Religi

Makna Cahaya Pada Air Wudhu, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Bisa Bersihkan Kotoran dan Gugurkan Dosa

Selain membersihkan fisik dari kotoran, wudhu juga rupanya punya keutamaan lain. Ustadz Adi Hidayat memberikan penjelasan tentang wudhu.

Penulis: Mariana | Editor: Achmad Maudhody
Yotutube Adi Hidayat Official
Selain membersihkan fisik dari kotoran, wudhu juga rupanya punya keutamaan lain. Ustadz Adi Hidayat memberikan penjelasan tentang wudhu. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan cahaya dalam air wudhu yang menjadi sebab pahala dan kemuliaan bagi kaum muslimin.

Selain membersihkan kotoran yang ada di fisik, Ustadz Adi Hidayat menyebut, wudhu juga dapat mengugurkan dosa.

Berjatuhannya dosa dan kesalahan saat berwudhu, diuraikan Ustadz Adi Hidayat sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dalam hadist shahih.

Wudhu adalah salah satu cara menyucikan anggota tubuh dengan air.

Seorang muslim diwajibkan bersuci setiap akan melaksanakan shalat.

Secara bahasa, pengertian wudhu adalah berasal dari kata wadha'ah yang artinya hasan (baik, bagus) dan bahjah (indah atau elok).

Ustadz Adi Hidayat menerangkan, mengelap air wudhu atau membiarkannya hingga mengering terdapat dalam hadist shahih.

HR. Bukhari: 136 Tentang Sinar Bekas Wudhu

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: إِنِّي سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:

إِنَّ أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوءِ، فَمَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ.

Artinya: Dari Abu Hurairah, dia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Nabi ﷺ bersabda: Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat dengan wajah, tangan dan kaki mereka yang bersinar karena bekas air wudhu, barangsiapa diantara kalian yang bisa memperpanjang cahayanya hendaklah ia lakukan.

"Yang dimaksud cahaya wudhu disini ulama berbeda-beda pendapat, pendapat pertama, membiarkan airnya tanpa diusap atau dikeringkan, ini bagian dari memanjangkan cahaya," terang Ustadz Adi Hidayat dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.

Selanjutnya pendapat kedua, melebihkan sedikit ketika mengucurkan air ke bagian tubuh, misalnya membasuh tangan sampai siku maka dilebihkan sedikit dari ujung siku.

Selain itu, ada pendapat ketiga, yang sesuai dengan makna dasarnya menyatakan cahaya dari hasil wudhu tidak melekat pada air dan semacamnya.

Melainkan dampak wudhu yang diberikan kepada umat Islam yang melakukannya secara benar.

Sebagaimana firman Allah lewat Surat Al-Ma’idah Ayat 6

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ فَٱغْسِلُوا۟ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى ٱلْمَرَافِقِ وَٱمْسَحُوا۟ بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى ٱلْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَٱطَّهَّرُوا۟ ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ ٱلْغَآئِطِ أَوْ لَٰمَسْتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا۟ مَآءً فَتَيَمَّمُوا۟ صَعِيدًا طَيِّبًا فَٱمْسَحُوا۟ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanū iżā qumtum ilaṣ-ṣalāti fagsilụ wujụhakum wa aidiyakum ilal-marāfiqi wamsaḥụ biru`ụsikum wa arjulakum ilal-ka'baīn, wa ing kuntum junuban faṭṭahharụ, wa ing kuntum marḍā au 'alā safarin au jā`a aḥadum mingkum minal-gā`iṭi au lāmastumun-nisā`a fa lam tajidụ mā`an fa tayammamụ ṣa'īdan ṭayyiban famsaḥụ biwujụhikum wa aidīkum min-h, mā yurīdullāhu liyaj'ala 'alaikum min ḥarajiw wa lākiy yurīdu liyuṭahhirakum wa liyutimma ni'matahụ 'alaikum la'allakum tasykurụn

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

"Dalam ayat tersebut dijelaskan wudhu berfungsi sebagai thahharah, yang bermakna membersihkan luar dan dalam, rumusnya di hadist Muslim, ketika seseorang berwudhu maka bersamaan dengan jatuhnya air wudhu itu maka jatuh pula kotoran dan dosanya," urai Ustadz Adi Hidayat.

Sehingga tak hanya kotoran fisik yang jatuh, dosa dan kesalahan pun ikut hilang. Maksud dari hal ini adalah ketika orang membasuh tangannya seraya meminta ampun atas kesalahan yang dilakukan tangan tersebut.

Bisa jadi sebelumnya tangan itu melakukan hal-hal yang tidak pantas, kemudian bertaubat yang mana setelah wudhu orang itu membaca doa taubat.

Doa taubat tersebut disebutkan dalam doa setelah wudhu, hal ini bermakna saat bertaubat mengetahui ada yang salah di tangannya, menyesali dan berjanji tidak mengulangi.

"Wudhu yang seperti itu, bersih luarnya, jatuh airnya, jatuh pula kotorannya, jadi tidak ada hubungannya dengan dilap atau dikeringkan," papar Ustadz Adi Hidayat.

Kemudian maksud dari memanjangkan wudhu sesuai hadist adalah tampak dari efeknya, setelah wudhu menjadi baik dari segi perilaku.

Ada pula yang mengartikan, jika batal maka berwudhu lagi begitu seterusnya, dengan tujuan menjaga kebaikan dalam dirinya.

"Sehingga tidak ada kaitan antara dikeringkan atau tidaknya, Allah memerintahkan wudhu dengan tidak menyulitkan, maka dalam situasi tertentu tidak bisa dipaksakan ketika harus langsung beraktivitas setelah wudhu," tukas Ustadz Adi Hidayat.

Baca juga: Cara Mengetahui Tingkatan Iman Diri Sendiri, Ustadz Adi Hidayat Singgung Waktu Shalat Tiba

Baca juga: Batasan Waktu Shalat Dhuha, Simak Ceramah Ustadz Adi Hidayat hingga Jelang Dzuhur

Bacaan Niat Wudhu

Bagi yang terbiasa melafadzkan niat, berikut adalah niat wudhu:

Niat wudhu dilafazkan ketika seseorang membasuh muka.

Adapun niat wudhu yakni:

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul whuduua liraf'il hadatsil asghari fardal lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil, fardhu karena Allah Ta'ala"

Doa Sesudah Wudhu

Bacaan doa sesudah wudhu, yaitu:

اَشْهَدُاَنْ لَااِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَاالتَّوَّابِيْنَ، وَجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ، وَجْعَلْنِىْ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ

"Asyhadu allaa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalahu. Wa asyhadu anna Muhammadan'abduhu wa rasuuluhu. Allahumma-j 'alnii minattawwaabiina waj 'alnii minal mutaththohiirina waj 'alnii min 'ibaadikashshaalihiin."

Artinya: "Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Yaa Allah jadikanlah aku (bagian dari) orang-orang yang ahli taubat, dan jadikanlah saya orang yang suci, dan jadikanlah aku (bagian dari) golongan hamba-hamba Mu yang shaleh."

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved