Ekonomi dan Bisnis
Berharap Banjir Tertangani, Petani Jejangkit Muara Kabupaten Barito Kuala Jalani Usaha Jual Galam
Petani di Jejangkit Kabupaten Barito Kuala (Batola), Santos, tak bisa bertani karena sawah terendam banjir sehingga beralih jualan kayu galam.
Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Seorang petani, yakni Santos, menambatkan perahunya di tepi akses Jalan Ray 7, Sabtu (29/4/2023).
Lokasinya itu di antara jalan penghubung antarkecamatan Mandastana dan Jejangkit, petani Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan
Lelaki itu menunggu temannya keluar dari hutan kayu galam yang menggunakan perahu untuk mengangkut kauy-kayu galam sebanyak 60 batang.
Santos tiba lebih awal, sehingga tumpukan galam dalam perahunya sudah dibongkar di tepi jalan aspal.
Kayu galam ukuran panjang 2,5 meter itu dijualnya sebatang Rp 3.500.
Baca juga: Uji Coba Padi Apung di Bahandang Kabupaten Barito Kuala, Petani Sebut Biayanya Mahal
Baca juga: Total Penumpang Kapal dari Pelabuhan Trisakti Banjarmasin pada Arus Mudik dan Balik Lebaran 2023
Baca juga: Pelita Air Service Buka Lowongan Kerja, Ini Posisi Dicari serta Kualifikasinya
Puluhan kayu galam itu akan diangkut pengempul yang akan datang memborong.
Santos mengaku mencari kayu galam itu bermodalkan perahu dan gergaji tangan.
Hasil dari menjual kayu galam itu untuk mencukupi keperluan sehari-hari.
Itu karena lahan pertanian miliknya di Desa Jejangkit Muara masih terendam air setinggi pahanya.
Dia mengaku akan menggarap lahan pertanian apabila banjir surut.
Baca juga: Haji 2023, Calon Jemaah dari Kota Banjarbaru Dapat Vaksin Influenza Secara Gratis
Baca juga: Kunjungi PTAM Intan Banjar, DPRD Banjarbaru Minta Peningkatan Pelayanan Air Bersih ke Masyarakat
Baca juga: Pengunjung Wisata Situs Candi Agung Amuntai HSU, Alami Lonjakan di Libur Idul Ftiri 2023
"Saya berharap pemerintah membuka saluran air menuju arah Sungai Gampa supaya bisa banjir di lahan pertanian cepat surut," katanya.
Sementara itu, Norhayati, warga Desa Jejangkit Muara, mengaku sempat membuat anakan padi di dekat jalan raya.
Itu untuk persiapan menanam padi lokal dan padi unggul, apabila banjir berangsur surut.
Menurut perempuan itu, jika anak padi belum dipersiapkan, kemungkinan akan gagal tanam.
Sedangkan untuk mencukupi keperluan sehari-hari selama sawah tak bisa ditanami, dirinya dan yang lain menjadi buruh tani di wilayah Kecamatan Mandastana.
Baca juga: Kartu Prakerja 2023 Gelombang 51 Resmi Ditutup, Ini Cara Cari Pelatihan Sesuai Tingkat Pendidikan
Baca juga: Pemkab Kotabaru Bangkitkan Wisata dan Ekonomi Kreatif Melalui Pemilihan Putra-Putri Parekraf
Baca juga: Rekap Harga Emas Perhiasaan 99 Sepekan Terakhir di Banjarmasin, Naik Turun Sampai Usai Lebaran
"Di wilayah Mandastana itu saluran airnya ditata, sehingga mampu tanam padi unggul dua kali," katanya.
Tahun ini, apabila banjir tidak surut di lahan pertanian, maka tiga tahun telah gagal menanam.
"Anehnya, ada apa di Kecamatan Jejangkit. Dulunya tanam padi setahun sekali saja, kini justru tidak bisa tanam," ungkapnya dengan nada heran.
(Banjarmasinpost.co.id/Mukhtar Wahid)
Banjir di Kalsel
banjir di Batola
Desa Jejangkit Muara
Kabupaten Barito Kuala
Berita Banjarmasinpost Hari Ini
Kecamatan Jejangkit
Kabupaten Batola
| Selesaikan Masalah Condotel, Grand Tand Hotel Lakukan Pemecahan Sertifikat, Investor Diminta Sabar |
|
|---|
| Belum Ada Koperasi Merah Putih di Kalsel Terima Kredit Perbankan, KMP Tetap Wajib Penuhi Kelayakan |
|
|---|
| Usaha KMP di Kalsel Mulai Berdetak, Koperasi Kintapura Tanahlaut Jual Lele 250 Kg |
|
|---|
| Penerbangan Perdana Air Asia Banjarmasin-Kuala Lumpur Resmi Dibuka, Bawa 180 Penumpang |
|
|---|
| New Rocky dan New Sigra Mengaspal di Kalsel, Tampilan Lebih Sporty |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.