Selebrita

Penyebab Syahrini Tutup Wajah Kala Bersama Reino Barack: Berlindung

Syahrini nampak menutup sebagian wajahnya ketika sedang bersama Reino Barack. Ternyata Incess punya alasan tersendiri melakukannya. Ngaku berlindung.

Penulis: Danti Ayu Sekarini | Editor: Murhan
Instagram @princessyahrini
Syahrini dan Reino Barack liburan di Universal Studios Japan. Alasan Syahrini Tutup Wajah Kala Bersama Reino Barack, Berlindung. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Penyanyi Syahrini nampak menutup sebagian wajahnya ketika sedang bersama Reino Barack.

Perjalanan Syahrini yang kini tengah mendampingi Reino Barack berbisnis tampaknya belum juga berakhir.

Setelah sebelumnya diboyong pergi ke Matsuyama, kini Incess dan Reino Barack kembali melenggang menuju Imabari.

Tak kalah indah dengan Matsuyama, lewat akun instagram miliknya, Rabu (11/1/2023) Incess memamerkan pemandangan alam yang dialuinya saat dalam perjalan.

Seperti biasa usai menyelesaikan urusan bisnis, Syahrini dan Reino Barack menyempatkan diri untuk berwisata.

Keduanya tampak menyusuri kota Imabari yang bebatasan langsung dengan lautan.

Baca juga: Ular Siluman di Rumah Baim Wong, Panji Petualang Bawa dari Kalimantan

Baca juga: Kehidupan Asli Venna Melinda dan Ferry Irawan: Uang Nafkah, KDRT dan Tangis Verrell Bramasta

Setelah puas mengitari kota Imabari, Incess dan sang suami tampak berfoto dengan berlatarakan jembatan Kurushima Kaikyō.

Berbeda dengan sang suami yang tampil formal mengenakan setelan jas, Incess terlihat lebih casual mengenakan kaus belang - belang yang dipadukan celana jeans serta topi berukuran cukup besar.

Menariknya meski sudah menutupi wajahnya menggunakan topi berukuran besar, Incess masih saja berlindung dibalik tubuh Reino Barack.

Rupanaya matahari yang saat itu bersinar sangat terik dirasa Incess terlalu menyilaukan.

"Berlindung dari matahari dan berlindung dari suami nee," ujar Incess.

Syahrini tutup wajah kala bersama Reino Barack.
Syahrini tutup wajah kala bersama Reino Barack.
(Instagram @princessyahrini)

Mengenal Imabari

Selain memiliki pemandangan alam yang begitu indah, Imabari juga dikenal sebagai kota penghasil handuk yang dijual dengan harga fantastis.

Jika kita ke Jepang, tidak ada yang tidak tahu handuk Imabari.

Handuk ini sudah terkenal sejak tahun 1894 hingga kini. Kualitasnya sangat baik dan dibuat di Kota Imabari sehingga dinamakan handuk Imabari hingga kini.

Dulu biasa saja tetapi sejak 2007 Imabari Towel menjadi sangat terkenal karena kualitas yang baik, sehingga banyak negara luar mengimpor handuk Imabari sebagai handuk eksklusif karena harganya juga tidak murah. Ada yang satu handuk seharga 30.000 yen atau sekitar Rp 3,6 juta.

Kini sekitar 4.000 alat tenun dan 3.000 karyawan handuk ini menghasilkan nilai sekitar 50 miliar yen setahun dimana 60 persen diproduksi di Jepang. Sisanya di Tiongkok oleh perusahaan Jepang yang membuka pabrik di sana.
Sebanyak 123 perusahaan membuat handuk Imabari di Kota Imabari, perfektur Ehime, Shikoku di selatan Jepang. Populasi hanya 180.000 orang.

Sejak 2006 Kementerian Ekonomi Perdagangan dan Perindustrian (METI) membentuk Shikoku Towel Industrial Association. Kini asosiasi dipimpin Seiji Kondo yang juga CEO perusahaannya sendiri bernama Kontex Co Ltd didirikan tahun 1934.

Lalu asosiasi menentukan logo Imabari dengan tiga warna merah biru dan putih diciptakan oleh Kashiwa Sato. Desainer ini pula yang membuat berbagai karya seni dan logo untuk perusahaan terkenal Jepang seperti SMAP, KIRIN Goku-Nama, Tokyo Roppongi, Tsutaya, First Retailing, Rakuten group, Meiji-Gakuin University, USSAGE, NHK-Kyoiku "Eigo de Asobo," NTT DoCoMo "FOMA N702iD / N703iD" dan "Kid's keitai," UNIQLO NY Global Flagship Store, dan Kunitachi-Shin-Museum.

Dengan logo baru handuk Imabari tersebut, produksi penjualan dan popularitas mencuat tinggi di Jepang dan di dunia saat ini.

Kondo yang bertemu langsung dengan Tribunnews.com baru-baru ini di pabriknya, mengakui sebagian cotton (kapas) berasal dari Indonesia, misalnya dari Bandung PT Asia Cotton Industry Bandung dan PT Sinar Central Sandang.

"Sedikit saja dari Indonesia. Kebanyakan dari Jepang sendiri dari Tiongkok," papar Kondo.

Di sini semuanya diolah dijadikan berkualitas tinggi, sehingga menghasilkan handuk atau lap atau serbet yang berkualitas tinggi.

"Kualitas macam-macam kami buat, yang mahal tentu yang berkualitas tinggi dan memang layak dengan harga mahal," katanya.

Handuk yang mahal tersebut dengan karakter fisik sangat lembut, tidak merusak kulit kalau dipakai, cepat kering, tetapi sangat menyerap air yang melekat di tubuh manusia.

"Handuk yang lembut, sangat akrab lingkungan, cepat kering dan kuat serta lama dipakai," katanya.

Untuk pembuatan handuk berkualitas pun bukan asal kerja dan pengalaman saja, tetapi ada sekolah dan ada tes atau ujiannya yang dilakukan sejak tahun 2007. Jika lulus baru bisa disebut sebagai Sommelier handuk (ahli pembuat handuk).

Kini sudah mencapai ujian Somelier handuk yang ke-9 akan diadakan tanggal 11 September 2014 dengan biaya ujian 8.640 yen per oran atau 10.800 yen termasuk buku. Lama ujian 90 menit. Jika dapat angka 80 atau lebih baru dinyatakan lulus. Hanya dalam bahasa Jepang dan diadakan di tiga tempat Tokyo, Osaka dan di Kota Imabari.

Mulai Februari 2015 handuk-handuk Imabari akan mulai dijual massal di Inggris lewat Kota Birmingham.

Baca juga: Beda Sikap Ameena ke Anang dan Raul Lemos, Putri Atta Halilintar Kejer

Baca juga: Tanpa Lesti Kejora dan Billar, Ini Nasib Rating Konser HUT Indosiar

(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved