Religi
Mana Didahulukan Puasa Syawal Atau Bayar Utang Shaum Ramadhan?, Buya Yahya Beri Penjelasan
Buya Yahya menjelaskan mengenai utang puasa Ramadhan serta Puasa Syawal. Simak penjelasannya dibawah ini.
Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
BANJARMASINPOST.CO.ID - Buya Yahya dalam satu ceramahnya mengenai Puasa Syawal. Termasuk mengenai utang puasa Ramadhan.
Buya Yahya menerangkan agar mendahulukan utang puasa Ramadhan dahulu.
Penceramah Buya Yahya menjelaskan hukum Puasa Syawal namun belum membayar utang puasa di bulan Ramadhan.
Berdasarkan tingkatannya, dipaparkan Buya Yahya sebaiknya mendahulukan mengganti utang puasa daripada Puasa Syawal.
Baca juga: Jangan Lupakan Puasa Syawal, Ceramah Ustadz Abdul Somad Jabarkan Mengenai Keutamaan Puasa Sunnah Ini
Baca juga: Cara Mudah Mengobati Penyakit Hati, Ustadz Khalid Basalamah Lakukan Ibadah Hati
Ini sebab, Buya Yahya mengatakan Puasa Syawal hukumnya sunnah sementara utang puasa Ramadhan wajib dibayar.
Kini berada di bulan Syawal 1444 Hijriyah, setelah sebelumnya melaksanakan puasa wajib di bulan suci Ramadhan 2023.
Di bulan Syawal ini, terdapat amalan-amalan sunnah yang dianjurkan di antaranya Puasa Syawal.
Puasa Syawal merupakan puasa sunnah yang dapat dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal setelah Hari Raya Idul Fitri.
Buya Yahya menjelaskan bagi kaum muslimin di antaranya kaum hawa yang memiliki utang puasa karena haid, hamil, atau melahirkan sebaiknya melunasi utang puasa yang dimiliki terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa sunnah, termasuk Puasa Syawal.
"Jadi dahulukan bayar utang puasa, meski begitu Allah kan Maha Kasih, Anda bayar utang di bulan Syawal dapat pahala Syawal, niatnya hanya qadha saja," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Jangan terbalik melakukannya, justru melakukan puasa Syawal, utang puasa tidak dibayar. Sah puasa sunnahnya namun utang puasa yang wajib belum dibayar.
Namun jika mengganti utang puasa, pahala puasa sunnah Syawalnya juga didapatkan. Perlu diperhatikan niat puasa wajib dan sunnah tidak dapat digabung.
"Pendapat Mazhab Syafi'i niat puasa qadha digabung dengan puasa Syawal tidak sah jika didobel atau digabung, misalnya berniat qadha dan puasa Syawal, tidak usah seperti itu, cukup niat qadha saja," papar Buya Yahya.
Selain itu, perihal niat qadha maupun puasa lainnya tidak perlu dilafalkan dalam Bahasa Arab yang sekiranya menyulitkan dan membuat enggan membayar utang puasa.
Buya Yahya mengimbau cukup mengucap dalam hati dalam Bahasa Indonesia dengan niat membayar utang sudah cukup karena Allah Maha Tahu.
Sementara itu, anjuran Puasa Syawal dijelaskan dalam hadits sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164).
Tonton Videonya
Niat Qadha Puasa Ramadhan
Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat qadha puasa:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.
Niat Puasa Syawal
Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat puasa Syawal:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Syawal pada siang hari.
Berikut ini lafalnya :
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT.”
Tata Cara Melakukan Puasa Syawal
Tata cara puasa Syawal sama dengan tata cara puasa lainnya secara umum, di antaranya:
1. Niat
Jangan lupa berpuasa Syawal didasari dengan niat telebih dahulu.
2. Makan sahur
Disunnahkan makan sahur sebelum terbit fajar. Namun, tidak makan sahur pun (misalnya terlambat bangun) tidak apa-apa jika kuat, dalam artian puasa tetap sah.
3. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa
Saat berpuasa, hendaknya senantiasa untuk menahan diri dari makan, minum serta hal lain yang dapat membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari, atau waktu Maghrib.
4. Berbuka puasa
Disunnahkan menyegerakan berbuka puasa ketika matahari terbenam, yakni bersamaan dengan masuknya waktu Maghrib. (Banjarmasinpost.co.id/Mariana)
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post
Kumpulan Bacaan Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh, Ustadz Adi Hidayat Urai Versi Riwayat Shahih |
![]() |
---|
Bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Maulid Nabi 2025, Buya Yahya Jelaskan Ketentuan Syariat |
![]() |
---|
Tata Cara Sholat Gerhana Bulan di Rumah Dijelaskan Buya Yahya, Jadwal Blood Moon 7 September |
![]() |
---|
Doa Buka Puasa Senin Kamis 2 Versi, Ustadz Adi Hidayat Urai Sesuai Tuntunan Nabi SAW |
![]() |
---|
Lafadz Niat Puasa Senin Kamis, Buya Yahya Urai Cara Berniat Digabung Shaum Wajib |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.