Kepala Bocah Kena Peluru Sumpit Peralon

Bocah HSU Terkena Peluru Sumpit Paralon, Tak Menangis Selama Operasi Pencabutan Besi

Selama menjalani operasi pencaabutan besi, bocah HSU yang kepalanya tertusuk peluru sumpi hanya meringis menahan sakit

Penulis: Hanani | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID/HANANI
Bocah terkena besi peluru buatan dari sumpit peralon, M Lutfi Fadilah (8), dalam perawatan setelah menjalani operasi di RSUD H Damanhuri, Kota Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (15/12/2022). Peristiwa yang dialami bocah ini terjadi di daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI- Setelah kepalanya terkena peluru sumpit terbuat dari besi dengan panjang sekitar 6 sentimeter, bocah asal Desa Sungai Turak, Amuntai Utara, Hulu Sungai Utara yang menjalani operasi pencabutan besi di RS H Damanhuri Barabai, Hulu Sungai Tengah, kini masih dirawat di Ruang PICU anak.

Ayah M Lutfi Fadilah (8), Winda Supianor bersama ibunya Indah Nurhayati serta neneknya Hj Rohana terlihat menanti Lutfi sadar pascaoperasi.

Kepada banjarmasinpost.co.id, Kamis (15/12/2022) Supianor menuturkan, tak mengetahui persis siapa temannya yang membawa sumpit, saat bermain di pinggir sungai tersebut.

"Sebab, saat kejadian, saya fokus mengevakuasi anak saya. Bagaimana agar saya selamat," katanya.

Baca juga: BREAKING NEWS Peluru Sumpit Peralon Kena Kepala Bocah Kabupaten HSU, Dioperasi di Kota Barabai

Baca juga: Peluru Besi Sumpit Peralon Buatan Kena Kepala Bocah Kabupaten HSU Kalsel, Begini Kronologisnya

Dijelaskan, saat peluru besi yang keluar dari besi itu menancap di sebelah kiri kepala bagian atas, Lutfi tak menangis.

Dia hanya meringis menahan sakit sembari menjelaskan ke ayahnya, bahwa dia tak sengaja menembakkan sumpit tersebut, hingga mencekakai dirinya sendiri.

"Lutfi mengatakan tidak tahu kalu sumpit itu berisi peluru. Dan mengira kosong," kata Supianor.

Dia sendiri tak menyalahkan Lutfi, dan menganggap peristiwa itu takdir dan bersyukur selama terkena musibah tersebut Lutfi tampak tabah dan sabar.

Sejak evakuasi hingga menjalani operasi, kata Supianor, Lutfi tak menangis.

"Lutfi itu anak soleh. Tiap kali mendengar suara azan dia bergegas ke Langgar dekat rumah untuk melaksanakan salat.Semoga cucu saya segera sembuh, dan pulih seperti semula, tanpa meninggalkan dampak fatal," ungkap neneknya, Hj Yohana.

(banjarmaainpost.co.id/hanani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved