Berita Banjarmasin
Rektor ULM Sebut Penolakan Pemindahan Prodi Geografi akan Sampai ke Kementerian
Proses usulan pemindahan Prodi Geografi yang sebelumnya di bawah naungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, diakui Rektor ULM masih panjang.
Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Prof Ahmad Alim Bachri buka suara terkait gelombang penolakan pemindahan Program Studi (Prodi) Geografi ke Fakultas Kehutanan.
Alim menganggap penolakan merupakan bagian dari dinamika sebuah kebijakan.
Bagi dia, banyak kepala tentu berbeda setiap pemikirannya.
"Karena banyak orang, jadi tidak mungkin memiliki prinsip yang sama semua," katanya kepada Bpost, usai menghadiri acara HUT ke-61 Korem 101/Antasari, Selasa (27/12/2022).
Proses usulan pemindahan Prodi Geografi yang sebelumnya di bawah naungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, diakui Alim masih panjang.
Baca juga: Polemik Prodi Geografi Masuk ke Fakultas Kehutanan, BEM FISIP ULM : Jangan Sampai Rugikan Mahasiswa
Baca juga: Polemik Prodi Geografi Bergabung ke Fakultas Kehutanan, Rektor ULM Angkat Bicara
Baca juga: Tunggu Keputusan, Spanduk Penolakan Perubahan Nama Terpasang Depan Kampus Fahutan ULM Banjarbaru
Setelah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), proses berlanjut ke Kementerian PAN-RB.
Kemudian lanjut lagi ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Alim mengaku akan melaporkan penolakan kepada jajaran kementerian.
Menurutnya, hal tersebut tentu menjadi pertimbangan.
"Kami akan sampaikan penolakan ini kepada kementerian, supaya semuanya dipertimbangkan," bebernya.
Sejauh ini, Alim mengaku sudah menjalin komunikasi dengan dua fakultas terkait.
Dia menyebut ada respons baik.
Di sisi lain, Rektor menyatakan bahwa usulan pemindahan Prodi Geografi berdasar banyak pertimbangan.
Intinya, kebijakan tersebut demi kebaikan kampus ULM.
"Yakinlah bahwa universitas dan kementerian satu visi untuk membangun institusi ULM lebih baik, tidak ada untuk merusak," pungkasnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)