Hari Raya Idul Fitri 2023

Hukum dan Keutamaan Sholat Idul Fitri, Ustadz Khalid Basalamah Jabarkan Perbedaan Pendapat Ulama

Ustadz Khalid Basalamah terangkan mengenai hukun dan keutamaan Sholat Idul Fitri, simak penjelasan pendakwah ini dalam satu ceramahnya

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
kanal youtube Kajian Ar-Rahman
Ustadz Khalid Basalamah terangkan mengenai hukum Sholat Idul Fitri menurut pandangan kalangan ulama 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan hukum dan keutamaan Sholat Idul Fitri 1444 Hijriyah.

Dijabarkan Ustadz Khalid Basalamah, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum sholat ied Idul Fitri.

Ustadz Khalid Basalamah menyampaikan ada yang menyebut hukumnya sunnah muakkad dan ada yang berpendapat hukumnya wajib.

Tak terasa kini memasuki pertengahan bulan Ramadhan 2023, kurang lebih dua pekan lagi menuju Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah.

Di hari Raya Idul Fitri terdapat amalan sunnah yang sebaiknya dilaksanakan oleh umat Islam.

Baca juga: Bacaan Doa di Malam Lailatul Qadar, Ceramah Ustadz Khalid Basalamah Imbau Tingkatkan Amal Shaleh

Baca juga: Macam Golongan Penerima Zakat Fitrah, Ceramah Ustadz Adi Hidayat Terangkan Dalilnya

Menyambut hari nan fitri, seluruh umat muslim dianjurkan menggelar shalat ied atau shalat Idul Fitri.

Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan hukum sholat ied atau sholat Idul Fitri terdapat khilaf di antara ulama.

"Ada yang mengatakan sunnah muakkad dan ada yang menyatakan wajib, yang mengatakan sunnah muakkad, mereka memasukkannya ke hukum tersebut karena dalam penyebutannya sholat ini tidak ada ancaman bagi yang meninggalkannya," jelas Ustadz Khalid Basalamah dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Kajian Ar-Rahman.

Dijabarkan Ustadz Khalid Basalamah, cara membedakan sesuatu haram dan makruh, atau wajib dan sunnah tampak dari adanya ancaman yang bertujuan membuat umat muslim patuh.

Misalnya, Nabi Muhammad SAW bersabda, perbedaan dasar antara umat Islam dan orang kafir adalah sholat lima waktu, bagi yang meninggalkannya maka telah kafir, hal ini bermakna ancaman bagi yang tak sholat fardhu akan kafir, dalam hal ini hukumnya wajib dan haram meninggalkan sholat fardhu.

"Sementara kalau ada motivasi dalam sebuah ibadah tapi tidak ada ancaman, misal fadhilah siapa yang menjaga 12 rakaat sehari semalam, maka Allah akan bangunkan baginya istana di surga, motivasi namun tidak ada ancaman maka hukumnya sunnah," terang Ustadz Khalid Basalamah.

Khusus sholat ied, pendapat pertama mengatakan hukumnya sunnah muakkad karena tidak ada ancaman bagi yang tidak mengerjakan, hanya ada motivasi.

Sebagaimana hadits shahih berikut:

أَمَرَنَا – تَعْنِى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- – أَنْ نُخْرِجَ فِى الْعِيدَيْنِ الْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ وَأَمَرَ الْحُيَّضَ أَنْ يَعْتَزِلْنَ مُصَلَّى الْمُسْلِمِينَ.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami pada saat shalat ‘ied (Idul Fithri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beanjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haidh. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haidh untuk menjauhi tempat shalat.” HR. Muslim  no. 890.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved