Hari Ibu 2022

Kumpulan Puisi Hari Ibu 2022, Simak Pula Sejarah Diperingati Setiap 22 Desember

Sebentar lagi menuju peringatan Hari Ibu 2022. Hari ibu diperingati setiap 22 Desember. Tahun ini hari ibu bertepatan Kamis (22/12/2022).

Penulis: Mariana | Editor: M.Risman Noor
Prokopim Pemkab Tabalong
Peringatan Hari Ibu ke-94 dilaksanakan Pemkab Tabalong di Pendopo Bersinar Tanjung, Kecamatan Murung Pudak, Rabu (14/12/2022). 

tanpa mengharapkan

kembali

— Rupi Kaur

Puisi 5

Ibuku Segalanya

Bagaimana Anda menemukan energi, Bu

Untuk melakukan semua hal yang Anda lakukan,

Menjadi guru, perawat, dan konselor

Bagi saya, ketika saya masih kecil.

Bagaimana Anda melakukan itu semua, Bu

Menjadi sopir, juru masak, dan teman?

Namun juga menjadi teman bermain,

Saya hanya tidak bisa memahami.

Saya melihat cinta itu, Bu

Ibu selalu datang setiap kali aku menelepon,

Cintamu tak ada habis-habisnya, Bu

Dan saya berterima kasih untuk itu semua.

— Joanna Fuchs

Puisi 6

Hatiku

Dia selalu ada untukku.

Hanya berbicara dengannya bisa membuatku bahagia.

Dia menceritakan masa-masa sulit yang dia alami

Dengan harapan saya tidak akan melewatinya juga.

Dia wanita mandiri yang bertubuh tinggi dan anggun.

Dia memiliki mata yang indah dan wajah yang cantik,

Kekuatan yang berani dari dalam hati.

Dalam dirinya aku tahu aku bisa curhat.

Dia adalah malaikat pelindungku yang akan selalu ada

Bagian yang sangat istimewa dari saya.

Dia bangga dalam merawat keluarganya.

Dia memberi kita harapan dan meyakini berbagai hal

Puisi 7

Ibu Tersayang

Saya menulis Anda untuk memberi tahu Anda bahwa saya mencintaimu

Sesuatu yang hampir tidak pernah saya lakukan.

Aku tidak pernah cukup memberitahumu betapa aku mencintaimu dan

Itu sesuatu yang harus saya lakukan.

Saya perlu memberi tahu Anda ibu berapa banyak

Kamu benar-benar berarti bagiku

Jadi saya memberitahu Anda sekarang Anda berarti dunia bagi saya.

Saya perlu berterima kasih atas semua yang Anda lakukan untuk saya.

Cinta tanpa syarat Anda terhadap saya sangat berarti bagi.

Anda tidak pernah memunggungi saya dan

Saya tahu itu sesuatu yang tidak akan pernah Anda lakukan.

Kapanpun aku butuh seseorang untuk diajak bicara

Anda selalu ada untuk membantu saya melalui

Dan kapan pun saya membutuhkan bantuan, Anda selalu terlihat

Untuk berada di sana juga

Tidak ada di dunia ini yang bisa saya lakukan

Untuk membayar segalanya yang telah Anda berikan

Saat Tuhan memberikan diriku padamu,

Itu hal terbaik yang bisa dia lakukan,

Jadi, puisi ini ku dedikasikan untukmu

Karena saya tidak tahu harus berkata apa lagi

Terima kasih.

— Herman Vymislicky

Sejarah Hari Ibu

Dikutip dari Bone.go.id, sejarah Hari Ibu berawal dari Gema Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya dalam Kongres Pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928.

Hal tersebut mampu menggugah semangat para pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri.

Pada saat itu sebagian besar perkumpulan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.

Selanjutnya, atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan pada tanggal 22-25 Desember 1928 diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali di Yogyakarta.

Salah satu keputusannya adalah dibentuknya satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).

Melalui PPPI tersebut terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum Laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.

Pada tahun 1929 Perikatan Perkoempoelan Perempuan Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII).

Kemudian, pada tahun 1935 diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta.

Kongres tersebut berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia, dan juga menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.

Pada tahun 1938 Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.

Selanjutnya, dikukuhkan oleh Pemerintah dengan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959.

Kepres tersebut menetapkan bahwa Hari Ibu tanggal 22 Desember merupakan hari nasional dan bukan hari libur.

Tahun 1946 Badan ini menjadi Kongres Wanita Indonesia disingkat KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman.

Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 22 Desember tersebut kemudian dijadikan tonggak sejarah bagi Kesatuan Pergerakan Perempuan Indonesia.

Hari Ibu oleh bangsa Indonesia diperingati tidak hanya untuk menghargai jasa-jasa perempuan sebagai seorang ibu, tetapi juga jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai ibu dan istri maupun sebagai warga negara, warga masyarakat dan sebagai abdi Tuhan Yang Maha Esa, serta sebagai pejuang dalam merebut, menegakan dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional.

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Sumber : tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved