Manusia Purba

Mengejutkan Manusia Purba Juga Jago Memasak, Dari Analisis Sisa Makanan Berusia 12.000 Tahun

Tenyata para manusia purba jago memasak berbagai makanan, ini diketahui dari analisis makanan kuno yang ditemukan di gua tempat mereka dulu tinggal

Editor: Irfani Rahman
www.infoiptek21.blogspot.com
Ilustrasi manusia purba. Dari analisis makanan di temukan di beberapa gua kuno , para ahli menyebut manusia purba juga telah jago memasak 

BANJARMASINPOST.CO.ID- Manusia purba ternyata mempunyai keahlian memasak. Bukti ini di dapat para peneliti saat menganalisis sisa makanan kuno berusia 12.000 tahun lalu yang ditemukan di Gua Shanidar di Irak utara dan Gua Franchthi di Yunani.

Pada kedua gua ini manusia purba pernah hidup ribuan tahun lalu.

Mengejutkan para manusia purba ini tak sekedar memasak makanan mereka apa adanya.

Mereka boleh dikatakan jago memasak dan juga menggabungkan bahan-bahan makanan agar lezat saat di santap.

Baca juga: Penampakan Fosil Tengkorak Manusia Purba Berusia 3,4 Juta Tahun, Ditemukan di Gua Afrika

Baca juga: Gempa Baru Saja Terjadi di Mentawai Sumbar, Berkekuatan M 5,1, BMKG Sarankan Warga Lakukan Ini

Peneliti menyebut, Neanderthal dan juga manusia modern awal ternyata memiliki kemampuan memasak dengan cara yang rumit dan kompleks, layaknya koki modern.

Koki zaman batu ini, dengan sangat canggih menggabungkan berbagai bahan dan menggunakan teknik yang berbeda untuk menyiapkan dan membumbui makanan mereka.

Hasil tersebut didapat berdasarkan analisis sisa makanan yang ditemukan di Gua Shanidar di Irak utara dan Gua Franchthi di Yunani.

Mengutip CNN, Rabu (23/11/2022) studi yang dipublikasikan di jurnal Antiquity ini menyebut, manusia purba menggunakan kacang-kacangan liar, kacang polong, vetch, legum yang memiliki polong biji yang dapat dimakan, dan rerumputan serta kadang-kadang mustard liar.

Lalu untuk membuat tanaman lebih enak, kacang-kacangan yang secara alami memiliki rasa pahit, direndam, ditumbuk kasar atau ditumbuk dengan batu untuk menghilangkan kulitnya.

Dalam studi ini peneliti mempelajari sisa-sisa tanaman berasal dari 70.000 tahun yang lalu Di Gua Shanidar, ketika tempat tersebut dihuni oleh Neanderthal dan selanjutnya rumah bagi manusia modern awal Homo sapiens 40.000 tahun yang lalu.

Sementara peneliti juga menganalisis sisa makanan hangus dari Gua Franchthi yang berusia 12.000 tahun yang lalu, saat gua ditempati oleh Homo sapiens pemburu pengumpul.

Terlepas dari jarak dalam ruang dan waktu, tanaman dan teknik memasak yang serupa diidentifikasi di kedua situs dan kemungkinan menunjukkan tradisi kuliner yang sama.

Baca juga: Ini Kondisi Mobil Alphard Terlibat Laka Maut di Tol Semarang - Solo, Ringsek Berat, Tiga Orang Tewas

Baca juga: Bikin Mewek, Ibu di Tuban Rela Tawarkan Ginjal di Pinggir Jalan, Gegara Anak Terjerat Utang

Penulis utama studi Dr. Ceren Kabukcu dari University of Liverpool di Inggris mengungkapkan, zat seperti roti ditemukan di gua Yunani meskipun tak jelas terbuat dari apa.

Itu menunjukkan bukti, bahwa manusia purba menumbuk dan merendam biji-bijian dan menjadi bukti langsung paling awal di luar Afrika tentang pengolahan tanaman untuk makanan.

Kabukcu mengatakan, ia terkejut saat mengetahui bahwa orang prasejarah menggabungkan bahan tanaman dengan cara tersebut, menjadi sebuah indikasi bahwa rasa menjadi penting buat mereka.

Banyak penelitian tentang pola makan prasejarah, yang selama ini berfokus pada apakah mereka pemakan daging atau tidak.

Temuan ini pun menjadi bukti kalau mereka tak hanya mengunyah daging, melainkan makan makanan yang variatif tergantung di mana mereka tinggal.

Teknik memasak kreatif seperti itu pernah dianggap muncul hanya dengan pergeseran dari gaya hidup pemburu pengumpul ke pertanian, yang dikenal sebagai transisi Neolitik. Itu terjadi antara 6000 hingga 10.000 tahun yang lalu.

"Pemahaman ilmiah tentang pola makan Neanderthal telah berubah secara signifikan, bahwa mereka hanya mengonsumsi hewan buruan dalam jumlah besar," kata John McNabb, profesor di Pusat Arkeologi Asa Usul Manusia di University of Southampton di Inggris.

Baca juga: Manager Toko di Virginia Amerika Serikat Lepaskan Tembakan Membabi Buta, 6 Orang Dikabarkan Tewas

Baca juga: 6.000 Personil Gabungan Masih Cari Korban Gempa Cianjur, BNPB : 271 Orang Meninggal, 40 Warga Hilang

Baca juga: Siap-siap Pendaftaran CPNS 2023 Akan Dibuka, Ini Kata Kementerian PAN-RB

Sebuah studi terpisah tentang diet prasejarah dengan menganalisis mikroba mulut manusia purba, juga berhasil mengidentifikasi tren diet dan teknik memasak.

Para peneliti yang dipimpin oleh Andrea Quagliariello, seorang peneliti pascadoktoral dalam bidang biomedis dan makanan komparatif di University of Padua di Italia, memeriksa mikrobioma oral dari 76 orang yang hidup di Italia prasejarah selama 30.000 tahun, serta sisa-sisa makanan mikroskopis yang ditemukan di plak terkalsifikasi.

Quagliariello dan timnya mampu mengidentifikasi tren dalam diet dan teknik memasak, seperti pengenalan fermentasi dan susu, serta peralihan ke ketergantungan yang lebih besar pada karbohidrat yang diasosiasikan dengan pola makan berbasis pertanian.

Ini menjadi hal yang mengesankan, karena para peneliti dapat memetakan perubahan dalam jangka waktu yang begitu lama.

“Apa yang juga dilakukan penelitian ini adalah mendukung gagasan yang berkembang, bahwa Neolitik bukanlah kedatangan tiba-tiba dari praktik subsisten dan budaya baru, seperti yang pernah dianggap sebelumnya. Tampaknya transisinya lebih lambat, ” tambah McNabb, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Sumber : Kompas.com

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved