Selebrita
Fuji dan Thariq Halilintar Kebablasan, Haji Faisal: Memang Ada Kelalaian
Hubungan sFuji dan Thariq Halilintar memang jadi sorotan. Kini, Haji Faisal buka suara soal isu pacaran Fuji dan adik Atta Halilintar kebablasan.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Hubungan selebgram Fuji dan youtuber Thariq Halilintar memang jadi sorotan.
Bahkan, kelakuan Fuji dan adik Atta Halilintar itu dinilai sudah kebablasan.
Lihat saja, Fuji dan Thariq Halilintar tak segan memamerkan kemesraan mereka di depan umum.
Terkait ini, Haji Faisal mengaku, keluarga sudah sering mengingatkan Fuji dan Thariq namun lantaran masih berjiwa muda keduanya sering lepas kendali.
"Ya sebenarnya kami selaku keluarga, selaku orangtua setiap saat sudah membatasi," ungkap Haji Faisal dikutip dari channel YouTube Seleb Oncam News Minggu (25/12/22).
Namun diakui Haji Faisal ia tak bisa terlalu melarang Fuji dan Thariq lantaran keduanya masih berjiwa muda.
Baca juga: Isu Dewi Perssik Mandul, Angga Wijaya Bongkar Hasil Pemeriksaan Dokter
Baca juga: Dalang Perseteruan Teddy dan Keluarga Sule Tersentil, Kompori Rizky Febian
"Namun karena anak muda, memang ada kelalaian-kelalaian," tuturnya.
Haji Faisal kemudian menegaskan bahwa ia akan selalu mengingatkan Fuji.
Ia berusaha untuk mengingatkan Fuji terkait batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama pacaran.
"Tapi selalu saya menyampaikan, selalu saya membatas-batasi. Saya akan berusaha ke depannya bisa lebih baik, agar dia tahu batas-batasnya, pantas atau tidak," kata Haji Faisal.
"Memang ada kecenderungan seperti yang saya sampaikan, saya paham. Mudah-mudahan ke depannya bisa berubah."
Sementara itu terkait hubungan Fuji dan Thariq yang semakin serius, Haji Faisal rupanya mengaku belum ikhlas putri bungsunya itu menikah.
Padahal diketahui Thariq sendiri sudah memberikan Fuji cincin, bak tanda untuk serius.
Rupanya, ayah Fuji, Haji Faisal belum mengetahui hal itu.
Haji Faisal mengatakan hingga kini Fuji belum menceritakan pemberian cincin dari Thariq Halilintar.
Kendati demikian, Haji Faisal tampaknya belum rela melepaskan Fuji menikah dengan Thariq dalam waktu dekat.
"Di waktu yang tepat pasti ikhlas (melepas Fuji menikah )," ujar Faisal.
Meski belum memberi izin menikah, Faisal menegaskan dirinya merestui hubungan Fuji dan Thariq.
Ia berharap Fuji dan Thariq bersabar hingga beberapa tahun ke depan.
"Kalau anak sudah sepakat, sudah suka, kita selaku orangtua memberikan restulah," ucap Faisal.
"Saya maunya menunggu waktu juga deh,"
"Kalau bisa tunggulah waktu, kalau belum ditakdirkan menikah dalam waktu secepatnya ya udah."
Faisal menilai Fuji masih terlalu mudah untuk menikah.
Apalagi saat ini keluarganya turut mengurus anak mendiang Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah.
"Persoalannya bukan menyetujui menikah lebih dulu, si Fuji ini kan usianya masih 20, dia masih terlalu kecil," beber Faisal.
"Menurut perhitungan saya kalau dia 20 tahun menikah, 21 tahun mungkin punya anak."
"Terus si Gala masih kecil, padahal Gala nempel banget sama Fuji."
"Yang kedua, kasihan umur 20 tahun sudah punya anak," tandasnya.
Baca juga: Akhirnya Ririn Dwi Ariyanti dan Jonathan Frizzy Go Public, Berani Pamer Ini
Baca juga: Tinggalkan Arya Saloka dan Ikatan Cinta Jelang Tahun Baru, Amanda Manopo Pamer Momen Natal 2022
Anak Tumbuh Remaja? Ini 5 Peran Orangtua Mendampinginya
Jika Anda saat ini punya anak yang sudah menginjak usia remaja, pasti mengalami problem dalam hal pendampingan. Terlebih dengan perkembangan zaman, semua serba berubah.
Apalagi adanya media sosial, sang anak pasti lebih sibuk sendiri dengan dunianya. Untuk bercerita dengan orangtua pasti sudah jarang.
Bahkan ada banyak anak usia remaja menjaga jarak. Terutama jika sudah menyangkut privasi tentang aktifitas sehari-hari yang mereka anggap penting, justru tidak dibicarakan dengan orangtua.
Menjelang masa remaja awal (13-16 tahun), anak-anak akan mengalami kondisi di mana kehidupan terasa bebas, rasa penasaran yang tinggi terhadap hal-hal baru, meningkatnya fungsi seksualitas dan dorongan emosi yang tidak stabil.
Terhadap hal tersebut, peran orang tua menjadi sangat penting terutama sebagai agent of control bagi perilaku mereka.
Dikutip dari laman resmi Sahabat Keluarga Kemendikbud, berikut 5 hal yang dapat dilakukan orangtua untuk menyikapi anak di masa remaja.
1. Menjalin komunikasi dua arah
Sebagai orang tua, Anda tidak selamanya tahu apa yang anak inginkan dan lakukan pada pergaulannya. Apalagi sebagai remaja awal (adolescence) yang memiliki banyak keinginan.
Namun Anda tidak usah khawatir tentang hal tersebut, menjalin komunikasi dua arah adalah solusi terbaik untuk mengetahui sebagian besar hal tentang mereka.
Berilah kesempatan buat mereka untuk bercerita dan mencurahkan isi hatinya, karena remaja cenderung suka bercerita dibanding mendengarkan.
Setelah mereka bercerita, Anda sebagai pendengar bisa sedikit demi sedikit memberikan masukan dengan nada bercerita pula. Hal itu agar mereka tidak merasa seperti dihakimi atau dinasihati.
2. Bekerja sama dengan guru
Bagi orangtua yang mempunyai sedikit waktu untuk bisa berkomunikasi intensif dengan anak, guru di sekolahan menjadi solusi.
Artinya orangtua bisa memberikan otoritas kepada sekolah untuk bisa mendidik dan mengarahkan anaknya dengan kesepakatan tertentu.
Dengan adanya kesepakatan antara orangtua dan guru, maka pihak sekolah atau guru akan lebih leluasa untuk mengatur dan mengontrol perilaku si anak remaja.
3. Hilangkan persepsi "pacaran adalah penyemangat belajar"
Saat ini, maraknya perilaku pacaran berlebihan di kalangan pelajar seringkali karena alasan, "pacaran adalah penyemangat belajar".
Sebenarnya itu suatu pembohongan kepada publik, karena tidak ada sejarah yang mengatakan "pelajar sukses berkat pacaran di sekolah".
Mungkin yang relevan adalah "pelajar stress berkat pacaran di sekolah". Mengapa demikian? Pacaran di sekolah bukannya membuat semangat si anak, hal itu malah justru akan membuat mereka tidak fokus pelajaran karena terlalu memikirkan si pacar.
Apalagi jika keduanya pada suatu saat memutuskan hubungan, semua bisa menjadi berantakan dan muncul masalah baru.
4. Kenalkan anak pada ajaran, norma dan nilai agama
Memperkenalkan norma dan nilai agama menjadi hal penting dalam membentengi remaja dari pergaulan yang melampaui batas.
Sebab dalam agama, ada batasan-batasan yang mengatur bagaimana etika bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain, terutama lawan jenis.
Memperkenalkan anak pada ajaran agama juga dapat memberikan kesibukan positif bagi mereka seperti rajin salat, mengaji, atau berdoa dan berorganisasi sosial keagamaan.
Sedangkan memperkenalkan mereka pada norma dan nilai agama dapat membatasi mereka dalam berperilaku.
5. Awasi mereka dalam penggunaan telepon pintar
Maraknya acara TV yang tidak mendidik menjadi tantangan besar bagi orang tua. Ditambah lagi dengan kemudahan akses dunia maya yang berdampak positif atau negatif.
Apalagi remaja yang mempunyai alat komunikasi canggih (smartphone) bisa dipakai untuk melihat content dewasa yang seharusnya bukan konsumsi mereka.
Bahkan tanpa harus dicari, tawaran-tawaran tentang konten-konten dewasa sudah banyak bertebaran. Hal tersebut menjadi kewajiban tambahan orangtua untuk selalu bisa memberikan pengawasan bagi anak remaja mereka (termasuk mengecek penggunaan media sosial).
Terutama tentang apa yang mereka tonton dan komunikasikan dengan orang lain di dunia maya. Sebab, jejak digital akan sulit untuk dihapus.
Dengan hal-hal tersebut diharapkan orangtua akan lebih bisa mengarahkan anak remaja mereka.
Remaja-remaja sekarang adalah calon pemimpin masa depan bangsa. Maka sudah menjadi tugas bersama untuk bisa membekali mereka dengan hal-hal positif dan pendampingan yang cukup, seiring dengan arus globalisasi yang memudahkan segala hal untuk dilakukan.
Baca juga: Sosok Eveline si Asisten Baru Raffi Ahmad, Gajinya Buat Baim Wong Syok
Baca juga: Syarat Bilqis buat Ayu Ting Ting dan Boy William, Cerai Usai Beri Adik
(Banjarmasinpost.co.id/Sriwijaya Post)
