Idul Fitri 2023

Bacaan Takbiran Hari Raya Idul Fitri 2023 Lengkap Artinya, Ustadz Abdul Somad Ungkap Ketentuannya

Bacaan Takbiran beserta artinya yang biasa dibaca pada Hari Raya, termasuk Idul Fitri 2023. Sinak penjelasan Ustadz Abdul Somad soal aturannya.

Penulis: Mariana | Editor: Murhan
banjarmasinpost.co.id/helriansyah
Semarak pawai malam Takbiran di Kotabaru, Kamis (14/6/2018) malam. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Berikut ini Bacaan Takbiran beserta artinya yang biasa dibaca pada Hari Raya, termasuk Idul Fitri 2023.

Sebelum membacanya, simak dulu penjelasan Ustadz Abdul Somad terkait hukum takbiran sebelum Hari Raya Idu Fitri.

Menurut UAS, dalam melakukan takbir hari kemenangan hendaknya sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.

UAS menuturkan, cara pertama sebelum melakukan takbiran Hari Raya Idul Fitri adalah menyempurnakan dan menetapkan puasa sebanyak 29 atau 30 hari.

Kini umat Islam mendekati pertengahan bulan Ramadhan 2023, kurang lebih dua pekan lagi menuju Hari Raya Idul Fitri 1444 H.

Di hari Raya Idul Fitri terdapat amalan-amalan sunnah yang sebaiknya dilaksanakan oleh umat Islam, di antaranya melakukan takbiran.

Baca juga: Adab Ziarah Kubur Sesuai Sunnah Nabi Menurut Khalid Basalamah, Ingatkan Bacaan Salam pada Mayit

Ustadz Abdul Somad menjelaskan ketentuan takbiran menyambut Hari Raya Idul Fitri telah dijelaskan dalam Alquran yakni di Surah Al-Baqarah Ayat 185

Surat Al-Baqarah Ayat 185

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān, fa man syahida mingkumusy-syahra falyaṣum-h, wa mang kāna marīḍan au 'alā safarin fa 'iddatum min ayyāmin ukhar, yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-'usra wa litukmilul-'iddata wa litukabbirullāha 'alā mā hadākum wa la'allakum tasykurụn

Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

"Tetapkan dulu 29 atau 30 hari, lalu bertakbir mengagungkan Allah, dengan itu diharapkan menjadi hamba Allah yang bersyukur," jelas Ustadz Abdul Somad dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Ustadz Abdul Somad Official.

Waktu dimulainya takbiran terbagi pada dua pendapat ulama, pendapat yang pertama menyatakan dimulai dari malam Idul Fitri, tepatnya setelah waktu maghrib sampai khatib naik mimbar untuk sholat ied.

Sementara pendapat ulama yang kedua mengatakan takbiran dilakukan pada pagi hari ketika ingin berangkat sholat Idul Fitri hingga khatib naik mimbar, setelah itu tidak ada lagi takbir.

"Yang takbir hari pertama, kedua, dan ketiga itu di Hari Raya Idul Adha di hari Tasyrik 11, 12, 13 Zulhijjah," ucap Ustadz Abdul Somad.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved