Tikus Tertua di Dunia

Penampakan Pat, Tikus Tertua di Dunia yang Tercatat Guinness World Records, Berusia 9 Tahun 209 Hari

Inilah penampakan Pat yang merupakan tikus tertua di dunia.Berusia 9 tahun 209 hari Pat hidup di pusat penangkaran

Editor: Irfani Rahman
(Emily Senninger/San Diego Zoo Wildlife Alliance via IFL SCIENCE)
Ini dia penampakan tikus tertua di Dunia bernama Pat. Saat ini berusia 9 tahun 209 hari dan hidup di penangkaran 

BANJARMASINPOST.CO.ID -Ini dia penampakan Pat yang merupakan tikus tertua di dunia. Meski begitu Pat tak hidup di alam liar namun di penangkaran.

Tikus ini tercatat sebagai tikus tertua di dunia oleh Guinness World Records. Usia Pat saat ini 9 tahun 209 hari.

Pat sendiri termasuk jenis tikus saku yakni spesis tikus terkecil di Amerika Utara yang saat ini mulai langka dan terancam punah.

Saat ini kondisi Pat sendiri terlihat masih sehat meski usianya tergolong tua bagi seekor tikus.

Sebelumnya, rekor binatang tertua lainnya juga diberikan pada Flossie, kucing tertua yang masih hidup dengan usia 26 tahun, dan Bobi yang memecahkan rekor sebagai anjing tertua yang pernah tercatat yang berusia 30 tahun 266 hari.

Dikutip dari IFL Science, Jumat (10/2/2023), tikus saku ini beratnya mungkin hanya setara dengan sekitar 7 gram.

Baca juga: Ini Dia Bobi Anjing Tertua di Dunia Menurut Guinness World Records, 1 Februari Berusia 30 Tahun

Baca juga: Ini Dia Kucing Tertua di Dunia, Bernama Flossie Dari Inggris, Berumur Setara 120 Tahun Manusia

Akan tetapi, jangan tertipu dengan ukuran tikus tertua di dunia ini. Meski bertubuh mini, hewan pengerat tersebut memiliki peran dalam ekosistem yang jauh lebih besar dari badannya.

Spesies tikus ini sangat penting untuk kehidupan tanaman, mendorong pertumbuhan dan membantu menyebarkan benih saat mereka sibuk menggali.

Pat yang dinamai berdasarkan nama aktor veteran Sir Patrick Stewart merupakan penghuni San Diego Zoo Wildlife Alliance, tempat ia dilahirkan pada tahun 2013.

Sebelumnya, tikus saku Pasifik ini dianggap sudah punah, tetapi akhirnya para ilmuwan kembali menemukannya pada tahun 1994.

Sayangnya, saat itu juga hanya tersisa tiga populasi liar di kantong Pasifik. Spesies tikus saku Pasifik ini juga berukuran sangat kecil sehingga spesies tersebut masih dianggap terancam punah.

Di San Diego Zoo Wildlife Alliance, program konservasi tikus didirikan pada 11 tahun lalu.

Peneliti pun dengan hati-hati mempelajari genetika dan perilaku tikus untuk memastikan bahwa ketika saatnya tiba, mereka dapat dilepaskan kembali ke alam liar dengan semua ketrampilan yang mereka butuhkan untuk mencari makanan dan menghindari pemangsa.

Program konservasi tikus sejauh ini berhasil karena mampu melahirkan 31 anak tikus selama musim 2022.

Baca juga: Kisah Haru Aya, Bayi yang Lahir di Reruntuhan Puing Gempa Suriah, Ibu, Ayah dan Saudara Meninggal

Baca juga: UPDATE Kasus Jari Bayi 8 Bulan Putus Terpotong Perawat di Palembang, Korban Alami Cacat Permanen

Di antara kelompok yang tinggal di penangkaran tersebut terdapat Pat yang mencapai usia yang sangat tua, membuatnya benar-benar luar biasa.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved