalah perilaku, pengendalian emosi, atau masalah belajar di kemudian hari," ungkap dia.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved