Selebrita

Konser Tunggal Raisa di SUGBK Malam Ini, 6 Kostum Panggung Disiapkan

Konser tunggal Raisa digelar di SUGBK malam ini, Sabtu (25/2/2023). 6 kostum panggung sudah disiapkan Raisa untuk dikenakan menghibur penonton.

|
Editor: Achmad Maudhody
Instagram @raisa6690
Konser tunggal Raisa digelar di SUGBK malam ini, Sabtu (25/2/2023). 6 kostum panggung sudah disiapkan Raisa untuk dikenakan menghibur penonton. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Banyak yang sudah tak sabar menyaksikan konser tunggal Raisa malam ini, Sabtu (25/2/2023).

Ya konser tunggal penyanyi bernama lengkap Raisa Andriana ini akan dilaksanakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) malam ini.

Raisa sudah menyiapkan 6 kostum panggung yang bakal dikenakannya saat menghibur para penonton.

Sederet persiapan termasuk persiapan secara pribadi sudah dilakukan istri Hamish Daud ini.

Beberapa waktu lalu melalui media sosial instagramnya, @raisa6690 Ia membagikan momen melakukan olahraga fisik sebagai persiapan konser tunggal itu.

Sejumlah set gerakan dilakukan Raisa agar kebugarannya fit saat menyanyikan tembang andalannya.

Dalam konser nanti, Raisa juga akan mencatatkan sejarah sebagai penyanyi perempuan pertama di Indonesia yang menggelar konser di SUGBK.

Raisa bahkan sudah tidak sabar menantikan gelaran konser tunggalnya tersebut.

"It all camedown to this moment," tulis Raisa Andriana di akun media sosialnya dikutip Sabtu pagi.

Konser Raisa untuk semua kalangan dan tidak dibatasi usia.

Penonton konser di SUGBK disiapkan di area tribun bawah, tribun atas dan festival atau area lapangan sepakbola dan track lari.

Konser tunggal Raisa ini dibuka pukul 18.30 WIB, sementara gerbang sudah dibuka mulai pukul 14.00 WIB.

"Meskipun tidak ada batas waktu open gate, penonton boleh datang sebelum pukul 14.00 WIB terutama yang membawa kendaraan pribadi untuk mencari parkiran ternyaman," tulis promotor Juni Concert.

Raisa tidak menyediakan tempat parkir khusus untuk konsernya ini.

Promotor juga tidak menyediakan tempat penitipan barang untuk barang-barang yang dilarang dibawa masuk area konser.

Pengelola SUGBK menyediakan beberapa titik loker yang bisa disewakan.

Bagi pemegang tiket, hanya bisa masuk melalui pintu Plaza Timur.

Raisa bahkan menyiapkan layar besar LED berukuran 1.000 meter persegi dengan gambar 4K.

Dimanapun penonton duduk, pandangan mata tidak akan kesulitan melihat aksi panggung Raisa.

"Kami tidak mau ada penonton yang kecewa," ucap Raisa.

"Saya bikin konser ini layaknya gelaran festival musik dan banyak aktifitas yang bisa dilakukan," lanjutnya.

Baca juga: Nagita Slavina Tampil Berhijab Lagi, Istri Raffi Ahmad Disebut Mirip Zaskia Sungkar

Baca juga: Verrel Bramasta dan Natasha Wilona Tiba-Tiba Momong Anak, Ria Ricis Ajak Moana ke Lokasi Syuting

Di konsernya itu, Raisa menyiapkan opening act.

Raisa masih merahasiakan penyanyi yang akan menjadi opening act di konsernya itu.

"Ada opening act yang jadi guest star," kata Raisa.

Raisa juga sudah melakukan banyak persiapan untuk konsernya nanti.

Sejak dua tahun lalu, Raisa mulai rutin menjalani latihan fisik, vokal dan berbagai gerakan dance yang akan ditampilkannya saat konser.

"Ukuran panggungnya bisa tiga kali lipat lebih besar dari panggung yang aku biasa pakai, jadi butuh stamina," ujar Raisa.

Raisa juga sudah menyiapkan enam kostum panggungnya.

Raisa akan berganti empat sampai enam kostum di sepanjang konser.

Kostum panggung itu dipakai Raisa sesuai tema lagu-lagu yang dinyanyikannya saat konser.

"Aku suka sama kostum-kostum panggungnya," kata Raisa.

