Pantas Ayu Ting Ting Sulit Nikah, Billy Syahputra Syok Dapati Fakta

وَعَلَى الۡمَوۡلُوۡدِ لَهٗ رِزۡقُهُنَّ وَكِسۡوَتُهُنَّ بِالۡمَعۡرُوۡفِ‌ؕ لَا تُكَلَّفُ نَفۡسٌ اِلَّا وُسۡعَهَا ۚ...

Artinya: "Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya."

Namun, biasanya tidak hanya suami yang bekerja mencari nafkah, melainkan seorang istri juga bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya.

Lantas apakah istri yang bekerja bisa disebut sebagai mencari nafkah?

Dilansir melalui channel YouTube Adi Hidayat Official yang dikutip Tribunkalteng.com, Selasa (23/8/2022).

Berikut ini Ustaz Adi Hidayat menjelaskan soal nafkah bagi pria dan wanita yang sudah menjadi suami istri.

Menurut pendakwah yang akrab disapa UAH, tidak semua pekerjaan yang dimiliki setiap orang sifatnya nafkah.

"Tidak semua pekerjaan itu sifatnya nafkah," ujar Ustaz Adi Hidayat.

Apalagi jika wanita yang bekerja dan memahami penghasilannya itu sebagai nafkah, maka menurut UAH hal itu akan menimbulkan persoalan dalam rumah tangga.

"Kalau keluar dari sini, dan sengaja bekerja dan dipahami sebagai nafkah, maka pasti akan muncul persoalan-persoalan dalam rumah tangga," ungkapnya.

Oleh karena itu, Ustaz Adi Hidayat menegaskan bahwa mencari nafkah itu adalah tugasnya suami bukan lah istri.

"Jadi sifatnya kalau pencarian nafkah itu tugas suami, bukan istri," jelasnya.

Menurutnya, jika suami yang mencari nafkah maka seberapa besar dan kecilnya penghasilan yang didapatkan akan cukup bagi keluarganya.

"Suami dapat berapapun, diberikan pada istri, itu Allah akan buat cukup untuk sekeluarga," katanya.

Namun sebaliknya, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa jika istri yang bekerja dan niatnya akan mencari nafkah, maka sebanyak apapun rezeki yang didapatkannya tidak akan pernah merasa cukup.