Berita Tanahlaut

Masifkan Promosi dan Penjualan, Pemuda Tanahlaut Ini Seduh Gula Semut di Warung Makan 

Produsen gula semut di daerah Desa Kandanganlama Kecamatan Panyipatan punya cara sendiri mempromosikan produknya

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani
Pemuda Tanahlaut, AYIED memperlihatkan dua varian rasa gula semut bikinannya di KTH Mart di kawasan Jalan A Syairani, Pelaihari, Minggu (19/3/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Produsen gula semut di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), bermunculan sejak setahun terakhir.

Salah satu produsen gula semut di daerah ini berada di Desa Kandanganlama, Kecamatan Panyipatan.

Catatan banjarmasinpost.co.id, Minggu (19/3/3023), produksinya mulai berjalan sejak 2020 lalu.

Produsennya, Sayid Hasan, punya cara tersendiri untuk mempromosikan gula semutnya. Selain melalui sosial media maupun story social chat, ia juga hampir selalu membawanya ke mana-mana.

Terutama saat ke Kota Pelaihari, Pemuda Tanahlaut yang akrab disapa Ayied ini selalu membawa beberapa bungkus gula semut bikinannya.

Baca juga: Produksi Gula Semut, Pelaku IKM di Kabupaten Tanahlaut Ini Gandeng Dua Perajin Aren

Dirinya pun selalu singgah di warung untuk mempromosikan gula semutnya. 

Namun Ayied tidak menawarkan secara langsung kepada pemilik warung atau pengunjung.

"Saya memesan kopi atau teh tanpa gula. Lalu, saya menyeduh atau menuangkan gula semut bikinan saya," papar Ayied.

Umum pengunjung atau pemilik warung, lanjutnya, memperhatikan lalu menanyakan gula apa yang dituangkan.

"Begitulah cara saya mempromosikannya, bikin orang penasaran. Jadi, orang yang mendekat lalu bertanya," papar Ayied.

Cara tersebut menurutnya lebih efektif dibanding menawarkan secara langsung. Jika menawarkan secara langsung, justru umumnya orang yang ditawari cenderung kurang tertarik.

Ayied mengemas gula semutnya dalam dua varian yakni volume 200 gram rasa kayu manis atau original. Harganya Rp 17 ribu.

Lalu, kemasan/varian rasa jahe kemasan 75 gram seharga Rp 10 ribu.

Produknya tersebut dapat dijumpai di gerai Dekranasda Tala di kawasan Jalan A Yani atau seberang Polres Tala dan di KTH Mart di lingkungan kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tala di Jalan A Syairani, Pelaihari.

"Selain itu juga ada di warung-warung tradisional," sebut Ayied.

Dirinya mengaku berkeinginan gula semutnya hadir di retail modern. Namun belum terwujud karena terkendala modal.

"Kalau di retail modern itu kan polanya dititip. Artinya, kita harus punya modal untuk memproduksi lagi," tandasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan gula semut bikinannya murni tanpa campuran apa pun. Karena itu produknya ia namai Gula Semut Aren Murni Kandanganlama Manis.

Bahan baku diperoleh dari perajin gula aren/gula merah di kampungnya.

Sementara saat ini dirinya bekerjasama dengan dua perajin gula merah di Kandanganlama dan berjalan cukup lancar.

Gula semut tersebut ia produksi secara berkelanjutan. Dalam sepekan. rata-rata dirinya menyerap sepuluh kilogram gula merah.

Selanjutnya diolah menjadi gula semut (serbuk lembut). "Susutnya sekitar satu kilo. Bahan baku 10 kilo, jadi gula semutnya sekitar sembilan kilo," paparnya.

Mengenai masa berlaku, Ayied mengatakan mampu bertahan hingga tiga bulan dengan kualitas stabil atau tak terjadi perubahan apa pun.

Baca juga: Warga Kabupaten Balangan Maskur Ubah Nira Jadi Gula Semut yang Lebih Bernilai Jual Tinggi

Ia mengatakan mulai memproduksi gula semut sejak awal 2020 lalu. Namun mulai berani memasarkannya pada akhir tahun.

Dirinya juga bergabung dalam kelompok usaha Tanahlaut Manis. Di dalamnya ada beberapa IKM/UMKM yang memproduksi beraneka jenis produk. Selain gula semut, juga ada beragam produk lain seperti pembuatan kue kacang. (Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved