Ramadhan 2023

Perbanyak Ibadah 10 Hari Terakhir Ramadhan, Ceramah Ustadz Abdul Somad Mengenai I'tikaf

Ustadz Abdul Somad dalam satu ceramahnya terangkan mengenai itikaf. kaum muslimin di 10 hari terakhir Ramadhan dianjurkan untuk meningkatkan ibadah

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
www.arrahmah.com
Ilustrasi itikaf. Ustadz Abdul Somad dalam satu ceramahnya menjelaskan mengenai itikaf 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Saat ini kita telah berada di 23 Ramadhan 1444 H Jumat 14 April 2023. Di 10 hari terakhir Ramadhan ini kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah. Ini karena di 10 hari terakhir ini ada malam istimewa yakni Lailatul Qadar.

Untuk meraih malam Lailatul Qadar ini salah satunya kita memperbanyak ibadah dengan melakukan Itikaf di masjid.

Adapun amalan yang bisa dilakukan dari sholat Qiyamul Lail,perbanyak dzikir hinggamembaca Alquran

Pendakwah Ustadz Abdul Somad dalam satu ceramahnya menjelaskan mengenai cara itikaf yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di bulan Ramadhan.

Adapun waktu pelaksanaan itikaf Rasulullah SAW, disebutkan Ustadz Abdul Somad berlangsung selama 240 jam atau 10 hari.

Baca juga: Bacaan Sholawat Al In’am, Ustadz Abdul Somad Jabarkan Allah Hapus Dosa bagi yang Bersholawat

Baca juga: Bacaan Niat Mandi Hari Raya 2023, Ustadz Adi Hidayat Ingatkan Tak Lupa Sunnah Idul Fitri

Kendati begitu cara beri'tikaf di mesjid, Ustadz Abdul Somad mengatakan terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama.

Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang mana di dalam umat muslim diperintahkan memperbanyak amal ibadah.

Selain puasa, ibadah lainnya yakni shalat sunnah siang dan malam, tadarus Alquran, dzikir, hingga sedekah hendaknya dimaksimalkan di sisa waktu Ramadhan.

Tak hanya itu, anjuran bagi umat Islam menunaikan i'tikaf di mesjid ketika memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Ustadz Abdul Somad menjelaskan berdasarkan tuntunan Nabi Muhammad SAW, riwayat pertama menyebutkan i'tikaf yang dilakukan Nabi SAW dimulai pada hari ke-20 Ramadhan di sore hari dan keluar atau selesai pada hari ke-30 Ramadhan di sore hari pula.

Sedangkan riwayat kedua menyatakan, i'tikaf yang dilakukan Nabi SAW dimulai pada hari ke-20 Ramadhan di sore hari dan keluar atau selesai pada pagi Hari Raya Idul Fitri.

"Itu i'tikaf yang paling bagus 24 jam dikalikan 10 hari 240 jam, namun bagi yang beri'tikaf pada malam hari saja dan paginya pulang juga bagus dilakukan daripada yang tidak i'tikaf sama sekali," ujar Ustadz Abdul Somad.

Hal tersebut yang mendasari pandangan ulama yang menyebutkan i'tikaf di mesjid harus 24 jam.

"I'tikaf katanya harus sehari semalam? Itu adalah Mazhab Maliki, masuk siang keluar malam, menyatukan siang dan malam selama 24 jam," jelas Ustadz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube FANS USTADZ.

Sementara Mazhab Syafi'i menyatakan amalan sudah dianggap ketika i'tikaf durasinya lebih lama sedikit dari ruku' tumaninah.

Baca juga: Keutamaan Sholat Sholat Qabliyah dan Badiyah Isya, Ini Kata Buya Yahya Soal Sholat Sunnah Rawatib

Baca juga: Meraih Lailatul Qadar di 10 Hari Terakhir Ramadhan, Ustadz Khalid Basalamah: Perbanyak Sholat Malam

Kendati demikian, i'tikaf yang dilakukan semakin lama maka akan lebih baik atau semakin afdhol bagi kaum muslimin.

Bagi kaum hawa yang ingin i'tikaf turut dianjurkan di 10 hari akhir Ramadhan, namun ada ketentuan yang mengikat di antaranya harus berdampingan dengan mahrom dalam hal ini suami, atau perempuan tersebut berstatus janda karena suami meninggal.

Sebagaimana hadits shahih berikut:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ اْلعَشَرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. [رواه مسلم]

Artinya: “Bahwa Nabi saw melakukan i’tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelah beliau wafat.” (HR. Muslim)

Sebelum beri'tikaf di mesjid, ada adab atau aturan yang harus dilakukan, yakni masuk dengan mendahulukan kaki kanan.

Selanjutnya membaca doa masuk mesjid, yang berbunyi:

اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِيْ اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Allahummaf tahlii abwaaba rohmatik

Artinya: "Ya Allah, bukalah untukku pintu-pintu rahmat-Mu"

Berikutnya shalat sunnah dua rakaat Tahiyatul Mesjid, lalu duduk.

Niat I'tikaf di Mesjid

Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat i'tikaf selengkapnya:

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ مَا دُمْتُ فِيهِ

Nawaitu an a‘takifa fī hādzal masjidi mā dumtu fīh.

Artinya, “Saya berniat itikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya.” Lafal niat ini dikutip dari Kitab Tuhfatul Muhtaj dan Nihayatul Muhtaj.

Lafal itikaf lain yang dapat digunakan adalah lafal berikut ini. Lafal niat itikaf ini dikutip dari Kitab Al-Majmu’ karya Imam An-Nawawi:

نَوَيْتُ الاِعْتِكَافَ فِي هذَا المَسْجِدِ لِلّهِ تَعَالى

Nawaitul i’tikāfa fī hādzal masjidi lillāhi ta‘ālā.

Artinya, “Saya berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah SWT.”

Tonton Videonya


( Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved