Berita Tanahlaut
Obesitas Kurau Mulai Dirawat di RSHB Pelaihari, Evakuasi Lintasi Titian Sempit dan Keropos
Penyandang obesitas, warga Desa Kurau Utara, Kecamatan Bumimakmur, Kabupaten Tanahlaut, mulai menjalani perawatan di RSUD Hadji Boejasin Pelaihari.
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Penyandang obesitas sekitar 190 kilogram, Nur Sifa Sukma Wati (26), warga Desa Kurau Utara, Kecamatan Bumimakmur, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), Sabtu (5/11/2022), mulai menjalani perawatan di RSUD Hadji Boejasin (RSHB) Pelaihari.
Sekitar pukul 11.30 Wita sulung dari tiga bersaudara dari pasangan (alm) Abdul Ghani-Samsiah (44) itu tiba di RSHB di kawasan Jalan A Yani Kelurahan Saranghalang, Kecamatan Pelaihari.
Ia didampingi sang ibu (Samsiah) dan adik bungsu, Siti Mahpujah (18).
Selain itu ada juga anggota keluarga lainnya.
Sukma dievakuasi menggunakan mobil minibus jenis Toyota Calya milik warga setempat.
Lantaran bangku tengah tak muat menampung, Sukma ditempatkan di bagian bagasi/kursi belakang. Sebelumnya barisan kursi belakang dilipat.
Baca juga: Penyandang Obesitas Kurau Tala Sempat Gelisah Tidur di Ranjang Tinggi, Beberapa Kali Hendak Turun
Baca juga: Penyandang Obesitas Tinggal di Rumah Reot, Baznas Tanahlaut Langsung Bantu Dana dan Rencanakan Ini
Semula posisi Sukma dibaringkan dan diamankan dengan beberapa buah bantal untuk kepala dan ganjalan samping.
Namun kemudian lajang ini minta didudukkan.
Evakuasi Sukma dari rumah menuju parkir mobil di tepi jalan poros Kurau, tak gampang.
Pasalnya, akses menuju rumah sempit, lebarnya cuma sekitar 1,5 meter dan hanya berupa titian kayu yang mulai keropos di sana sini.
Setidaknya ada lima orang yang menggotong tubuh Sukma, dari pihak keluarga maupun relawan.
Sukma digotong menggunakan selimut dan kain.
Cukup susah payah menggotong lajang itu karena selain bobotnya yang berat, kondisi titian kayu yang keropos dan sempit.
Bahkan sebagian kaki penggotong ada yang terperosok ke lumpur lantaran betis tanpa sengaja menginjak lantai yang bolong.
Sekitar tiga kali pula tubuh Sukma diletakkan di lantai titian itu karena penggotong mesti mengatur langkah kaki agar tak terperosok.
Nanti yang menemani Aa (Sukma) di rumah sakit, mama," ucap Siti Mahpujah kepada banjarmasinpost.co.id.
Baca juga: Pesta Rakyat Simpedes, BRI Marabahan Pacu Pertumbuhan Ekonomi di Batola
Selama pihak keluarga (ibunda Sukma) berada di rumah sakit, biaya hidup dijamin oleh anggota DPRD Tala H Junaidi.