Istri Hamish Daud ini memakai jasa dua desainer untuk merancang kostum panggungnya, yakni Wiki Wu dan Harry Halim.

"Mereka excited bikin baju-baju panggungku," ucap Raisa.

Raisa saling bertukar pikiran terkait rancangan kostum panggungnya itu.

Konser tunggal Raisa di Stadion Utama GBK direncanakan berlangsung pada 2020, namun terkendala akibat pandemi.

Baca juga: Keadaan Terkini Rumah Makan Gratis Baim Wong di Kantor Tiger Wong Entertainment, Antrean Panjang

Baca juga: Sarwendah Posting Foto Kala Hamil Besar Anak Ruben Onsu, Sinyal Adik untuk Betrand Peto?

Sejarah SUGBK Senayan

Mendengar nama Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, hal yang terlintas di benak masyarakat Indonesia tentu arena latihan olahraga bola kaki atau biasa disebut sepak bola.

Tak hanya digunakan sebagai tempat latihan sepak bola, Stadion GBK Senayan merupakan kandang andalan Tim Nasional (Timnas) Indonesia saat berlaga dengan negara-negara dunia.

Bahkan, belum lama ini, Stadion GBK Senayan terpilih menjadi stadion terfavorit di Asia Tenggara versi Federasi Sepak Bola Asia (AFC).

Dilansir dari Kompas.com, Stadion kebanggaan bangsa itu terpilih menjadi yang terfavorit berdasarkan pemungutan suara melalui laman resmi AFC.

Stadion GBK Senayan unggul telak dari empat stadion milik negara tetangga seperti Stadium Australia di Australia, Stadion Nasional Bukit Jalil di Malaysia, Stadion My Dinh di Vietnam, dan Stadion Rajamangala di Thailand.

Bahkan, stadion ini juga kerap digunakan sebagai perhelatan konser musik, acara keagamaan, hingga kegiatan politik berskala besar.
Sejarah

Sejatinya, stadion utama GBK Senayan dibangun pada 8 Februari 1960 pada masa pemerintahan Presiden pertama RI Soekarno.

Pembangunannya dilakukan menyusul terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games ke-IV, Tahun 23 Mei 1958.

Tentu saja, momen ini menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia yang notabene baru saja merasakan kemerdekaan.

Karena hal itu pula, Indonesia juga merasa cemas karena mengalami keterbatasan dana dan sumber daya manusia (SDM).

Namun, bagi Soekarno, perhelatan Asian Games ke-IV yang digelar pada Tahun 1962 menjadi kesempatan untuk menunjukkan betapa hebatnya Indonesia di mata dunia.

Pemberitaan Kompas.com pada 10 Juli 2018 menyebutkan, Indonesia diwajibkan membangun multi-sports complex yang kala itu belum terbayangkan di benak masyarakat awam.

Maka dari itu, Soekarno menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 113 tahun 1959 pada 11 Mei 1959.

Keppres ini diterbitkan untuk membentuk lembaga Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) yang bertugas menyiapkan perhelatan Asian Games Tahun 1962.

Selanjutnya, Soekarno memberi mandat kepada Menteri Muda Penerangan R Maladi pada Juli 1959.

Dalam mandatnya, Soekarno meminta agar Maladi membangun sport venues (tempat olahraga), perkampungan atlet, Hotel Indonesia, jalan baru dari Grogol ke Cawang, siaran televisi, dan sarana prasarana lainnya.

Mandat itu sempat menuai pertanyaan lantaran kepala negara memberikan tanggung jawab teramat besar kepada seorang menteri muda, padahal ada menteri senior lainnya dengan bidang terkait.

Namun, Soekarno memastikan dalam sidang kabinet, DAGI yang kala itu diurus oleh Maladi, merupakan lembaga non-pemerintah yang memang bertanggung jawab langsung kepada Asian Games Federation (AGF).

Akhirnya, pembangunan pun dilakukan pada 8 Februari 1960 yang didanai lewat pinjaman lunak senilai 12,5 juta dollar AS atau setara Rp 15,062 miliar (kurs Tahun 1960 1 dollar=Rp 1.205).

Pada waktu yang sama, Uni Soviet pun mengirimkan insinyur dan teknisinya untuk merancang stadion utama GBK.

Bahkan, Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Kruschev turut hadir dalam pemancangan tiang pertama.

Soekarno yang merupakan Insinyur Sipil Jurusan Bangunan dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (THB, kini jadi Institut Teknologi Bandung) ini punya rancangan sendiri soal wujud stadion utama yang akan dibangun.

Waktu itu, dia terinspirasi air mancur di Museo Antropologia de Mexico ketika berkunjung ke Meksiko.

Baca juga: Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Dibuat Panik, Rayyanza Muntah-Muntah Hingga Lemas

Baca juga: Heboh Amanda Manopo Kembali Perankan Andin Ikatan Cinta, Efek Adegan dengan Aldebaran KW

Dilihat dari arah tempat duduknya, nampak bentuk atap bundar dari sumber air mancur. Atap bundar itu hanya disangga tiang beton.

Maka, seluruh bagian atap stadion utama GBK dirancang sama sekali tidak memakai penyangga di tengah.

Sehingga, penyangga atap seluruhnya berada di tepi mengelilingi bangunan stadion.

Insiden kericuhan yang terjadi saat pertandingan Persija vs Persib di SUGBK, Senayan, Jakarta, Rabu (10/7/2019).

Insiden kericuhan yang terjadi saat pertandingan Persija vs Persib di SUGBK, Senayan, Jakarta, Rabu (10/7/2019).(KOMPAS.com/Nugyasa Laksamana)

Atap oval yang mengelilingi stadion tersebut bertepi serta menyatu pada sebuah gelang raksasa yang secara kokoh bakal dicengkeram dari bagian sebelah atas.

Dalam pidatonya kepada para olahragawan, Soekarno yang sedang mengikuti pemusatan latihan untuk Asian Games ke-IV meminta arsitek Uni Soviet membuat atap model temu gelang di SUGBK.

Arsitek Uni Soviet kala itu mengatakan hal itu tidak mungkin dilakukan.

"Tidak, saya katakan sekali lagi, tidak. Atap stadion kita harus temu gelang," perintah Soekarno saat itu.

Menurut Soekarno, desain atap dengan model itu bisa membuat penonton terhindar dari teriknya sinar matahari.

Dia juga ingin Indonesia punya stadion utama yang memiliki atap dengan bentuk tersebut dan memukau siapa saja yang melihatnya.

Tak disangka-sangka, musibah sempat melanda atap temu gelang kebanggaan Soekarno ini.

Pada 23 Oktober 1961 pukul 18.45, percikan api membakar beberapa bagian bangunan yang sudah setengah jadi.

Kebakaran paling banyak menghancurkan rangkaian kayu penyangga kerangka besi yang mengakibatkan atap stadion yang belum selesai itu hancur.

Meski kecil, kebakaran itu membuat geger dunia. Harian The Strait Times dari Singapura menulis headline, “Lonceng Kematian Asian Games Segera Berbunyi dari Jakarta”.

Para anggota AGF khawatir pelaksanaan bakal tertunda. Hingga akhirnya, Pemerintah membuat dua komisi independen untuk mengusut kasus kebakaran ini.

Sempat muncul dugaan upaya sabotase. Namun, hingga akhir tugasnya, kedua komisi itu tak pernah mengeluarkan pernyataan resmi.

Selama dua setengah tahun pembangunannya, 2,5 juta meter kubik tanah harus digali di lokasi yang kira-kira memerlukan 800.000 truk.

Beton yang harus dicor sebanyak 100.000 meter kubik dan memerlukan 800.000 sak semen. Jika disejajarkan, panjang sak semen itu mencapai 640 kilometer atau sepanjang Jakarta hingga Semarang.

Beton bertulang untuk stadion utama juga tak kalah fantastis. Sebanyak 21.000 ton besi beton.

Selain stadion utama, sarana olahraga yang dibangun untuk Asian Games 1962 itu ada stadion renang, stadion tenis, stadion madya untuk sepak bola, istora, dan hall basket.

Secara keseluruhan, lebih dari 12.000 lebih tenaga kerja membangun SUGBK dari pagi hingga malam.

Sebulan sebelum Asian Games ke-IV digelar, SUGBK diresmikan pada 21 Juli 1962 oleh Soekarno pukul 17.00 WIB beserta rombongan menteri dan perwakilan korps diplomatik.

Baca juga: Amanda Manopo Rupanya Lebih Pilih Main Film, Kapok Main Sinetron?

Baca juga: Sering Kunjungi Natasha Wilona Kala di Banjarmasin, Kenangan Sosok Nenek Sebelum Meninggal Dunia

(Banjarmasinpost.co.id/Wartakotalive.com)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved