Heboh Banget

VIDEO Heboh Banget - Minta Maaf, Pengunggah Foto Iriana Jokowi di Twitter

Polisi mencari Kharisma Jati, komikus, yang telah keluarkan cuitan yang diduga menghina Iriana Joko Widodo. Polisi sebut telah menemukan unsur pidana.

Editor: Alpri Widianjono

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Polisi mengaku menemukan dugaan unsur pidana dalam cuitan Kharisma Jati di media sosial.

Lelaki berprofesi sebagai komikus ini pun terancam dibui karena cuitannya di media sosial yang dinilai telah menghina Ibu Negara Iriana Jokowi.

Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigjen Adi Vivid, menyatakan, pihaknya melakukan pengejaran terhadap lelaki itu setelah penyidik menemukan unsur pidana di balik unggahan bersangkutan.  Namun, enggan merinci pasalnya.

Sementara itu, ada netter yang mengunggah sebuah link Facebook yang setelah di-klik merujuk pada postingan permintaan maaf Kharisma Jati.

Pada postingan tersebut, Kharisma Jati meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Iriana Jokowi dan seluruh keluarga besar pPresiden.

Tak hanya minta maaf, ia juga pasrah dan menerima dengan lapang dada jika harus berhadapan menerima konsekuensi hukuman.

Berikut ini, surat terbuka yang mengatasnamakan Kharisma Jati: "Surat Terbuka Permintaan Maaf Kepada Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo berserta seluruh Keluarga Besar Kepresidenan. Dengan ini saya, Kharisma Jati, meminta maaf kepada Keluarga Besar Presiden RI atas unggahan saya di media sosial yang menyinggung perasaan anggota keluarga Bapak Presiden Joko Widodo, termasuk kerabat, staf, dan pejabat di lingkungan kepresidenan. Permintaan maaf ini saya nyatakan dengan tulus dari lubuk hati yang paling dalam, tanpa unsur keterpaksaan maupun kepura-puraan. Dan jika dari pihak terkait bermaksud mengadakan tuntutan hukum maka saya akan menerima dengan lapang dada atas segala hukuman yang adil dan setimpal." Namun isi surat terbuka selanjutnya dirinya membuat perkecualian. Ia tidak akan memaafkan 'para pendukung fanatik rezim ini. "Namun tidak ada sedikitpun permintaan maaf saya terhadap para pendukung fanatik rezim ini, yang merasa bisa berbuat sesukanya sendiri tanpa mengindahkan moral dan etika, karena saya bukan penjilat, pembeo, maupun perundung, dan tidak sedikitpun saya membenarkan perbuatan semacam itu. Framing, fitnah, dan ujaran kebencian yang mereka buat hanya mencerminkan arogansi dan kemunafikan mereka. Demikian surat terbuka ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari pihak manapun." (*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved