Demam Berdarah di Kalsel
Kadinkes Kalsel: Kematian akibat DBD Bisa Terjadi karena Penanganan yang Terlambat
Berdasarkan data per 28 Februari 2023, pada bulan tersebut ada 111 pengidap DBD yang satu di antaranya meninggal dunia yakni di Kabupaten Banjar.
BANJARMSINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan terus mencatat laporan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di 13 kabupaten kota.
Berdasarkan data per 28 Februari 2023, pada bulan tersebut ada 111 pengidap yang satu di antaranya meninggal dunia yakni di Kabupaten Banjar.
Daerah tersebut memang menjadi penyumbang terbanyak DBD di Kalsel.
Angkanya mencapai 32 kasus.
Disusul Banjarbaru 28 kasus dan Banjarmasin 15 kasus.
Jumlah kasus Februari tersebut lebih sedikit dibanding Januari 2023.
Pada Januari mencapai 304 kasus.
Dari jumlah tersebut, tiga penderita meninggal dunia.
Kepada BPost, Rabu (8/3), Kadinkes Kalsel dr Diauddin menyatakan tren kasus DBD menurun.
Puncak terjadi pada akhir 2022.
Namun dia menyatakan kasus DBD memang fluktuatif.
Adanya beberapa daerah yang mengalami kenaikan kasus merupakan bagian dari fenomena fluktuatif.
“Karena ini adalah penyakit rutin atau yang terjadi saat musim hujan, jadi ada daerah yang mungkin lagi meningkat, tapi secara umum kasusnya menurun,” ujarnya.
Mengenai adanya penderita yang meninggal dunia, Diauddin mengatakan kondisi tersebut tak bisa menjadi acuan kasus DBD mengalami peningkatan.
Dia menjelaskan, kematian akibat DBD bisa terjadi karena penanganan yang terlambat.
Seseorang yang terkena DBD tidak langsung dibawa ke rumah sakit.
“Jadi tidak mesti kalau ada yang meninggal itu dianggap sebagai peningkatan kasus,” tutur Diauddin. (BPost Cetak)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.