Berita Kotabaru

Korban Tenggelam di Desa Pramasan Kotabaru Ditemukan Setelah Tiga Hari Pencarian

Abdul Hair alias Kiprak (44) yang tenggelam pada Kamis (27/4/2023) di Sungai Hariti Desa Pramasan Kecamatan Hampang Kotabaru ditemukan

Penulis: Frans Rumbon | Editor: Eka Dinayanti
Basarnas Banjarmasin
Tim SAR Gabungan sedang mengevakuasi jenazah korban tenggelam di Desa Pramasan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Upaya pencarian dari tim gabungan Kantor Pencarian dan pertolongan (Basarnas) Banjarmasin terhadap Abdul Hair alias Kiprak (44) yang tenggelam pada Kamis (27/4/2023) di Sungai Hariti Desa Pramasan Kecamatan Hampang Kotabaru membuahkan hasil.

Kiprak ditemukan tepat pada hari ketiga proses pencarian atau tepatnya pada Rabu (3/5/2023) sekitar pukul 16.19 Wita.

Tim SAR Gabungan pada hari ketiga ini membagi dua tim, yakni melakukan penyisiran dengan menggunakan perahu karet ke arah hilir sungai dengan jarak kurang lebih 5 KM, sedangkan satu tim lainnya melakukan penyisiran dengan berjalan kaki menyusuri pinggiran sungai dengan jarak sekitar 2 KM.

"Akhirnya setelah melakukan pencarian selama tiga hari, korban dapat ditemukan Tim SAR Gabungan pada pukul 16.19 Wita dengan jarak kurang lebih 5 KM dari lokasi kejadian pada 02°43'38"S - 115°54'48"E," ujar Koordinator Pos SAR Kotabaru sekaligus Koordinator Lapangan, Adi Maulana.

Sementara itu Kepala Basarnas Banjarmasin, Al Amrad menerangkan dengan ditemukannya korban maka operasi atau proses pencarian pun ditutup.

Baca juga: Berniat Mandi, Seorang Nenek di Desa Tabudarat Hilir HST Ditemukan Meninggal Dunia Diduga Tenggelam

"Terima kasih banyak kepada seluruh unsur SAR yang terlibat. Operasi ini bisa berjalan dengan lancar karena adanya sinergitas dari seluruh unsur SAR yang terlibat," jelasnya.

Kronologi tenggelamnya Kiprak diduga karena hanyut di Sungai Hariti Desa Pramasan Kecamatan Hampang pada Kamis (27/4/2023) sekitar pukul 21.00 Wita.

Pada saat kejadian, kondisi sungai di Hariti memang dalam keadaan banjir dan saksi atas nama Mumun mengatakan bahwa korban baru saja berkunjung ke pondoknya.

Kemudian saat korban mau kembali ke rumahnya dan menyeberangi sungai, Mumun mengaku sempat mendengar teriakan minta tolong.

"Saya mendengar sebanyak tiga kali teriakan minta tolong. Dan kondisi air di Muara Sungai Hariti dalam keadaan banjir. Dan saat dilakukan pengecekan ke sungai, saya tidak melihat keberadaan korban lagi," pungkasnya.

(Banjarmasinpost.co.id/Frans Rumbon)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved