Yayasan Adaro Bangun Negeri

Yayasan Adaro Bangun Negeri Gelar Penutupan Tahap ke-2 Program Adaro Santri Sejahtera

Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) menutup Program Adaro Santri Sejahtera (PASS) tahap ke-2 di Kampus ULM di Banjarmasin, Kalsel.

Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/RIFKI SOELAIMAN
Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) menggelar penutupan tahap ke-2 Program Adaro Santri Sejahtera (PASS) di Gedung Lecture Theatre Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (17/12/2022). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) menggelar penutupan tahap ke-2 Program Adaro Santri Sejahtera (PASS), bersama Universitas Lambung Mangkurat (ULM), yang membawa skema Matching Fund Kemendikbudristek 2022.

Acara yang digelar saat Sabtu (17/12/2022) itu berlangsung di Gedung Lecture Theatre Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)  ULM di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), dengan tema Ponpes Mandiri, Ustadz Berdaya, Santri Sejahtera.

Dalam sambutannya, Ketua Matching Fund, Yudi Firmanul Arifin, menyampaikan laporannya terkait kegiatan yang telah dilakukan di dalam program tersebut.

“Alhamdulillah, kerja sama Matching Fund kita ini pada 2021 mendapat apresiasi dari Kemdikbudristek karena telah mencapai indikator kinerja yang hampir 100 persen. Selain itu juga, kita selalu menjadi contoh ketika presentasi di kementreian,” tuturnya.

Pada 2021, lanjut Yudi, pihaknya melibatkan 170 mahasiswa dan 22 dosen.

penghargaan dari Adaro ke ustaz yang mengikuti program matching fund di FEB ulm Sabtu (17/12/2022).
Pemberian plakat penghargaan dari Adaro ke ustaz pondok pesantren (ponpes) yang mengikuti program matching fund, yakni di Gedung Lecture Theatre Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (17/12/2022).

Kemudian pada 2022, pihaknya melibatkan 200 mahasiswa dan 38 dosen dari berbagai bidang ilmu untuk mengikuti program matching fund dengan kegiatan yang beragam, sesuai dengan MBKM (Merdeka Belajar, Kampus Merdeka).

“Ada yang ikut magang. Ada juga yang asistensi mengajar, ini mahasiswa dari FKIP. Kemudian ada juga yang ikut KKN. Ada yang membangun desa juga,” urainya.

Selain itu, pihaknya juga menambah mahasiswa dari bidang ilmu psikologi. Karena kalau menerapkan teknologi, perlu ada perubahan mindset.

Sedangkan semua kegiatan di pesantren, sangat padat sekali. Tetapi, pesantren juga harus bisa menerima teknologi. Minimal bisa mengoperasikan komputer,” jelasnya.

Kemudian, menambahkan program pemberdayaan. Karena dalam pengembangan ke depan, masyarakat sekitar pesantren juga turut terlibat dalam program tersebut.

“Bantuan yang diberikan mungkin tidak seberapa, namun semoga bisa menjadi amal jariyah untuk kita semua,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Umum YABN, Okty Damayanti, mengatakan, selama dua tahun ini pihaknya belajar banyak tentang transfer kebudayaan.

“Dari budaya pesantren kami belajar bagaimana menjadi ikhlas, bagaimana menjadi orang yang lebih bertakwa dan sabar,” ungkapnya.

Tanpa terasa, menurutnya, hasil jualan dari produk pertanian menghasilkan ratusan juta rupiah dari berbagai ponpes yang mengikuti program Adaro tersebut.

“Omset dari Miftahul Ulum, hanya dari jualan ikan, lebih dari Rp 400 juta. Kemudian di Ponpes Al Islam mampu menjual kambing hampir Rp 200 juta,” jelasnya.

Pihaknya pun berharap pada suatu hari nanti bisa bertemu dengan santri binaan yang menjadi pengusaha sukses se-Kalimantan Selatan, bahkan se-Kalimantan.

Acara tersebut berlangsung meriah karena YABN menyampaikan capaian-capaian dari program matching fund tersebut. Pada program ini melibatkan mahasiswa dari Universitas Lambung Mangkurat.

Sorak sorai para mahasiswa mendengar laporan-laporan yang disampaikan sangat meriah. Sebab, sedikit banyaknya pihak mahasiswa juga memiliki andil dalam pencapaian di beberapa Ponpes yang tersebar.

Sementara itu, Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri, mengatakan, kegiatan ini merupakan evaluasi secara keseluruhan yang dilakukan kerja sama pihaknya dengan Adaro.

“Mudah-mudahan ke depannya semakin luas untuk seluruh Ponpes yang ada di Kalsel. Dengan total santri sekitar 70 ribu , itu sangat potensial ke depannya,” ujarnya.

Menariknya, lanjut Rektor, dalam program tersebut ada keterlibatan para mahasiswa membangun softskill sekaligus mereka belajar untuk berwirausaha.

“Ada guru-guru besar juga yang turun tangan untuk melakukan pembinaan bersama para mahasiswa. Mereka melakukan transfer teknologi ke para santri yang ada di ponpes,” pungkasnya. (AOL/*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved